Melemahnya Nilai Tukar Yen Menebalkan Dompet Wisatawan di Jepang
Lemahnya nilai tukar yen juga berdampak kepada penurunan biaya konsumsi rumah tangga yang sudah mulai menurun sejak tahun lalu.
Nilai tukar yen terhadap dollar Amerika Serikat terus merosot dalam setahun terakhir hingga menembus level terendahnya dalam 34 tahun terakhir pada pekan lalu. Pemicunya adalah libur Golden Week di Jepang, upaya pelaku pasar untuk menguji level harga, serta aktivitas stop-loss di pasar yang panik dan tidak fluid. Pada Senin (29/04) pagi, nilai tukar per 1 dollar AS menembus angka 160 yen dan kembali membaik ke angka 154 yen per dollar AS pada siang harinya. Namun pada Rabu (01/05), nilai tukar yen kembali jatuh ke angka 157,9 yen per dollar AS.
BACA JUGA: Jepang Cetak Uang Yen Baru, Restoran Ramen Mendapat Tekanan
Sebagai negara pengimpor aneka bahan mentah, keadaan ini dapat memicu naiknya biaya produksi di Jepang. Namun di satu sisi, kondisi ini menguntungkan para eksportir Jepang dan memicu naiknya jumlah kunjungan wisatawan asing ke Jepang untuk liburan dan menghabiskan dana dengan membeli lebih banyak souvenir.
Data yang dihimpun oleh Japan Tourism Statistics menunjukkan bahwa kunjungan wisatawan asing ke Jepang pada tahun 2023 menembus angka 25,06 juta atau mengalami kenaikan 554% jika dibandingkan dengan kedatangan wisatawan asing pada tahun 2022. Kunjungan wisatawan asing juga masih mengalir deras pada tahun ini dengan lebih dari tiga juta orang pada bulan Maret 2024 atau naik sekitar 11,6 persen dibandingkan bulan Maret 2019 sebelum pandemi COVID-19 menhancurkan sektor pariwisata Jepang.
BACA JUGA: Jumlah Pengunjung Wisatawan Jepang Terus Meningkat Pasca Pandemi
Selain diakibatkan oleh nilai tukar yen yang melemah, meningkatnya jumlah kunjungan wisatawan asing ke Jepang memang sudah mulai dirasakan semenjak pembatasan internasional terkait COVID-19 dihapuskan.
Seorang turis dari luar negeri mengatakan bahwa melemahnya nilai tukar yen memudahkan mereka untuk berbelanja dan mengunjungi banyak tempat di Jepang. Berikut beberapa komentar yang datang dari para pelancong:
“Saya membeli tiga pasang sepatu, sesuatu yang tidak biasa saya lakukan” – turis Prancis, Katia Lelievre.
“Saya mencoba semua yang saya inginkan. Saya sudah menetapkan anggaran dan saya tidak melebihinya, jadi saya senang.” – turis Italia, Dominique Stabile.
Hal ini juga dirasakan oleh para pedagang lokal di Jepang yang merasa diuntungkan dengan situasi ini.
“Banyak orang yang menghitung dan ketika melihat nilai setara dalam mata uang negara mereka, mereka berkata: ‘Wow, saya akan membelinya juga’. Kemarin ada yang membeli 15 kimono” – Saori Iida, pedagang toko barang bekas tradisional Jepang.
“Berkat melemahnya yen, pelanggan asing membeli banyak pisau buatan tangan, bahkan ketika harga naik. Saya merasa sekarang ada lebih banyak pelanggan yang ingin memiliki set dan membeli lebih banyak, misalnya beberapa pisau yang dibuat oleh perngrajin yang sama” – Yuki Suzuki, pedagang pisau.
Menurut badan pariwisata di Jepang, pengeluaran per kapita terbesar dipegang oleh warga Australia, diikuti oleh wisatawan dari Inggris dan Spanyol.
Penurunan nilai tukar yen terhadap dollar AS ini sebagian juga disebabkan oleh kebijakan Bank of Japan yang menerapkan suku bunga sangat rendah, sementara bank sentral lain telah menaikkan suku bunganya. Situasi ini semakin melemahkan daya beli masyarakat Jepang yang juga telah mengalami penurunan sejak tahun lalu. Mereka bahkan harus berpikir ulang untuk bepergian ke luar Jepang.
Beberapa masayarakat setempat juga tidak senang dengan serbuan wisatawan asing yang mengeluarkan banyak uang, memadati toko, dan memadati restoran favorit mereka. Bahkan, overtourism menyebabkan pemasangan penghalang untuk menghalang pemandangan Gunung Fuji di spot foto terkenal kota Fujikawaguchiko.
BACA JUGA: Biaya dan Peraturan Pendakian Baru Gunung Fuji di Tahun 2024
Ikuti terus berita terbaru dari kanal-kanal Titip Jepang ya! Yuk, baca artikel lainnya di sini^^
sumber: japantoday ; cnbcindonesia
Jangan lupa Ikuti juga media sosial Titip Jepang:
Instagram: @titipjepang
Twitter: @titipjepang
Facebook: Titip Jepang