KATEGORI

Belum ada Produk di keranjang kamu, yuk cari produk incaran kamu di sini!

Review Godzilla (1998) – Godzilla Rasa Jurassic

Film pertama Godzilla yang sepenuhnya diproduksi oleh studio Hollywood

Film Godzilla yang kali ini akan kita bahas adalah Godzilla (1998). Disutradarai dan ditulis bersama oleh Roland Emmerich. Film ini dibintangi Matthew Broderick, Jean Reno, Maria Pitillo, dan Hank Azaria.

Film Godzilla (1998) mengambil latar 30 tahun setelah 1968, yakni ketika pemerintah Prancis melakukan uji coba nuklir di Polinesia. Tanpa disadari, uji coba tersebut melahirkan bencana bagi umat manusia. Lantas seperti apakah ceritanya? Mari kita simak sinopsisnya terlebih dahulu.

BACA JUGA: Tonton 7 Film Terbaik Godzilla Sebelum Godzilla Minus One

Sinopsis Godzilla (1998)

Di Samudera Pasifik Selatan, se buah kapal tanker Jepang tiba-tiba diserang oleh makhluk raksasa, dan hanya satu nelayan yang selamat. Ia berulangkali mengucapkan “Gojira” saat ditanya mengenai penyebab kehancuran tanker.

Seorang ilmuwan NRC bernama Dr, Niko “Nick” Tatopoulus (Matthew Broderick) kemudian ditugaskan untuk pergi melakukan penyelidikan atas serangan tersebut. Ia menemukan sampel kulit di kapal yang karam akibat serangan tersebut. Namun, ketika diidentifikasi, kulit itu berasal dari spesies yang tidak diketahui.

Dia menolak teori militer bahwa makhluk itu adalah dinosaurus hidup dan menyimpulkan bahwa makhluk itu adalah mutan yang tercipta akibat radiasi nuklir.

Nick beranggapan bahwa mutan tersebut kadal raksasa yang terpapar radiasi nuklir yang sebelumnya diuji coba di lautan pasifik. Dampak dari radiasi membuat tubuh kadal berkembang lebih cepat dan besar.

Makhluk tak dikenal itu diektahui sedang menuju New York, dengan meninggalkan jejak kehancuran pada lokasi yang ia lewati. Terjadilah evakuasi massal akibat kepanikan warga melihat kedatangan makhluk tersebut.

Militer AS, atas saran Nick, memancing makhluk itu agar mengungkapkan dirinya dengan setumpuk besar ikan. Namun, upaya mereka untuk membunuhnya gagal, dan hanya menyebabkan kerusakan lebih lanjut sebelum ia lolos.

Nick mengumpulkan sampel daraj, dan menemukan fakta bahwa makhluk itu bereproduksi secara aseksual dan mengumpulkan makanan untuk keturunannya.

Di tengah situasi tersebut, Nick bertemu dengan mantan kekasihnya, Audrey Timmonds, seorang reporter muda yang bercita-cita inggi, Saat ia berkunjung, ia menemukan rekaman rahasia di tenda militer tentang asal usul monster tersebut dan menyerahkan kepada media. Dia berharap laporannya ditayangkan di TV untuk memulai karirnya, tapi ide tersebut direbut bosnya, Charles Caiman, yang lantas menggunakan laporan tersebut sebagai penemuannya sendiri, dan menjuluki makhluk itu sebagai Godzilla.

Kejadian ini mengakibatkan pengeluaran Nick dari operasi, sebelum kemudian diculik oleh agen rahasia Perancis, Philippe Roachê. Philippe menjelaskan bahwa ia dan rekan-rekannya telah mengamati situasi tersebut untuk menutupi peran negara mereka dalam uji coba nuklir yang mengawali bencana ini.

Mereka mencurigai adanya sarang di suatu tempat di kota, mereka bekerja sama untuk melacak dan menghancurkannya. Sementara itu, Godzilla muncul kembali dan menyelam ke Sungai Hudson untuk menghindari upaya kedua militer untuk mmebunuhnya, yang kemudian diserang oleh kapal selam Angkatan Laut. Setelah bertabrakan dengan torpedo, Godzilla tenggelam dan dinyatakan mati oleh pihak berwenang. Namun, cerita tidak berhenti di sini. Nick harus menemukan sarang Godzilla sebelum telur-telur tersebut mulai menetas.

Saat menontonnya dulu di masa kecil, rasanya tidak ada yang salah dengan Godzilla karya Roland Emmerich. Namun, setelah beranjak dewasa dan mengenal film-film Godzilla lainnya, nampaknya saya harus berpikir ulang. Meskipun film ini menghasilkan banyak uang di box office, tetapi mendapat banyak kritik dari alur, karakter yang kurang menarik, dan premis yang tidak sesuai.

Godzilla atau T-Rex?

blog-review godzilla 1998-1

sumber gambar: CNN

Jika Titipers adalah penggemar Godzilla, kalian pasti memahami apa yang terlihat janggal di film ini. Saat saya menonton kembali film ini, saya langsung terheran-heran dengan visual Godzilla versi Emmerich ini yang berbeda dengan sosok Godzilla yang saya ketahui saat ini.

Masalah ukuran Godzilla yang tidak sebesar “biasanya” dan keluwesannya dalam bergerak, malah mengingatkan saya pada film Jurassic Park. Emmerich sepertinya menjadikan makhluk purbakala jenis Tyranosaurus Rex sebagai model. Alih-alih meneruskan ide Godzilla versi Toho yang berjalan lambat, besar, dan nampak mengerikan, ia malah menciptakan versi baru yang menurut saya tidak mencerminkan Godzilla itu sendiri.

BACA JUGA: 9 Daftar Kaiju Terkuat dalam Godzilla Universe

Durasi kemunculan Godzilla yang singkat

Meskipun judulnya adalah Godzilla, tidak lantas membuat sang monster utama ini muncul dengan porsi lebih banyak dibandingkan manusianya.

Vibe-nya sama seperti menonton film Jurassic Park, di mana T-Rex muncul sebentar untuk kemudian menghilang, dan kemudian muncul lagi di akhir. Begitu pula dengan film ini, Godzilla muncul menghancurkan kota, untuk kemudian menghilang dan muncul kembali di akhir. Sepertinya kali ini dia bukan menjadi tokoh utama.

Alur cerita yang biasa saja dan karakter yang tidak menarik

Setidaknya film monster seharusnya menampilkan sisi kejam dari sang monster itu sendiri. Hal ini yang tidak nampak di film ini. Ini lebih menggambarkan sebagai makhluk mutan yang mencari tempat untuk bersarang. Sebuah naluri alamiah bagi semua makhluk hidup untuk melahirkan keturunan dan melindungi diri.

Karakter manusia nya pun juga tidak dibuat menarik. Tidak terlihat adanya perkembangan karakter selama film berlangsung. Semuanya memiliki pemikiran yang sederhana, sang wartawan yang ingin mendapatkan pekerjaan yang lebih tinggi, seorang juru kamera yang gigih mencari berita, pembawa berita arogan yang ingin menang sendiri, bahkan agen mata-mata yang terobsesi mendapatkan secangkir kopi yang enak.

Masih membahas isu lingkungan

blog-review godzilla 1998-2

sumber gambar: BBC

Meskipun beberapa pakem tentang Godzilla ada yang dihilangkan namun fil Godzilla (1998) ini masih membawa isu yang sama seperti film-film Godzilla pada umumnya. Bagaimana semua bencana ini terjadi akibat perbuatan manusia itu sendiri.

Percobaan nuklir kembali menjadi alasan utama dari kemunculan Godzilla, meskipun di film ini dia digambarkan sebagai iguana yang bermutasi. Tapi, ini sama-sama memberikan pesan agar manusia tidak bermain-main dengan lingkungan. Jangan merusak lingkungan jika tidak ingin mendapatkan kemarahan dari lingkungan itu sendiri.

Meskipun film ini banyak menuai kontroversi dan kritik, namun film ini tetap saja menarik asalkan kalian membuang jauh-jauh ekspektasi mengenai Godzilla. Anggap saja ini adalah film monster dengan tokoh monster yang memiliki nama yang sama saja. Rotten Tomatoes memberikan skor 20% sedangkan IMDb memberikan skor 5,4/10.

BACA JUGA: 5 Daftar Film Godzilla versi Amerika Serikat

BACA JUGA: 31 Daftar Film Godzilla versi Jepang

Ikuti terus berita terbaru dari kanal-kanal Titip Jepang ya! Yuk, baca artikel lainnya di sini^^

Jangan lupa Ikuti juga media sosial Titip Jepang:
Instagram: @titipjepang
Twitter: @titipjepang
Facebook: Titip Jepang