SPYxFAMILY: Editor Shihei Lin Ungkap Sejarah Lahirnya Manga Populer Bertema Mata-Mata x Keluarga!
Dalam sebuah wawancara yang dilakukan pihak MANGA Plus kepada editor SPYxFAMILY, Shihei Lin, terungkap bagaimana manga tersebut bisa terlahir.
Menurut Pemaparan Lin, dirinya sudah mengenal Tatsuya Endo, mangaka SPYxFAMILY selama lebih dari 10 tahun. Dia menjadi editor untuk karya Endo terdahulu berjudul, TISTA, yang terbit di majalah Jump Square.
Sebelum membuat karya SPYxFAMILY , Tatsuya Endo bersama Lin sudah menerbitkan serialisasi manga berjudul TISTA (2007-2008) dan Gekka Bijin (2010-2012), serta tiga judul one-shots di Jump Square. Tiga one-shots yang dibuat memiliki judul “Rengoku no Ashe” (2014), “Ishi ni Usubenu, Tetsu ni Hoshi” (2017), dan “I SPY” (2018).
LAHIRNYA SPYxFAMILY
Saat Lin dipindahkan ke departement editorial Jump Plus, dia kembali mengajak Endo untuk membuat serialisasi baru. Serialisasi tersebut direncanakan mengambil cerita gabungan dari tiga one-shot yang pernah dipublikasikan oleh Endo sebelumnya. Saat dalam proses pembuatan manga yang baru itu, Lin menginginkan manga yang ceritanya brightfull dan cheerful. Karena pada karya Endo sebelumnya, ceritanya cukup dark.
Lin menambahkan, ketika Endo mengajukan draft ceritanya, dia belum memutuskan judul manga tersebut. “Jadi kami memutuskan untuk bekerja dengan menggunakan judul ‘Spy Family’ yang ditulis dalam Bahasa Jepang”, tutur Lin. Dan saat perencanaan draft manga ini, mereka memutuskan untuk memilih judul dengan sangat hati-hati, Lin sendiri menyebut judul ‘Spy Family’ yang ditulis dalam Bahasa Jepang cukup baik, tapi Endo masih khawatir akan hal itu. Bahkan, Endo mengusulkan ratusan nama yang kemudian mereka bahasa bersama.
Akhirnya diputuskan, mereka mengambil judul dengan Bahasa Inggris dan memasukkan tanda perkalian (X) di antara kata SPY dan FAMILY. Hal yang sama seperti manga berjudul HUNTER x HUNTER. Jadilah, judul SPYxFAMILY disepakati oleh keduanya.
Desain karakter Anya, gadis Esper yang menjadi anak angkat Loid terinspirasi dari karakter utama one-shot “Rengoku no Ashe” versi anak-anak.
Ashe (kiri), Anya (kanan).
DAYA TARIK MANGA SPYxFAMILY
Saat ditanya mengenai daya tarik SPYxFAMILY, Lin menuturkan bahwa artstyle, action, panel, semuanya dibuat dengan sangat hati-hati dan baik. Emosi karakter dan ekspresinya dengan mudah masuk ke pikiran pembaca. Penyampaian emosi itu merupakan hal sulit, tapi Endo mampu melakukannya. Bisa dibilang itu menjadi puncak pencapaian upaya Endo dalam membuat karya.
“Daya tarik manga ini terlihat dari jumlah penjualannya. Manga ini memiliki audiens yang luas, tidak memandang usia maupun gender. Dan juga, karena ini adalah cerit tentang mata-mata, tentu ada kekerasan. Ada batasan mengenai kekerasan yang ditampilkan karena bisa menjadi bagian dari komedinya, karena itulah para pembaca masih bersama kami” ucap Lin.
Lin sendiri menuturkan, kedekatan dirinya dengan Endo sudah seperti saudara. Mereka sudah bekerja selama lebih dari 10 tahun, mereka sudah saling mengenal satu sama lain.
SPYxFAMILY bagi Lin sendiri merupakan manga yang masih memiliki banyak ruang untuk dikembangkan. Pada saat wawancara ini dibuat, kualitas worldbuilding dan karakter sudah terhampar dengan baik. Dia ingin penggemar lebih mendalami karakter dan latarnya. Menurutnya, jika hubungan antar karakter berubah, hal itu bisa memengaruhi cerita. Dia berharap, SPYxFAMILY sebagai sebuah karya akan terus meningkat dan mendapatkan banyak masukan positif.
Ikuti terus berita terbaru dari kanal-kanal Titip Jepang ya! Yuk, baca artikel lainnya di sini^^
Sumber: mangaplus
Jangan lupa Ikuti juga media sosial Titip Jepang:
Instagram: @titipjepang
Twitter: @titipjepang
Facebook: Titip Jepang