Totto-Chan: Little Girl at The Window, sebuah otobiografi karya Tetsuko Kuroyanagi yang diadaptasi dari novel yang berjudul Madogiwa no Totto-chan. Buku ini terbit pada tahun 1981 dan menjadi buku best seller di Jepang.
Film Totto-Chan: Little Girl at The Window disutradarai oleh Shinnosuke Yakuwa (Eiga Doraemon: Shin Nobita no Daimakyō-Peko to 5-nin no Tankentai, Doraemon the Movie: Nobita and the Birth of Japan 2016, Doraemon the Movie: Nobita’s Chronicle of the Moon Exploration). Adaptasi anime ini telah tayang di Jepang pada 8 Desember 2023 lalu dan langsung menduduki urutan ke-6 film dengan keuntungan terbesar di minggu pertama penayangannya.
Titipers yang penasaran tapi ragu dengan film ini, simak review film Totto-Chan: Little Girl at The Window terlebih dahulu agar kamu tidak bimbang mau nonton film apa di minggu ini.
Perjalanan hidup yang luar biasa
Mengisahkan pengalaman pribadi Kuroyanagi saat di Tomoe Gakuen, sebuah sekolah dasar (SD) di Tokyo yang didirikan oleh pendidik Sosaku Kobayashi. Berikut sinopsis lengkapnya:
Totto-chan adalah seorang gadis berusia tujuh tahun yang selalu bersemangat dengan dunia di sekelilingnya. Namun, ketika “kegembiraan” ini membuatnya dikeluarkan dari sekolah publik setempat, di pindah ke sekolah baru di mana anak-anak bebas untuk mengeksplorasi apa pun yang menarik minat mereka. Di sini, Totto-chan mulai berkembang – bahkan ketika Jepang tenggelam sedang berada dalam Perang Dunia Kedua.
Awalnya kisah ini diterbitkan berupa artikel pendek yang ditulis di majalah Young Woman milik Kodansha. Kemudian pada tahun 1981, Kodansha mengumpulkan semua artikel tersebut dan menerbitkannya dalam bentuk buku. Buku ini telah diterjemahkan ke dalam 35 bahasa, termasuk bahasa Indonesia.
Sekilas dari poster film memang kurang menarik, tapi setelah menonton trailer dan melihat Totto-chan yang imut dan cantik ini rasanya tidak sabar ingin melihat filmnya. Jujur saja film ini tidak direkomendasikan untuk kamu yang mudah menangis, siapkan tisu dan hati agar kamu tidak nangis bombay di bioskop. Karena film ini mengisahkan perjalanan hidup yang sangat luar biasa.
Anak kecil pembuat onar harus dihindari?
Totto-chan lahir dari keluarga yang bisa dibilang harmonis, di mana ibunya mengurus penuh rumah tangga dan ayahnya bekerja sebagai pemimpin biola. Layaknya anak kecil dengan sikapnya yang selalu ingin tahu dan memiliki daya imajinatif yang tinggi membuat Totto-chan selalu dianggap anak pembuat onar. Hingga dia dianggap sebagai anak yang nakal akibat kelakuannya yang tidak biasa. Akhirnya Totto-chan harus pindah sekolah, hebatnya Totto-chan tidak pernah merasa kecil hati atas ujaran tersebut. Ia tetap menjadi anak yang ceria, periang, mudah bergaul, berani, dan empati yang tinggi.
Totto-chan senang dengan sekolah barunya karena teman-teman dan gurunya yang menerima sikapnya yang hyperaktif ini. Sehingga dia merasa nyaman, aman dan semangat mengikuti kegiatan di sekolah. Kepala Sekolah (Mr. Kobayashi) Tomoe Gakuean berpendapat bahwa siswa di sini harus memiliki kepercayaan diri yang tinggi. Seperti Yasuaki, siswa yang terkena penyakit polio tidak merasa malu akan kondisi fisiknya.
Ada satu scene yang mengingatkan penulis pada film My Heart (2006), di mana Rahel mengajak Farel untuk naik rumah pohon miliknya. Totto-chan berupaya mengajak Yasuaki untuk naik ke atas pohon seperti yang dilakukan teman-temannya saat istirahat sekolah. Dengan segala upaya dilakukan oleh Totto-chan agar Yasuaki dapat menikmati rindangnya alam di sekolah.
Tomoe Gakuen merupakan sekolah baru Totto-chan yang luar biasa, di mana murid-murid di sana akan belajar banyak hal yang tidak seperti di sekolah pada umumnya. Mr. Kobayashi yang sangat menyukai kehidupan anak-anak menetapkan peraturan sekolah sesuai keinginannya, yang mengutamakan kepedulian dan kasih sayang terhadap parenting. Apalagi mendengarkan Totto-chan asyik bercerita berjam-jam, sungguh hebat sekali.
Latar Belakang Tomoe Gakuen
Tomoe Gakuen adalah sekolah dengan bangunan yang unik, di mana kegiatan belajar mengajar dilakukan di gerbong kereta. Dengan program sekolah yang mengizinkan anak-anak memilih kelas sesuai keinginan mereka. Hal ini dilakukan oleh Mr. Kobayashi agar siswa sekolah mendapatkan kesempatan belajar secara bebas sejak dini. Tujuannya agar anak-anak dapat memahami dan ahli dalam bidang ilmu tertentu. Alih-alih memaksa murid mengikuti semua pelajaran, hanya di Tomoe Gakuen anak-anak hanya perlu membawa bekal makan siang yang isinya “Sesuatu dari laut dan sesuatu dari pegunungan”.
Di sekolah baru ini Totto-chan mendapatkan kesempatan belajar sesuai keinginannya. Melakukan kegiatan yang seru dan menyenangkan di gerbong kereta.
Film edukasi yang sesuai dengan zaman ini?
Durasi Totto-Chan: Little Girl at The Window memang sedikit lambat, mungkin Titipers merasa bosan di tengah film. Justru karakter Totto-chan lah yang membuat menarik meski sepanjang film ini menceritakan kisah kesehariannya yang tidak monoton. Bahkan konflik muncul bertubi-tubi di akhir film. Film Totto-chan sangat cocok ditonton anak kecil, karena konflik cerita yang tidak terlalu terasa jadi sangat pas untuk tontonan Titipers minggu ini.
Dikatakan sebagai film yang bagus dan luar biasa tidak cukup dinilai dari visual dan ceritanya saja, musik latarnya, dan karakternya sangat proposional. Visualnya sangat menarik bahkan terlihat seperti lukisan. Tone warna dan penggambarannya yang sangat baik membuat film ini sangat menarik dan menakjubkan. Serta musik latarnya yang sangat pas dengan adegannya. Bahkan musik di akhir film, sungguh menakjubkan.
Titipers yang telah membaca novelnya film ini sangat rekomendasi ditonton. Apalagi tontonan untuk anak-anak film ini sangat oke, karena tingkah laku Totto-chan yang lucu dan menggemaskan membuat penonton ikut tertawa.
Ikuti terus berita terbaru dari kanal-kanal Titip Jepang ya! Yuk, baca artikel lainnya di sini^^
Sumber gambar: imdb
Jangan lupa Ikuti juga media sosial Titip Jepang:
Instagram: @titipjepang
Twitter: @titipjepang
Facebook: Titip Jepang