Season satu serial anime 86 (dibaca: -eighty six-) baru saja rampung pada 19 Maret 2022 lalu. Anime ini tayang perdana pada 10 April 2021 lalu. Season pertama anime ini dibagi dalam dua cour alias dua part. Cour pertama tayang pada 11 April 2021 hingga 20 Juni 2021, sebanyak 11 episode. Cour kedua sebanyak 12 episode, mulai tayang sejak 3 Oktober 2021. Pada cour kedua ini beberapa kali episodenya mengalami penundaan karena masalah internal, sehingga dua episode terakhirnya baru bisa ditayangkan pada bulan Maret 2022.
Anime ini merupakan adaptasi Light Novel karya Asato Asato, beliau pertama kali menerbitkan Light Novel ini pada 10 Februari 2017 di penerbit ASCII Media Works. Sejauh ini sudah ada 11 volume yang terbit. Pada 2018 lalu, -Eighty Six- mendapatkan adaptasi manga di penerbit Square Enix.
Muse Communication memegang lisensi anime ini untuk wilayah Asia Tenggara. Di Indonesia, Titipers bisa menyaksikannya di platform Bstation ataupun iQIYI.
Sinopsis resmi dari Muse Indonesia.
TEMA MECHA, ISU RASIALISME
Anime ini bergenre sci-fi, war, dan drama. Dengan memasukkan unsur mecha sebagai senjata perang, serta rasisme sebagai bumbu cerita. Isu rasisme menjadi topik hangat pada cour pertama anime ini. Di Republik San Magnolia, ras Alba menjadi ras utama di negeri itu, ciri utama nya adalah rambut berwarna putih. Mereka menganggap ras lain bukan manusia, Eighty Six adalah sebutan orang-orang di luar ras Alba. Bahkan mereka menganggap Eighty Six itu adalah keturunan babi, sehingga menormalkan tindakan mereka mengirim Eighty Six ke medan perang dan membiarkan mereka mati.
Mayor Vladilena Milize adalah bangsawan Alba idealis, memiliki simpati terhadap kaum Eighty Six. Dia selalu menentang pendapat orang-orang mengenai Eighty Six, walaupun dia harus mendapatkan olok-olok. Dia juga selalu memberikan laporan jumlah korban jiwa kepada atasannya, namun atasannya tidak pernah mau mempublikasikan hal tersebut. Salah satu rasa simpatinya adalah dengan mencoba mengakrabkan diri dengan pasukannya, Squadron SpearHead, walaupun melalui perantara alat komunikasi.
Di luar tembok, kaum Eighty Six harus berjuang dengan gigih melawan pasukan Legion. Mereka harus merasakan penderitaan, karena menyaksikan teman-temannya mati satu per satu. Mereka juga memiliki rasa kesal terhadap atasan mereka dari ras Alba yang memerintah dari jauh. Bahkan ketika Vladilena coba untuk mengakrabkan diri pun tak luput dari amarah mereka. Vladilena lebih sering mengobrol dengan kapten mereka, Shin Nouzen, yang lebih bisa menerima dia apa adanya, hingga tumbuh perasaan di antara mereka.
ALUR CERITA DRAMATIS, MENGADUK EMOSI
Alur cerita pada anime 86 -Eighty Six- ini sungguh mengaduk emosi. Kita menyaksikan anak-anak di bawah 17 tahun harus dikirim ke medan perang yang ganas. Ini seperti hukuman mati bagi kaum Eighty Six. Di sisi lain, perlahan-lahan hubungan Vladilena dengan anggota Skuadron SpearHead mulai hangat, mereka sudah mulai bisa menerima Vladilena sebagai komandan mereka.
Bagi Vladilena, mengobrol dengan pasukannya, merupakan pelarian dia dari kondisi lingkungan sekitarnya yang rasis. Dia sudah membuat ikatan emosional dengan pasukannya, sembari berharap untuk bisa bertemu mereka secara langsung.
Tak cuma menampilkan kondisi psikologis, 86 -Eighty Six- juga menampilkan kondisi peperangan yang menegangkan. Kita bisa melihat aksi pertarungan sengit Skuadron SpearHead melawan pasukan robot Legion.
UTOPIA PALSU DAN HARAPAN
Republik San Magnolia awalnya digambarkan sebagai negara utopis, hal ini bisa dilihat dari vibe episode pertama yang menampilkan kondisi ibukota San Magnolia dengan terang. Kemudian, di cour kedua, tepatnya episode 12, diperlihatkan scene yang mirip, tapi dengan nuansa yang lebih gelap. Hal ini menyiratkan bahwa utopia di San Magnolia hanyalah kebohongan belaka, dan tinggal menunggu waktu sebelum kehancuran menghampiri mereka.
Cour 1
Pada cour kedua, world building anime ini diperluas. Di sisi seberang Republik San Magnolia, ada negara Republik Federasi Giad yang merupakan penerus dari Kekaisaran Giadian. Negara itu bersedia menampung Shin dkk yang “dibuang” oleh San Magnolia. Mereka juga berperang menghadapi pasukan robot Legion dan meminta bantuan negara lain untuk beraliansi. Sehingga premise pada cerita di 86 -Eighty Six- bukan lagi perang antar negara, melainkan manusia vs robot.
VISUAL MEMUKAU, LAGU YANG BAGUS
A-1 Pictures berhasil menggarap anime ini dengan apik. Mereka berhasil menyajikan visual memukau dan memanjakan mata, ditambah sound efect yang selaras dengan tiap adegannya. Beberapa adegan ditampilkan dengan penuh harapan, lalu di sisi lain penuh dengan keputusasaan. Color grading memengaruhi penyampaian makna di setiap adegannya, seperti yang diuraikan dalam paragraf sebelumnya.
Lagu pembuka dan penutup pada dua cour juga menjadi nilai plus anime ini. Pada cour pertama, bahkan memiliki lagu penutup yang beda-beda di tiap episodenya.
-Eighty Six- cocok untuk kalian penyuka unsur mecha, drama, dengan psikologis kental.
———————————————
Ikuti terus berita terbaru dari kanal-kanal Titip Jepang! Yuk, baca artikel lainnya di sini^^
Sumber: bstation
Jangan lupa Ikuti juga media sosial Titip Jepang:
Instagram: @titipjepang
Twitter: @titipjepang
Facebook: Titip Jepang