KATEGORI

Belum ada Produk di keranjang kamu, yuk cari produk incaran kamu di sini!

10 Iblis dengan Kisah Tersedih di Demon Slayer versi Titip Jepang

Demon Slayer bukan sekedar anime aksi biasa, serial ini juga menjadi salah satu shonen modern paling menyayat hati. Di balik visual yang memukau dan pertarungan epik, tersimpan kisah-kisah penuh luka dari para karakternya. Tokoh-tokoh seperti Tanjiro Kamado yang penuh empati dan Zenitsu Agatsuma yang penakut namun cepat bak kilat, menyimpan trauma mendalam yang perlahan terungkap seiring berjalannya cerita. Mereka bukan hanya berjuang melawan iblis, tapi juga melawan luka masa lalu mereka sendiri.

Sejak awal, Demon Slayer sudah memperlihatkan betapa kelamnya dunia yang dibangun. Ceritanya dimulai dengan tragedi memilukan: seluruh keluarga Tanjiro dibantai oleh iblis, dan sang adik, Nezuko, berubah menjadi iblis yang justru harus dilindungi. Perjalanan Tanjiro bukan hanya untuk membasmi kejahatan, tapi juga mencari harapan dan penebusan di dunia yang nyaris tanpa ampun.

Yang membuat Demon Slayer semakin menyentuh adalah kenyataan bahwa para iblis—meski kejam dan mematikan—tak jarang memiliki latar belakang yang sama tragisnya dengan para pemburu iblis. Dalam banyak pertarungan, penonton diajak menyelami masa lalu para musuh yang ternyata pernah menjadi korban, bukan hanya pelaku. Bahkan para pahlawan kita pun tak jarang menitikkan air mata saat mendengar kisah masa lalu para iblis yang mereka lawan. Di sinilah Demon Slayer menunjukkan kekuatannya: menyentuh emosi penonton lewat simpati yang manusiawi, bahkan kepada sosok yang paling mengerikan.

10. Iblis “Laba-Laba” – Sang Anak Perempuan

Kehadiran Keluarga Laba-laba dalam Demon Slayer menjadi simbol nyata dari tragedi yang terdistorsi. Mereka bukan keluarga dalam arti sebenarnya, melainkan hasil ciptaan Rui, yaitu seorang iblis yang diliputi kesepian eksistensial. Demi mengisi kehampaan, ia membentuk sebuah keluarga palsu dari sesama iblis. Namun, pandangannya yang menyimpang tentang kasih sayang dan hubungan justru menjadikan rumah itu penuh penderitaan.

Dalam Demon Slayer, salah satu korban terbesar dari manipulasi Rui adalah si “Anak Perempuan Laba-laba.” Alih-alih mendapatkan kehangatan keluarga, ia justru menjadi sasaran kemarahan dan tekanan Rui. Ia terus-menerus direndahkan, dicaci karena tak mampu memenuhi standar kekejaman yang ditetapkan “kepala keluarganya” sendiri. Ketika Tanjiro menyaksikan bagaimana Rui memperlakukan “saudarinya” itu, ia tak bisa menyembunyikan keterkejutannya, bagaimana mungkin seseorang bisa memperlakukan saudara sendiri sekejam itu?

9. Yahaba

yahaba

Dalam dunia Demon Slayer, tak sedikit iblis yang menjadi korban tipu daya Muzan Kibutsuji, dan Yahaba bersama Susamaru adalah contoh paling jelas. Keduanya dijanjikan tempat di antara Dua Belas Iblis Bulan, sebuah posisi bergengsi di kalangan iblis. Yahaba, yang bersifat tenang dan penuh perhitungan, sangat bertolak belakang dengan Susamaru yang ceroboh dan kekanak-kanakan. Ia tak menyukai gaya Susamaru yang sembrono dan lebih memilih strategi yang presisi dalam menebar kehancuran.

Namun jika direnungkan, kisah Yahaba dalam Demon Slayer sebenarnya sangat tragis. Ia hidup dengan satu tujuan: mendapatkan pengakuan dan pujian dari Muzan. Ia percaya sepenuhnya bahwa dirinya akan menjadi bagian dari Dua Belas Iblis Bulan. Sayangnya, harapan itu hanyalah kebohongan belaka. Setelah kematiannya, Muzan bahkan tidak menoleh ke belakang, dimana seolah Yahaba tak pernah berarti apa-apa. Sebuah nasib yang menyedihkan bagi sosok yang seluruh hidupnya dipersembahkan demi kehendak tuannya.

8. Susamaru

SUSAMARU

Yahaba adalah sosok yang percaya bahwa satu-satunya jalan untuk mendapatkan tempat di antara Dua Belas Iblis Bulan adalah dengan terus bertarung lebih keras. Namun di sisi lain, Demon Slayer memberi petunjuk kuat bahwa Muzan sebenarnya hanya mempermainkan Susamaru, dimana membuatnya yakin bahwa ia sudah menjadi bagian dari kelompok elit tersebut, padahal kenyataannya tidak demikian.

Dalam Demon Slayer, sifat kejam namun ceria yang ditunjukkan Susamaru saat bertarung ternyata berakar dari manipulasi halus Muzan. Ia tahu betul bahwa Susamaru sangat menginginkan pengakuan, dan memanfaatkan kecintaannya pada permainan bola tangan sebagai senjata untuk menyingkirkan musuh-musuhnya. Meski banyak yang menganggap Susamaru sebagai karakter menyebalkan, sulit untuk tidak merasa iba padanya. Ia hanyalah korban lain dari ambisi Muzan, yang mempermainkan perasaan dan harapannya demi kepentingannya sendiri.

7. Iblis “Laba-Laba” – Sang Ibu

Setiap anggota Keluarga Laba-laba dalam Demon Slayer pada dasarnya adalah korban—entah korban kekejaman Rui atau korban keadaan. Tak satu pun dari mereka yang benar-benar hidup bahagia. Mereka hanya menjadi pion dalam keluarga palsu yang dibentuk oleh Rui untuk menutupi kehampaannya sendiri. Salah satu yang paling menonjol adalah Ibu Laba-laba, sosok yang ditugaskan menghadapi siapa pun yang memasuki gunung dengan benang-benang sihir mematikannya.

Namun meski memiliki peran penting, dalam Demon Slayer diperlihatkan bahwa Ibu Laba-laba tak luput dari kekejaman Rui. Ia kerap menerima makian dan tekanan psikologis yang membuatnya hidup dalam ketakutan. Bahkan ketika hatinya enggan mencelakai orang lain, ia tetap dipaksa untuk melakukannya demi menghindari amukan Rui. Dengan reputasi Rui yang terkenal tak segan membunuh anggota “keluarganya” yang tak patuh dan mengganti mereka begitu saja, Ibu Laba-laba pun hanya bisa tunduk demi bertahan hidup.

6. Kyogai

KYOGAI

Sekilas, Kyogai mungkin tampak sebagai iblis yang mengintimidasi, namun kisah hidupnya adalah salah satu yang paling menyayat hati di Demon Slayer. Berbeda dengan kebanyakan iblis lain, Kyogai bukan tipe yang meluapkan amarahnya dengan teriakan atau kekerasan brutal. Ia hanya ingin hidup tenang di ruang pribadinya, jauh dari gangguan para pemburu iblis. Sebelum menjadi iblis, Kyogai adalah seorang penulis—namun hidupnya penuh dengan penolakan dan kritik pedas terhadap karyanya.

Dalam salah satu momen paling mengharukan di Demon Slayer, Kyogai benar-benar tersentuh ketika Tanjiro memperlakukan tulisannya dengan hormat, dan tak menginjaknya, apalagi mencelanya. Perlakuan sederhana itu begitu berarti, hingga membuatnya meneteskan air mata. Namun, di balik itu semua, Kyogai telah begitu terbiasa dengan cercaan dan rasa tidak dihargai, sampai-sampai ia menyerah pada dunia kepenulisan dan mencoba mencari pengakuan dengan cara lain: menjadi bagian dari Dua Belas Iblis Bulan. Sayangnya, ia gagal dan disingkirkan. Meski begitu, ia tetap berusaha keras untuk membuktikan bahwa dirinya pantas mendapatkan tempat—entah sebagai penulis, atau sebagai iblis yang diakui oleh Muzan.

5. Sang Iblis Tangan

Dalam tahap awal cerita Demon Slayer, salah satu musuh paling menakutkan yang pernah dihadapi Tanjiro adalah Iblis Bertangan. Sosoknya yang raksasa dan menjijikkan, ditambah suara berat penuh kebencian, cukup untuk membuat calon pemburu iblis mana pun lari ketakutan. Dialah rintangan terbesar dalam Ujian Seleksi Akhir.

Iblis Bertangan ini sebenarnya adalah tahanan dari Urokodaki, mantan pemburu iblis sekaligus guru Tanjiro. Ia ditangkap dan dikurung di Gunung Fujikasane untuk menjadi ujian nyata dalam Seleksi Akhir Demon Slayer. Selama bertahun-tahun, tak ada satu pun peserta yang berhasil mengalahkannya—hingga akhirnya Tanjiro muncul. Meski sang iblis menyadari bahwa dirinya telah menjadi sosok kejam, ia tetap menyimpan dendam pada Urokodaki yang dianggap telah merampas sisa-sisa kemanusiaannya dengan mengambil kebebasannya.

4. Daki

TITIP JEPANG - TITIPJEPANG - DEMON SLAYER - KIMETSU NO YAIBA - IBLIS DI DEMON SLAYER - IBLIS DENGAN MASA LALU TERSEDIH DI DEMON SLAYER - DAKI DEMON SLAYER

Daki dan Gyutaro adalah pasangan Iblis Peringkat Enam Atas yang meneror Distrik Hiburan dalam salah satu arc paling memukau di Demon Slayer. Pertarungan mereka melawan Tanjiro, Zenitsu, dan Inosuke menjadi salah satu momen anime paling epik tahun 2022, dan sejak itu, saudara penuh kebencian ini justru berhasil mencuri perhatian banyak penggemar. Dalam banyak hal, mereka adalah cerminan gelap dan menyimpang dari Tanjiro dan Nezuko—dua saudara yang juga terikat oleh nasib dan kasih sayang.

Latar belakang Daki dan Gyutaro dalam Demon Slayer sama sekali tidak indah. Mereka berasal dari keluarga miskin di distrik kumuh. Gyutaro, yang memiliki penampilan fisik buruk, kerap dihina dan disisihkan, sementara Daki—karena kecantikannya—mendapat pujian dari warga sekitar. Meski begitu, Gyutaro selalu melindungi adiknya, menjadikannya semacam tameng dari kejamnya dunia. Namun segalanya runtuh ketika Daki—masih sebagai manusia—dibakar hidup-hidup oleh seorang samurai bengis. Tanpa campur tangan Doma yang mengubah mereka menjadi iblis, nyawa Daki saat itu mungkin hanya bertahan beberapa menit saja.

3. Rui

TITIP JEPANG - TITIPJEPANG - DEMON SLAYER - KIMETSU NO YAIBA - IBLIS DI DEMON SLAYER - IBLIS DENGAN MASA LALU TERSEDIH DI DEMON SLAYER - RUI DEMON SLAYER

Rui adalah salah satu karakter paling tragis dalam Demon Slayer, bahkan sejak sebelum ia menjadi iblis. Ia lahir dengan kondisi tubuh yang sangat lemah, membuatnya tak bisa bermain di luar seperti anak-anak lain. Kedua orang tuanya sangat menyayanginya dan selalu berharap agar Rui bisa memiliki kehidupan yang lebih baik. Namun, semuanya berubah ketika Rui membuat kesepakatan dengan Muzan, sebuah keputusan yang mengubah takdirnya selamanya.

Dalam Demon Slayer, perubahannya menjadi iblis memang menyembuhkan penyakit fisiknya, tapi justru menghadirkan kelaparan baru yang hanya bisa dipuaskan dengan daging manusia. Pada akhirnya, Rui membunuh kedua orang tuanya sendiri, satu-satunya ikatan manusiawi yang pernah ia miliki. Dalam kesendiriannya yang semakin dalam, ia menciptakan Keluarga Laba-laba dan menjadikan dirinya sebagai “anak bungsu” dalam struktur palsu tersebut. Itu adalah caranya untuk mengisi kehampaan, untuk merasakan kembali kasih sayang yang dulu pernah ia miliki—meski dengan cara yang bengkok dan tragis.

2. Akaza

TITIP JEPANG - TITIPJEPANG - DEMON SLAYER - KIMETSU NO YAIBA - IBLIS DI DEMON SLAYER - IBLIS DENGAN MASA LALU TERSEDIH DI DEMON SLAYER - AKAZA DEMON SLAYER

Di antara seluruh karakter iblis yang muncul dalam Demon Slayer, Akaza mungkin adalah yang paling tragis. Bagi penonton anime, ia dikenal sebagai sosok iblis yang membunuh Flame Hashira yang dicintai banyak penggemar, Kyojuro Rengoku. Namun bagi pembaca manga, kisah masa lalunya mampu membuat hati luluh dan mata berkaca-kaca. Tak sedikit yang menyebut bahwa Akaza adalah karakter dengan penulisan terbaik di seluruh semesta Demon Slayer.

Sebagai manusia, Akaza hidup dalam kemiskinan dan berjuang keras demi merawat ayahnya yang sakit. Demi membeli obat, ia terpaksa mencuri dan melakukan tindak kriminal. Sayangnya, tindakan itu malah menyebar dan membuat ayahnya merasa menjadi beban—hingga akhirnya sang ayah memilih mengakhiri hidupnya. Setelah terusir dari kota, Akaza ditemukan oleh seorang pemilik dojo bernama Keizo, yang menawarinya tempat tinggal dan pelatihan bela diri, asalkan ia mau merawat putrinya yang sakit-sakitan, Koyuki. Akaza pun menemukan kedamaian, hingga suatu hari tragedi kembali menimpanya. Dojo rival meracuni Koyuki dan Keizo, merenggut satu-satunya kebahagiaan yang ia miliki. Dalam kemarahan yang membara, Akaza kehilangan kendali dan membantai seluruh anggota dojo lawan—sebuah titik balik yang menuntunnya menjadi iblis dalam Demon Slayer.

1. Gyutaro

TITIP JEPANG - TITIPJEPANG - DEMON SLAYER - KIMETSU NO YAIBA - IBLIS DI DEMON SLAYER - IBLIS DENGAN MASA LALU TERSEDIH DI DEMON SLAYER - GYUTARO DEMON SLAYER

Dalam Demon Slayer, masa lalu Gyutaro menggambarkan sisi kelam dari Distrik Hiburan yang jarang disorot. Di balik gemerlap lampu dan kemewahan, ada lapisan masyarakat miskin yang hidup dalam penderitaan. Gyutaro tumbuh di tengah kemiskinan ekstrem. Ibunya, yang kehilangan satu kehamilan dan tidak mampu membesarkan anak, kerap melampiaskan kekerasan fisik padanya. Bagi mereka yang tak mampu membeli kemewahan, bertahan hidup saja sudah menjadi perjuangan besar.

Kehidupan Gyutaro di masa kecil dalam Demon Slayer penuh dengan penghinaan dan kekerasan. Wajahnya yang dianggap buruk dan kebersihannya yang tak terjaga membuatnya jadi sasaran cemoohan dan perundungan. Ia hidup sendirian di lingkungan yang kejam, sering kali memakan tikus jalanan hanya agar tetap hidup. Harapan seolah muncul ketika adiknya, Daki, tumbuh menjadi gadis cantik yang dihormati, memberi mereka seberkas cahaya di tengah gelapnya dunia. Namun harapan itu sirna seketika saat Daki disiksa dan dibakar hidup-hidup, menjadi pemicu tragedi yang membawa mereka ke jalan iblis.

Tragedi yang menyelimuti para iblis dalam Demon Slayer menjadi pengingat kuat bahwa tidak semua kejahatan lahir dari niat jahat. Banyak dari mereka dulunya adalah manusia biasa yang terjebak dalam kemiskinan, kesepian, pengkhianatan, atau kehilangan. Lewat kisah-kisah memilukan seperti Rui yang merindukan keluarga, Akaza yang mencari arti perlindungan, hingga Kyogai yang hanya ingin dihargai, serial ini memperlihatkan bahwa batas antara manusia dan iblis sering kali dibentuk oleh luka yang tak pernah sembuh. Inilah yang menjadikan Demon Slayer bukan hanya kisah pertarungan antara baik dan jahat, tapi juga refleksi tentang empati, pengorbanan, dan kehancuran yang ditinggalkan oleh dunia yang tak adil.

Sumber: CBR

Ikuti terus berita terbaru dari kanal-kanal Titip Jepang ya! Yuk, baca artikel lainnya di sini^^

Jangan lupa Ikuti juga media sosial Titip Jepang:
Instagram: @titipjepang
Twitter: @titipjepang
Facebook: Titip Jepang