NieR:Automata X Stellar Blade: Bagaimana Yoko Taro dan Hyung-Tae Kim Saling Menginspirasi Satu Sama Lain
Yoko Taro dan Kim Hyung-Tae membicarakan Stellar Blade, NieR:Automata, dan banyak lagi.
Dilansir dari ign, direktur kreatif Stellar Blade Hyung-Tae Kim sebelumnya menyatakan bahwa NieR:Automata dari Square Enix membantunya menemukan kembali jenis permainan yang ingin dia buat.
Stellar Blade adalah game petualangan aksi yang dikembangkan oleh Shift Up dan diterbitkan oleh Sony Interactive Entertainment. Rencananya game tersebut akan dirilis untuk PlayStation 5 pada 26 April mendatang. Game petualangan aksi yang dimainkan dari sudut pandang orang ketiga ini mengambil latar dunia pasca-apokaliptik dengan karakter protagonis wanita bersenjata pedang ala anime bernama Eve. Sumber inspirasi Stellar Blade tidak luput dari perhatian para penggemar game ketika trailer pertamanya dirilis sebagai Project Eve pada tahun 2021.
BACA JUGA: Square Enix akan luncurkan Game NieR:Automata: The end of YoRHa Edition untuk Nintendo Switch
BACA JUGA: Towa Tsugai, Game Smarthphone Terbaru dari Square Enix
Meskipun latar dan estetikanya menunjukkan kemiripan dengan NieR:Automata, tapi beberapa penggemar berpendapat bahwa pertarungan menantang Stellar Blade sepertinya juga terinspirasi dari Sekiro: Shadows Die Twice. Hal ini menjadikan game ini terasa seperti produk berkualitas tinggi yang terpapar keunikan para inspirasinya.
Dalam wawancara yang diliput oleh IGN Jepang di studio pengembangan Stellar Blade Shift Up di Seoul, Korea Selatan yang menghadirkan Hyung-Tae Kim dan sutradara NieR:Automata Yoko Taro, mereka membicarakan tentang kesamaan mereka sebagai pengembang dan rasa saling menghormati yang dapat dirasakan sepanjang percakapan. Kedua pengembang ini mendiskusikan berbagai hal mulai dari kondisi video game Asia saat ini hingga alasan dibalik keinginan mereka untuk membuat video game. Pembicaraan dari hati ke hati ini diselingi dengan candaan dan humor mencela diri sendiri yang mengabaikan rasa saling menghormati.
Dalam wawancara tersebut, Hyung-Tae Kim mengatakan bahwa dia terinspirasi oleh NieR:Automata dalam banyak hal. Dia menganggap game arahan Yoko Taro tersebut memiliki begitu banyak elemen menarik baik dari segi kualitas cerita yang mengejutkan hingga gameplay-nya. Pujian yang ia lontarkan kepada Yoko mendapat tanggapan dari sang sutradara yang juga turut memuji ilustrasi Kim yang berkualitas tinggi.
“Di Jepang, kamu dikenal oleh para gamer sebagai developer legendaris! Saat Blade & Soul keluar, saya ingat betapa kagumnya saya dengan grafis 3D-nya. Saya pikir Anda mengarahkan seni permainan. Tidak hanya ilustrasinya, model 3D-nya juga dibuat dengan sangat baik. Saya terkejut dengan kualitas game Korea ketika saya melihatnya.” – Yoko Taro
Wawancara ini juga mengungkap bagaimana perjalanan seorang Yoko Taro menjadi seorang sutradara dalam proyek video game pertamanya, Drakengard. Yoko mengakui bahwa pencapaian posisinya saat ini terjadi secara alami di mana saat itu sutradara yang sebenarnya ditunjuk sedang sibuk dengan proyek lain sehingga Square Enix memintanya untuk menggantikannya membuat game seperti Dynasty Warriors, namun dengan latar dunia fantasi. Meskipun pada awalnya Yoko merasa hal tersebut sulit untuk dilakukan, namun pada akhirnya dia berhasil menciptakan Drakengard yang cukup unik tersebut.
Yoko juga mengakui bahwa kualitas Stellar Blade lebih baik daripada NieR:Automata dilihat dari segi kualitas grafis dan arah desain karakternya yang luar biasa, terutama karakter penjaga toko yang ia pikir sangat lucu. “Ini hanya masalah selera. Protagonis Stellar Blade, EVE, juga sangat menarik. Gaya seni Anda sangat menarik bagi penonton Jepang. Grafik, latar, dan karakter Stellar Blade benar-benar merupakan gaya yang menurut saya disukai oleh para gamer Jepang. Jika Anda menunjukkan kepada seseorang yang tidak memiliki pengetahuan sebelumnya tentang NieR:Automata dan Stellar Blade, saya rasa hampir semuanya akan memilih Stellar Blade. Karakter berambut putih seperti 2B tidak konvensional”, ungkap Yoko. Rupanya karakter penjaga toko ini menjadi sebuah permasalah bagi tim Stellar Blade karena popularitasnya yang melebihi karakter utama, membuat mereka berencana menjadikannya sebagai karakter utama di proyek video game berikutannya.
[row]
[col span=”1/4″]
[/col]
[col span=”1/4″]
[/col]
[col span=”1/4″]
[/col]
[col span=”1/4″]
[/col]
[/row]
Sesuai dengan yang disampaikan Yoko mengenai karakter berambut putih 2B yang tidak konvensional tapi memiliki daya tarik tersendiri yang begitu kuat. Dalam game aksi pertempuran dengan latar fiksi ilmiah, karakter konvensionalnya adalah karakter pria yang menembakkan pistol, mengenakan pakaian yang mengingatkan kita pada Korps Marinir Amerika Serikat, namun Yoko membuat gebrakan baru untuk membedakan karyanya dengan karya lain yang sudah ada sebagai peminimalisir persaingan yang akan terjadi. Kim memilih menghadirkan game aksi pertarungan fiksi ilmiah dengan karakter protagonis wanita berpakaian hitam dan mata tertutup yang saat itu belum ada. Kini dengan hadirnya karakter non-konvensional lain dari Stellar Blade, dia merasa pasar game ini akan menjadi ramai!
“Saya ingin membuat gaya permainan berbeda yang persaingannya lebih sedikit. Itu sebabnya kami memilih game aksi pertarungan fiksi ilmiah dengan protagonis wanita berpakaian hitam dan mata tertutup.” – Yoko Taro
Jika Kim menyebutkan Battle Angel Alita dan Blade Runner sebagai karya yang menginspirasinya, Yoko memilih Neon Genesis Evangelion sebagai karya yang telah menginspirasinya menciptakan NieR:Automata. Dia mengakui bahwa NieR:Automata hanyalah menceritakan kembali Evangelion, tidak banyak orisinalitas di dalamnya. Begitulah hasil wawancara IGN Japan bersama kedua pengembang video game lintas negara tersebut. Untuk mengetahui wawancara lengkapnya Titipers dapat melihatnya di sini.
Trailer Stellar Blade
Ikuti terus berita terbaru dari kanal-kanal Titip Jepang! Yuk, baca artikel lainnya di sini
Instagram: @titipjepang
Twitter: @titipjepang
Facebook: Titip Jepang