5 Karakter One Piece yang Jadi Representasi LGBTQ+ di Dunia Shonen


Dalam dunia anime shonen, One Piece sudah lama dikenal sebagai cerita penuh petualangan, drama, dan humor yang memikat jutaan penggemar di seluruh dunia. Namun ada satu hal yang sering terlupakan dari pembahasan, yaitu bagaimana Eiichiro Oda menghadirkan representasi LGBTQ+ yang begitu kaya dibandingkan manga shonen lain.
Sejak awal, Oda tidak ragu menciptakan karakter yang beragam, penuh warna, dan apa adanya. Bon Clay dengan kesetiaan yang tak tergoyahkan, Ivankov dengan kekuatan yang mengaburkan batas gender, hingga Yamato dan Kikunojo yang menegaskan identitas mereka dengan bangga. Semua ini membuat One Piece tampil beda, menghadirkan wajah shonen yang lebih inklusif sekaligus berani.
Yuk, kita lihat siapa saja karakter One Piece yang jadi ikon LGBTQ+!
1. Bon Clay (Mr. 2 Bentham)


Bon Clay alias Mr. 2 adalah salah satu karakter paling dicintai fans. Ia adalah seorang prajurit non-konformis gender dengan kemampuan unik untuk mengubah penampilannya berkat kekuatan Buah Iblis Mane Mane no Mi. Awalnya ia muncul sebagai salah satu musuh Luffy, tetapi dengan cepat berubah menjadi sekutu setia yang tak tergantikan.
Momen paling berkesan tentu saja ketika ia rela mempertaruhkan nyawanya demi membantu Luffy kabur dari Impel Down, menjadikannya bagian dari salah satu kisah penebusan terbaik dalam seri ini. Pakaiannya memang eksentrik, geraknya dramatis, dan sikapnya selalu penuh gaya, tetapi yang menarik, identitasnya tidak pernah dipertanyakan atau dicemooh dalam cerita.
Itu sebabnya Bon Clay bukan hanya ikon queer di One Piece, tapi juga simbol kesetiaan dan persahabatan yang begitu kuat hingga fans sulit melupakannya.
2. Emporio Ivankov


Ivankov adalah pemimpin flamboyan Kerajaan Kamabakka sekaligus salah satu anggota pendiri Tentara Revolusioner. Dengan kemampuan Buah Iblis Horu-Horu no Mi, ia bisa mengubah jenis kelamin siapa pun hanya dengan sebuah “wink”, menjadikannya salah satu karakter paling unik di One Piece.
Para Okama di bawah pimpinannya sadar bahwa penampilan mereka mungkin tidak sesuai dengan standar kecantikan dunia, tetapi mereka bangga menjadi diri mereka sendiri. Ivankov, meskipun sering diejek karena tingkah lakunya yang nyentrik atau pakaian yang dianggap aneh, tetaplah sosok yang ditakuti sekaligus dihormati. Ia mengajarkan para pengikutnya untuk mengabaikan kata-kata yang menyakitkan dan berfokus pada mencintai diri sendiri.
Memang, penggambaran para Okama kadang masih terasa stereotipikal, tetapi Oda memberi mereka ruang untuk bersinar lewat kisah-kisah penuh keberanian dan penerimaan diri. Ivankov bukan hanya komandan Revolusioner, melainkan juga simbol kebebasan identitas, seseorang yang membuktikan bahwa kekuatan sejati datang ketika kita bangga menjadi diri sendiri.
3. Kerajaan Kamabakka


Kerajaan Kamabakka mungkin salah satu lokasi paling unik di dunia One Piece. Pulau ini dihuni oleh sekelompok karakter yang ditetapkan sebagai laki-laki sejak lahir namun tidak mematuhi biner gender. Mereka mengekspresikan diri dengan bebas, menggunakan pakaian, riasan, dan perilaku yang sering kali dianggap nyentrik oleh orang luar.
Memang, banyak di antara individu ini digambarkan dengan tampilan yang sengaja dibuat “tidak menarik”—sebuah pilihan yang dalam sejarah fiksi sering digunakan untuk mendiskreditkan mereka yang menolak norma masyarakat. Namun berbeda dari penggambaran klise yang biasanya merugikan, One Piece justru meluangkan waktu untuk menunjukkan sisi positif mereka.
Di bawah pimpinan Emporio Ivankov, para penghuni Kamabakka bukan hanya eksis sebagai bahan lelucon, tetapi juga sebagai komunitas yang tangguh, setia, dan memiliki tempat penting dalam jalannya cerita. Serial ini menampilkan mereka dengan penuh hormat dan perhatian, menjadikan Kamabakka bukan sekadar pulau aneh, melainkan simbol kebebasan ekspresi gender di dunia bajak laut.
4. Kikunojo of the Lingering Snow (Kiku)


Salah satu contoh terbaik representasi LGBTQ+ di One Piece hadir dalam alur Negeri Wano, arc yang dianggap banyak penggemar sebagai salah satu yang terbaik sepanjang waralaba. Di tanah kelahiran Kozuki Oden ini, Luffy dan kawan-kawan bertemu dengan banyak karakter yang identitasnya menantang status quo, termasuk Kikunojo atau yang akrab dipanggil Kiku.
Kiku adalah seorang transgender yang dengan bangga memperkenalkan dirinya sebagai seorang wanita. Dan yang mengharukan, tidak ada satu pun karakter lain dalam cerita yang merendahkan atau mempertanyakan identitasnya. Justru ia selalu dihormati dan dikagumi sebagai samurai pemberani, pejuang yang tangguh, sekaligus sosok penuh kelembutan.
Perlakuan seperti ini menjadi contoh luar biasa bagaimana sebuah cerita shonen bisa memperkenalkan tema LGBTQ+ dengan penuh penghormatan. Alih-alih dijadikan bahan lelucon atau stereotip, Kiku tampil sebagai karakter yang utuh, berperan penting dalam alur Wano, dan dicintai bukan hanya karena identitas gendernya, melainkan juga karena keberanian serta hatinya yang besar.
5. Yamato


Putra Kaido ini secara konsisten mengidentifikasi dirinya sebagai laki-laki, bahkan menyebut dirinya “Oden”. Karakter lain dalam cerita juga menghormatinya sebagai laki-laki, menjadikannya salah satu contoh paling terkenal tentang trans-kode dalam anime shonen. Yamato bukan hanya kuat, tapi juga membuktikan bahwa identitas gender bukan halangan untuk menjadi karakter besar dalam cerita.
Apapun pendapatmu tentang filler, panjangnya arc, atau detail cerita yang kadang terasa bertele-tele, satu hal jelas bahwa One Piece berdiri sebagai salah satu shonen dengan representasi LGBTQ+ paling berani dan penuh warna. Eiichiro Oda tidak pernah menempelkan label besar “keberagaman” pada karyanya, tapi melalui Bon Clay yang setia, Ivankov yang flamboyan, Kerajaan Kamabakka yang bebas, Kiku yang anggun, hingga Yamato yang gagah, ia menunjukkan bahwa dunia bajak laut adalah ruang inklusif di mana setiap identitas bisa dirayakan.
Di saat banyak manga shonen lain masih ragu atau bahkan absen menghadirkan karakter queer, One Piece melangkah lebih jauh. Representasi ini hadir alami, tidak dipaksakan, dan justru memperkaya kisah petualangan yang sudah legendaris. Pada akhirnya, pesan yang tersisa begitu sederhana namun kuat, yaitu menjadi diri sendiri adalah kekuatan terbesar yang bisa dimiliki siapa pun bahkan di lautan paling ganas sekalipun.
Sumber: tumblr/midnight-in-town, screenrant, facebook/DailyDoseofAnime
Ikuti terus berita terbaru dari kanal-kanal Titip Jepang! Yuk, baca artikel lainnya di sini^^
Jangan lupa Ikuti juga media sosial Titip Jepang:
Instagram: @titipjepang
Twitter: @titipjepang
Facebook: Titip Jepang

