Ketika sebuah manga mendapatkan adaptasi anime, semua penggemar dan mangaka tentunya akan berbahagia. Bagaimana tidak? Cerita yang selama ini hanya terbatas ke dalam gambar yang tidak memiliki gerakan atau suara, kini akan muncul di layar dengan animasi, musik, dan setiap karakter akan diperankan oleh pengisi suara yang berbakat.
Tetapi bagi sebagian manga, sebaiknya tetap dinikmati dalam media yang diinginkan penulisnya. Beberapa alasan diantaranya adalah gambar yang dipenuhi dengan detail, adanya sensor jika diadaptasi ke anime, ataupun kehendak penulisnya yang tidak ingin mendapatkan adaptasi anime. Tanpa basa-basi lagi, inilah 7 manga yang menurut kami sebaiknya tidak diadaptasi ke anime.
1. Berserk
Dari beberapa adaptasi Berserk yang sudah dibuat, tidak ada yang berhasil menyamai suasana mencekam seperti di manganya. Gaya gambar Miura Kentaro memang sulit untuk diadaptasi ke anime karena detailnya yang luar biasa, banyak panel legendaris yang muncul dari manga ini. Selain itu, tema yang dibawakan oleh Berserk juga akan menyulitkan jika ditayangkan di televisi. Studio yang menggarap animenya bisa saja menyensor animenya, tapi pasti akan membuat penggemar kecewa. Karena alasan itulah Berserk cukup dinikmati di manga saja, sekaligus untuk mengenang karya mendiang Miura Kentaro.
2. Oyasumi Punpun
Oyasumi Punpun adalah manga karya Inio Asano yang menggambarkan kengerian hidup manusia tanpa adanya batasan. Protagonisnya, Punpun, digambarkan sebagai coretan sederhana berbentuk burung. Karakter lain di manga ini juga digambar dengan realistis dan sedikit mengerikan. Selain itu, cerita yang dibawakan dalam manga ini akan sangat sulit untuk diterima masyarakat luas sehingga kemungkinan manga ini mendapat adaptasi anime sangat kecil.
3. Yotsuba&!
Yotsuba&! (Yotsuba to!) adalah manga slice-of-life yang menceritakan kehidupan sehari-hari Yotsuba, seorang gadis kecil yang ceria. Cerita ini ringan dan penuh dengan komedi yang menyenangkan. Alasan mengapa manga ini tidak seharusnya diadaptasi adalah karena keinginan penulisnya sendiri. Kiyohiko Azuma telah secara tegas menyatakan bahwa dia tidak ingin Yotsuba&! diadaptasi menjadi anime. Ini mungkin karena ketidakpuasannya terhadap adaptasi karyanya yang lain yaitu Azumanga Daioh.
4. Karya-karya Junji Ito
Junji Ito adalah salah satu mangaka horor paling terkenal di dunia. Seperti Berserk, adaptasi anime dari karya Junji Ito tidak dapat menangkap suasana mengerikan dari manganya. Gaya gambar dan horornya tidak terlalu efektif dalam anime. Namun, adaptasi Uzumaki dari Netflix sepertinya akan merubah hal ini, dengan pilihan warna hitam putih dan menjaga gaya gambarnya di sepanjang animenya.
5. 20th Century Boys
20th Century Boys mengikuti sekelompok anak-anak yang tumbuh untuk melawan “Friend,” seorang dalang misterius yang memanipulasi dunia dari bayang-bayang. Manga ini mirip dengan karya Naoki Urasawa yang lain, Monster. Namun berbeda dengan Monster, 20th Century Boys akan sulit untuk diadaptasikan karena resiko hak cipta. Judul manga ini terinspirasi dari lagu 20th Century Boy oleh T. Rex, apabila diganti tentunya akan mengecewakan penggemar manganya. Sehingga akan diperlukan perjuangan legal yang berat jika ada studio yang ingin mengadaptasi manga ini.
6. Fire Punch
Sebagian besar manga dalam list ini bertema cukup gelap, Fire Punch mungkin yang paling ekstrim di antara semuanya. Seperti karya Tatsuki Fujimoto yang paling terkenal yaitu Chainsaw Man, Fire Punch tidak segan menampilkan kekerasan ataupun tema-tema yang dapat menyinggung pembacanya tanpa mempedulikan sensor apapun.
Meskipun begitu, studio Mappa telah menyatakan bahwa mereka akan mengadaptasi semua karya Fujimoto, termasuk Fire Punch. Jika saatnya tiba, mungkin penayangan animenya akan melalui layanan streaming seperti Netflix atau di televisi dengan sensor yang cukup berat. Bagaimanapun hasilnya nanti, tim Mappa pasti akan melalui jalan yang berat dalam mengadaptasi seri satu ini.
7. I Am a Hero
Ada banyak cerita tentang zombie di dunia ini, termasuk dalam manga. Tapi I Am a Hero berbeda dari cerita zombie kebanyakan. Meskipun berlatar zombie apocalypse seperti kebanyakan cerita zombie lainnya, I Am a Hero memiliki cerita yang minim dialog, kebanyakan panel hanya berisikan karakter melakukan aktivitas tanpa mengucapkan sepatah kata pun yang memberikan suasana sinematik.
Namun itulah yang akan membuat sulitnya mengadaptasi manga ini ke anime. Dengan sedikitnya dialog, kebanyakan penonton akan dibuat bosan karena sedikitnya percakapan antar karakter yang terjadi. Selain itu, gaya gambar dari mangaka Hanazawa Kengo yang realistis belum tentu akan dapat diadaptasikan dengan baik. Kombinasi kedua hal ini akan menambah kesulitan dalam proses mengadaptasi manga I Am a Hero ke anime.
Itulah 7 manga legendaris yang sebaiknya tidak mendapat adaptasi anime. Apakah Titipers setuju? Berikan pendapat Titipers di komentar, ya!
Sumber: thegamer.com
Ikuti terus berita terbaru dari kanal-kanal Titip Jepang! Yuk, baca artikel lainnya di sini^^
Jangan lupa Ikuti juga media sosial Titip Jepang:
Instagram: @titipjepang
Twitter: @titipjepang
Facebook: Titip Jepang