KATEGORI

Belum ada Produk di keranjang kamu, yuk cari produk incaran kamu di sini!

[Legenda Jepang] Sugawara no Michizane – Hantu Pendendam Paling Mulia, Menakutkan, dan Dihormati

Penyair, Cendekiawan, Hantu, Pendendam, Dewa Pembelajaran – Sugawara no Michizane sungguh Luar Biasa!

Sugawara no Michizane adalah seorang sarjana, penyair, sekaligus politikus pada era Heian yang saat ini dihormati sebagai dewa pembelajaran, Tenma-Tenjin. Ia hidup dari tahun 845 hingga 903 M dan dianggap sebagai salah satu cendekiawan dan penyair terhebat sepanjang sejarah Jepang. Dia meninggal dalam pengasingan ketika dituduh sebagai pengkhianat Kaisar. Setelah kematiannya, dia kembali dari kubur sebagai Onryō yang murka dan melampiaskan dendamnya kepada orang-orang yang telah bertindak tidak adil kepadanya semasa hidup. Hal ini membuatnya mendapatkan posisi di antara Nihon San Dai Onryō – Tiga Onryō Agung Jepang.

BACA JUGA: Tiga Hantu Pendendam Paling Terkenal di Jepang

BACA JUGA: [Legenda Jepang] Sutoku Tenno – Salah Satu dari Tiga Roh Pendendam yang Muncul dalam Kisah Jujutsu Kaisen

Asal Usul Sugawara no Michizane

sugawara no michizane

Sugawara no Michizane oleh Kikuchi Yosai (wikipedia)

Lahir dari keluarga cendekiawan bergelar Ason (朝臣), salah satu gelar yang telah dibuat jauh sebelum sistem istana dalam didirikan. Kakek dan ayahnya adalah sarjana sastra dan sejarah Tiongkok klasik, mengajar di sekolah tinggi Kyoto, dan menjadi guru privat Kaisar. Michizane ditakdirkan untuk melampaui mereka berdua. Sejak usia dini, ia telah menunjukkan kecermelangannya, mengarang puisi-puisi elegan di usia lima tahun. Michizane menjalani pendidikan hingga tinggi dan secara bertahap meningkatkan kedudukannya di mata masyarakat maupun istana.

Michizane terpilih menjadi gubernur Provinsi Sanuki pada tahun 886 dan selama masa jabatan itulah dia paling banyak mengarang puisi. Pada tahun 888, selama Insiden Akō, ia menjadi pendukung Kaisar Uda dalam melawan Fujiwara no Mototsune. Tindakan ini memberinya pengaruh politik yang besar. Ketika Kaisar mengkonsolidasikan kekuasaannya, dia menurunkan pejabat dari klan Fujiwara dan mengangkat pejabat dari klan Minamoto. Meskipun Michizane bukanlah seorang bangsawan, tapi dia juga diberi penghargaan. Pangkatnya semakin meningkat, dan dia meraih banyak gela penting di istana, termasuk sebagai Duta Besar untuk Dinasti Tang. Prestasinya yang melaju cepat, membuat iri orang-orang di sekitarnya.

Sugawara no Michizane dalam pengasingan oleh Kobayashi Kiyochika, 1884 (wikipedia)

Ketika Kaisar Uda turun tahta dan komando pemerintah dipegang oleh Kaisar Daigo, Michizane diasingkan ke Dazaifu, sebuah daerah sangat terpencil di provinsi Chikuzen atas hasutan Fujiwara no Tokihara. Ia mengalami kehidupan kerja keras tanpa pamrih dalam kondisi yang jauh lebih ketat dan lebih parah dibandingkan di Kyoto.

Meskipun begitu, Michizane tetap bekerja dengan sungguh-sungguh demi negara serta selalu mendoakan kesejahteraan keluarga kekaisaran dan keselamatan Jepang. Namun kerja kerasnya tidak pernah dihargai dan jabatannya tidak pernah kembali. Di penghujung bulan kedua tahun 903m saat buah plum sedang mekar-mekarnya, Michizane meninggal dalam kesepian dan kebencian.

Legenda Sugawara no Michizane

Ukiyo-e oleh Tsukioka Yoshitoshi sebagai Tenjin (dewa guntur). Setelah kematian Sugawara no Michizane, petir menyambar istana, membunuh, dan melukai banyak orang yang terlibat dalam pengusirannya (wikipedia)

Setelah kematian Sugawara no Michizane, serangkaian bencana menimpa Kyoto. Wabah dan kekeringan menyebar ke seluruh kota. Saingannya, Fujiwara no Tokihara, orang yang menghasut Kaisar untuk mengasingkannya meninggal pada usia 39 tahun. Putra Kaisar Daigo jatuh sakit dan meninggal satu demi satu. Sebuah sambaran petir menyambar istana Seiryōden dan menyebabkan kebakaran yang menewaskan sejumlah pejabat yang ikut serta dalam penurunan pangkat dan pengasingan Michizane. Beberapa bulan kemudian, Kaisar Daigo sendiri jatuh sakit dan meninggal. Semua orang menjadi yakin bahwa roh Michizane telah menjadi dewa petir dan menghukum mereka yang bertindak tidak adil kepadanya.

Onryō Sugawara no Michizane terus mengutuk ibu kota dengan bencana demi bencana. Akhirnya, kaisar membangun sebuah kuil untuk arwahnya dan secara anumerta memulihkan pangkat dan jabatannya. Dia menghapus semua penyebutan pengasingan Michizane dari catatan resmi. Namun, hal itu tidak menyurutkan kemarahan Michizane dan bencana terus berdatangan ke kota tersebut. Akhirnya, pada tahun 987, pada masa pemerintahan Kaisar Ichijo, Sugawara no Michizane dipromosikan dan didewakan. Sebuah kuil khusus dibangun untuknya di Kyoto utara dan sebuah festival diadakan untuk menghormatinya. Michizane kemudian dikenal sebagai Tenma Tenjin, dewa pembelajaran. Kutukan itu akhirnya berhasil diredakan.

Sugawara no Michizane dalam budaya populer

Tenjin tetap menjadi dewa yang populer hingga hari ini. Lukisannya digantung di rumah-rumah di seluruh negeri dan siswa dari seluruh Jepang mengunjungi kuilnya untuk berdoa memohon keberuntungan dalam ujian sekolah mereka. Kuil Tenjin biasanya mengadakan festival pada akhir bulan Februari setiap tahunnya, saat pohon plum yang identik dengan Michizane mulai bermekaran. Kuil yang didedikasikan untuknya biasanya memiliki pohon plum di halamannya.

Selama era Edo, kisah hidup Michizane menjadi subjek drama boneka dan kabuki yang populer, Salah satu drama terkenal, Sugawara Denju Tenarai Kagami (Sugawara dan Rahasia Kaligrafi) dianggap sebagai salah satu dari Tiga Drama Kabuki Hebat di Jepang.

Di dunia animangasosoknya menjadi kerabat jauh dari karakter Satoru Gojo dan Yuta Okkotsu dalam serial Jujutsu Kaisen, seri Shonen yang memiliki unsur okultisme dan pertarungan kutukan. Diceritakan secara tersirat alasan dibalik besarnya energi terkutuk yang kedua karakter tersebut miliki adalah berkat hubungan darah keduanya dengan Sugawara Michizane.

BACA JUGA: Daftar Mitos JUJUTSU KAISEN

Karakter Yuta dan Gojo di Jujutsu Kaisen

Michizane menjadi contoh paling menonjol dari transformasi spiritual yang menarik: roh pendendam, onryō atau goryō. Seringkali mantan bangsawan yang meninggal dalam keadaan tidak adil dan membalas dendam, berubah menjadi dewa yang baik hati melalui ritual dan penghormatan anumerta.

Ikuti terus berita terbaru dari kanal-kanal Titip Jepang ya! Yuk, baca artikel lainnya di sini^^

sumber: yokai ; morethantokyo
gambar sampul diambil dari japanreferences

Jangan lupa Ikuti juga media sosial Titip Jepang:
Instagram: @titipjepang
Twitter: @titipjepang
Facebook: Titip Jepang