10 Pertarungan Terbaik dalam Turnamen di Dragon Ball, Di Luar Pertarungan Goku


Ketika Goku tidak sedang bertarung untuk menyelamatkan dunia, kadang dia mengisi waktu dengan ikut serta dalam turnamen seni bela diri. Walau terkadang dalam beberapa turnamen, terjadi suatu insiden yang membuatnya harus ‘menyelamatkan dunia’. Pertandingan turnamen di Dragon Ball bisa sedramatis dan se-menyenangkan pertandingan lainnya, atau bisa juga lebih mengarah pada unsur komedi khas anime ini.
Sebagian besar pertarungan turnamen terbaik di Dragon Ball melibatkan Goku sebagai bintang utamanya, tetapi teman-temannya dan saingannya juga turut ambil bagian dalam beberapa pertarungan yang luar biasa. Ini berlaku untuk semua Turnamen Seni Bela Diri Dunia dalam seri aslinya, maupun Turnamen Antar Alam Semesta di Dragon Ball Super, dan lainnya. Pertarungan ini menampilkan karakter favorit penggemar seperti Gohan, Piccolo, dan Krillin, serta penuh dengan momen yang tak terlupakan dan koreografi yang memukau.
10. Future Trunks vs Tien Shinhan


Bojack Unbound menjadi satu-satunya film Dragon Ball Z yang menampilkan turnamen sebagai fokus utama. Meski DBZ Movie 9 tidak menyediakan banyak waktu untuk menyoroti pertandingan secara mendalam dan hanya menampilkan duel singkat, keseluruhannya tetap terasa seru dan menghibur. Di antara perkelahian kilat tersebut, pertarungan unik antara Future Trunks dan Tien Shinhan menjadi sorotan utama.
Bagi para penggemar kedua Z-Warriors ini, melihat mereka saling berhadapan dalam duel yang seimbang tentu menyenangkan. Meski jumlah serangan yang dilancarkan tidak banyak, tiap pukulan digambarkan dengan animasi berkualitas tinggi yang menjadi ciri khas film ini. Pertarungan memang berakhir tak lama setelah Trunks berubah menjadi Super Saiyan, namun fakta bahwa duel ini sempat berlangsung dengan intensitas tinggi menjadi bentuk penghormatan tersendiri bagi para penggemar karakter manusia dalam seri ini.
9. Yamcha vs Kami-sama


Pertandingan perempat final antara Yamcha dan Kami-sama—yang menyamar dengan nama “Shen”—dalam Turnamen Seni Bela Diri Dunia ke-23 berlangsung sesuai ekspektasi, meskipun pada akhirnya Yamcha harus menerima kekalahan yang tak terelakkan. Meski begitu, ia masih sempat menunjukkan sisi keren sebelum tumbang. Duel mereka didominasi oleh pertarungan jarak dekat yang intens, dan Yamcha dibuat terkejut karena harus kewalahan melawan sosok yang tampaknya begitu sopan.
Rasa frustrasi dalam situasi itu membuat Yamcha memamerkan jurus baru untuk pertama kalinya, yang menjadikannya tampak lebih hebat dari sebelumnya. Teknik Spirit Ball terlihat sangat memukau saat digunakan, dan pertarungan ini menjadi satu-satunya momen di mana jurus itu benar-benar mendapat sorotan. Bahkan, Yamcha berhasil membuat Kami terluka dan terkesan, menunjukkan betapa besar perkembangan dirinya sejak masa awal sebagai bandit padang pasir. Walaupun akan lebih memuaskan jika Yamcha akhirnya menang untuk sekali ini, kekalahannya tetap terasa menghibur dan berkesan.
8. Gohan dan Frieza vs Dyspo di Tournament of Power


Di babak akhir Tournament of Power, hanya menyisakan lima petarung terkuat dari Universe 7 dan tiga anggota terkuat dari Pride Troopers. Meski sebagian besar pertarungan klimaks berfokus pada Jiren, pertempuran antara Gohan dan Frieza melawan Dyspo memiliki daya tarik tersendiri. Salah satu hal paling menarik adalah melihat Frieza bertarung berdampingan dengan orang yang dulu pernah dia coba bunuh saat masih kecil—namun bukan itu saja yang membuatnya berkesan.
Dyspo dikenal sebagai makhluk tercepat di seluruh multiverse, menjadikannya lawan yang unik dan menyenangkan untuk ditonton. Dragon Ball Super pun berhasil menggambarkan sosok superhero arogan ini dengan cara yang membuatnya tampak lebih menyebalkan daripada Frieza yang dulu dikenal sebagai tiran kejam dari Universe 7. Dinamika antara Gohan dan Frieza dalam upaya bekerja sama sangat selaras dengan tema kepercayaan dalam Universe Survival Saga, yang berpuncak pada keputusan mengejutkan Gohan untuk mengorbankan diri demi mengalahkan Dyspo.
Sebelum Frieza akhirnya keluar sebagai pemenang, pertarungan ini memikat penonton dengan koreografi yang dinamis dan animasi yang luar biasa, menghasilkan salah satu aksi paling mengesankan dalam turnamen tersebut.
7. Krillin vs Chiaotzu


Saga Turnamen Seni Bela Diri Dunia ke-22 berhasil memberikan panggung yang layak bagi Krillin, lebih dari yang pernah dia dapatkan di arc turnamen lainnya. Selain mendapatkan salah satu duel terbaik di seri ini saat melawan Goku, Krillin juga bersinar dalam pertandingan perempat final melawan Chiaotzu. Dengan Yamcha yang sebelumnya dikalahkan oleh rivalnya dari Sekolah Bangau, Tien Shinhan, beban untuk membalas kekalahan itu pun jatuh ke tangan Krillin.
Laga antara Krillin dan Chiaotzu memiliki nuansa komedi khas Dragon Ball di masa awal, namun tetap menyajikan ketegangan yang nyata. Chiaotzu, dengan kemampuan terbang dan kekuatan psikisnya, tampak jauh lebih unggul dibanding Krillin yang dianggap murid terlemah dari Sekolah Penyu. Maka, kemenangan Krillin terasa sangat memuaskan, terutama karena ia mampu menang bukan lewat kekuatan, melainkan kecerdikannya. Salah satu momen paling menghibur adalah ketika Krillin berhasil memanfaatkan kelemahan Chiaotzu yang tak bisa berhitung tanpa menggunakan jari, menampilkan sisi lucu sekaligus cerdas dari strategi Krillin.
6. Goten & Trunks vs Android 18


Salah satu hal menyenangkan dari terganggunya Turnamen Seni Bela Diri Dunia ke-25 adalah hadirnya pertarungan unik antara Android 18 dan “Mighty Mask,” yang sebenarnya adalah Goten dan Trunks yang menyamar. Meski pertarungan ini tidak sarat ketegangan atau momen dramatis, hal tersebut tidak mengurangi daya tariknya. Justru, perebutan hak untuk melawan Mister Satan menjadi salah satu bagian paling lucu dan menggemaskan di Dragon Ball Z.
Android 18 jarang berbagi layar dengan kedua bocah Saiyan ini, sehingga melihat interaksi mereka menjadi suguhan menarik tersendiri. Usaha Goten dan Trunks untuk tetap menyamar sebagai Mighty Mask sambil bertarung dalam satu kostum memberikan banyak momen kocak, terutama saat 18 akhirnya menyadari identitas mereka yang sebenarnya. Penutup pertarungan ini juga menghibur, ketika 18 menggunakan Destructo Disc—yang menjadi referensi halus terhadap hubungannya dengan Krillin—untuk membongkar penyamaran mereka.
5. Hit vs Jiren


Selama sebagian besar Dragon Ball Super, Hit dari Universe 6 dikenal sebagai salah satu petarung terkuat di serial ini. Sayangnya bagi para penggemar, reputasinya sebagai pembunuh profesional justru menjadikannya alat sempurna untuk menyoroti kekuatan musuh utama dalam Universe Survival Saga, yaitu Jiren. Meski begitu, berbeda dengan banyak karakter lain yang dijadikan tumbal kekuatan lawan, Hit tidak kehilangan pesonanya. Ia tetap tampil mengesankan dengan memberikan perlawanan penuh terhadap sosok manusia terkuat sejauh ini.
Gaya bertarung Hit yang unik selalu menarik untuk disaksikan, dan pertarungan ini menjadi kesempatan pertama bagi penggemar untuk melihat kemampuan Jiren yang sesungguhnya. Dengan karisma dan strategi khasnya, ada harapan nyata bahwa Hit mungkin bisa membalikkan keadaan—terutama saat ia menggunakan teknik andalannya, Time Prison. Sayangnya, saat jurus itu gagal dan Hit tersingkir secara tragis, ada kekecewaan besar. Namun, kekalahannya juga memperkuat ekspektasi terhadap pertarungan besar antara Goku dan Jiren yang semakin dinantikan.
4. Jackie Chun vs Tien Shinhan


Dalam babak semifinal Turnamen Seni Bela Diri Dunia ke-22, Jackie Chun—yang sebenarnya adalah Master Roshi menyamar—harus berhadapan dengan Tien Shinhan untuk mempertahankan gelarnya. Namun, alih-alih mengejar kemenangan, fokus utama Jackie adalah menyelamatkan jiwa seorang pembunuh muda yang baru memulai jalannya. Pendekatan ini menghasilkan duel yang sarat emosi dan berakhir dengan salah satu kejutan paling tak terduga dalam sejarah pertarungan Dragon Ball klasik.
Di samping menampilkan aksi bela diri yang mengesankan, pertarungan ini juga menjadi titik awal perkembangan karakter Tien yang lebih mendalam, karena Jackie berusaha memahami siapa lawannya sebenarnya. Namun upaya itu belum cukup, dan Tien hampir mencelakai penonton saat mendemonstrasikan kemampuannya meniru Kamehameha hanya dengan sekali melihat. Menyadari bahwa ia bukan orang yang tepat untuk mengubah hati Tien—melainkan Goku-lah yang bisa melakukannya—Roshi mengambil keputusan mengejutkan: dengan sengaja kalah demi masa depan murid-murid muda tersebut.
3. Android 18 vs Ribrianne


Universe Survival Saga sayangnya tidak memaksimalkan potensi sebagian besar anggota Tim Universe 7, karena banyak dari mereka tidak mendapat kesempatan bertarung setara dengan Goku. Namun, pengecualian paling menonjol adalah Android 18 yang akhirnya mendapat sorotan layak lewat duel melawan kapten Tim Universe 2, Ribrianne. Pertarungan ini tidak hanya menampilkan Android 18 sebagai salah satu petarung wanita terkuat di Universe 7, tetapi juga ditutup dengan salah satu penyelesaian paling bergaya di seluruh seri, meskipun tidak terlalu sarat makna tematik.
Konflik antara Android 18 dan Ribrianne menempatkan cinta dangkal versi Ribrianne berhadapan dengan kasih sayang tulus 18 terhadap Krillin. Melihat 18 mengalahkan Ribrianne sambil menyampaikan pelajaran yang menohok terasa sangat memuaskan. Meski sempat bangkit dengan bentuk Super Ribrianne raksasa, pertarungan mencapai puncaknya saat Android 18 berlari melintasi tubuh musuhnya dan memberikan pukulan pamungkas—sebuah adegan klimaks yang mengesankan di luar pertarungan khas Goku.
2. Krillin vs Piccolo Jr.


Pertarungan antara Krillin dan Piccolo Jr. di babak perempat final Turnamen Seni Bela Diri Dunia ke-23 merupakan salah satu duel paling bermakna dalam Dragon Ball. Di antara semua petarung manusia, Krillin tampaknya mendapat penghormatan lebih dari Piccolo dibandingkan yang lain—dan hal ini mudah dimengerti, mengingat betapa Krillin mampu mengejutkannya dan memberi kesan mendalam. Meskipun Krillin tidak pernah benar-benar mendekati kemenangan, kenyataan bahwa dia mampu memberi tekanan, walau sedikit, cukup mengejutkan tidak hanya bagi Piccolo, tapi juga para penonton.
Meski ini adalah debut Krillin sebagai petarung dewasa dan berakhir dengan kekalahan, kemajuannya sejak awal seri sangat jelas terlihat. Menariknya, dia tidak dipermalukan atau dihajar habis-habisan, melainkan kalah dengan bermartabat setelah bertarung habis-habisan. Pertarungan ini juga menjadi kesempatan bagi Piccolo untuk menampilkan perbedaan gayanya dengan sang ayah, terutama saat ia memanfaatkan kemampuan lengan elastisnya. Bahkan pengakuan singkat yang ia berikan kepada Krillin memperkuat kesan bahwa dirinya lebih kompleks dan bukan sekadar tiruan dari Raja Piccolo.
1. Yamcha vs Tien Shinhan adalah Aksi Bela Diri Murni


Pertarungan perempat final antara Yamcha dan Tien Shinhan di Turnamen Seni Bela Diri Dunia ke-22 layak disejajarkan dengan pertarungan turnamen terbaik Goku. Meskipun harus menghadapi pria terkuat di dunia, Yamcha menunjukkan ketangguhannya dalam duel seni bela diri yang tak terlupakan. Namun, meskipun kekuatan Yamcha semakin terlihat, jelas terlihat bahwa Tien masih jauh lebih unggul.
Koreografi dalam pertarungan ini hampir sempurna, dengan lebih dari sekadar pertarungan tangan kosong sederhana—para penggemar juga disuguhi berbagai teknik hebat dari Tien Shinhan untuk pertama kalinya. Meski peluang Yamcha untuk menang terlihat ada, terutama setelah dia melancarkan serangan andalannya, “Wolf Hurricane,” kekalahannya berakhir dengan cara yang lebih brutal dibandingkan dengan kebanyakan kekalahan di Dragon Ball Z. Tien, dengan tenang, menjatuhkan Yamcha, dan untuk benar-benar menegaskan posisinya sebagai lawan yang kejam, dia mematahkan kaki Yamcha setelah pertarungan berakhir.
Sumber: cbr
Ikuti terus berita terbaru dari kanal-kanal Titip Jepang ya! Yuk, baca artikel lainnya di sini^^
Jangan lupa Ikuti juga media sosial Titip Jepang:
Instagram: @titipjepang
Twitter: @titipjepang
Facebook: Titip Jepang
