Godzilla Minus One Jadi Film Paling Dibajak, Toho Dikritik
Film Tokusatsu raksasa produksi Toho, Godzilla Minus One, telah tayang secara streaming di layanana Prime Video sejak 3 Mei lalu. Akan tetapi, tayangan film tersebut di Prime Video, hanya bisa disaksikan di Jepang saja alias konten eksklusif. Tentunya hal tersebut membuat banyak fans kesal.
Sebagai film yang memenangkan Academy Awards untuk kategori Best Visual Effect, sudah tentu film ini dinantikan untuk tayang secara global. Di bulan Desember lalu, film ini memang sempat tayang di bioskop Amerika Serikat. Namun sejumlah negara, belum menayangkan film ini.
Oleh sebab itu, saat perilisan Blu-ray/DVD dan Streaming nya di Jepang, konten-konten bajakan-nya pun bocor secara luas. Diperkirakan, Godzilla Minus One menjadi film yang paling banyak dibajak pada tahun ini.
Toho selaku rumah produksi sekaligus distributor film tersebut mendapatkan kritikan dari penggemar dan penikmat film. Kritikan tersebut dikarenakan Toho masih terlalu ‘kolot’ untuk membatasi konten tersebut di Jepang saja. Padahal di luar negeri, sudah banyak penggemar yang menantikan film tersebut.
Sejak memasuki tahun 2024, film ini tidak kunjung ditayangkan di bioskop-bioskop Asia yang merupakan salah satu basis kuat Tokusatsu Kaiju. Ditambah lagi, saat mereka merilis versi Blu-ray, mereka hanya membatasi peredaran film tersebut di Jepang saja.
Hingga saat ini, belum ada informasi kapan perilisan global untuk film Godzilla Minus One. Karena itulah, banyak penggemar yang sudah tak sabar, memilih untuk menonton film tersebut lewat jalur ilegal. Konten-konten bajakan film tersebut sudah banyak beredar di dunia.
Salah satu pengguna Twitter menyatakan keresahannya akan film Godzilla Minus One ini, “Kegagagalan memberikan alternatif adalah alasan terjadinya pembajakan.” Ujar-nya, merujuk tidak tersedianya alternatif menonton secara legal di pasar Internasional. “Tak heran Godzilla Minus One banyak dibajak… Karena tidak tersedia dan tidak tahu harus menyalahkan siapa.” Lanjutnya.
JEPANG MASIH TAK LEPAS DARI BUDAYA EKSKLUSIF
Hal ini bukan hal baru dalam ranah pop culture Jepang. Konten-konten budaya pop negara tersebut sudah cukup dikenal karena region lock, yaitu membatasi konten untuk negara Jepang saja.
Contohnya di bidang musik. Sebelum pandemi Covid-19, banyak musik Jepang tidak bisa diakses oleh pengguna Youtube luar Jepang. Konten musik di Youtube, hanya bisa diakses di Jepang saja. Barulah setelah pandemi, mereka mulai banyak membuka akses video musik untuk luar Jepang.
Lalu di bidang manga, masih banyak manga Jepang yang belum bisa dinikmati secara Internasional. Bagi pembaca Internasional, mereka harus menunggu berbulan-bulan untuk bisa membacanya secara legal.
Industri pop culture Jepang masih tertinggal dari Korea kalau bicara distribusi pasar global. Saat ini, industri musik Korea memiliki popularitas besar di seluruh dunia. Korea mencoba melakukan pendekatan global dengan membuat lagu-lagu dengan lirik bahasa Inggris. Selain itu, mereka juga mengorbitkan idol dari luar negeri seperti Jepang dan Thailand. Tentunya hal ini berdampak meningkatkan popularitas musik Korea di negara tersebut.
Di sektor komik, komik Korea atau disebut juga manhwa meraih popularitas besar dalam beberapa tahun ke belakang. Hal ini berkat kebijakan mereka yang membuat platform baca komik secara online. Pembaca manhwa luar Korsel bisa mengaksesnya secara online dan GRATIS. Berbeda dengan Jepang, yang tidak banyak menyediakan platform baca manga secara online dan gratis untuk pembaca Internasional.
Di industri sinema, film Korea dan drama Korea mulai meraih popularitas besar. Ini berkat platform streaming. Pihak distributor Korea secara masif menyebarkan konten-konten mereka ke berbagai platform di luar negeri. Jepang sedikit terlambat, mereka mulai gencar merilis konten mereka secara global pasca pandemi Covid. Apalagi sektor anime lah yang menjadi andalan industri culture pop Jepang masih cukup populer di dunia.
Akan tetapi, banyak film Jepang yang masih ‘terlambat’ untuk bisa tayang di luar negeri. Walaupun film anime Jepang mampu meraih pendapatan box office yang lebih besar dari film Korea. Namun, film Jepang tersebut baru ditayangkan di luar negeri sekitar 1-3 bulan setelah tayang di Jepang. Berbeda dengan Korea, yang penayangan film nya di luar negeri berbarengan dengan penayangan di Korea.
Jika mereka masih memakai formula yang sama, bukan tidak mungkin industri film mereka akan disalip oleh Korea. Apalagi mereka cuma mengandalkan film anime saja untuk bisa menembus box office Internasional. Godzilla Minus One yang merupakan film non-anime, seharusnya bisa meraih pendapatan box office lebih tinggi seandainya penayangan teatrikal-nya dirilis di seluruh dunia, tidak cuma di Jepang atau Amerika saja.
Ikuti terus berita terbaru dari kanal-kanal Titip Jepang! Yuk, baca artikel lainnya di sini^^
Jangan lupa Ikuti juga media sosial Titip Jepang:
Instagram: @titipjepang
Twitter: @titipjepang
Facebook: Titip Jepang