KATEGORI

Belum ada Produk di keranjang kamu, yuk cari produk incaran kamu di sini!

10 Adaptasi Anime yang Kalah dari Manganya Sendiri

Ada banyak sekali anime yang menggunakan manga sebagai sumber cerita untuk diadaptasikan dalam bentuk animasi. Titipers pasti sudah tidak asing dengannya. Sebagian besar adaptasi anime ini mampu menyamai atau bahkan mengalahkan kualitas manganya, seperti yang pernah dibahas di artikel ini. Namun sayangnya, beberapa adaptasi anime ini tidak mencapai standar kualitas yang disajikan oleh sumber aslinya sehingga cukup mengecewakan penggemar manganya.

Berikut ini sepuluh adaptasi anime yang dinilai kalah dari manganya sendiri.

1. Uzumaki

blog-adaptasi anime gagal-uzumaki

Karya horor legendaris Junji Ito ini dikenal karena ilustrasinya yang detail dan menakutkan. Uzumaki bercerita tentang kota kecil yang terobsesi dengan spiral, membuat penduduknya kehilangan kewarasan. Gaya gambar Junji Ito yang khas sukses menimbulkan rasa ngeri bahkan tanpa warna atau gerakan.

Ketika adaptasi anime Uzumaki diumumkan dengan gaya hitam putih yang mengikuti manganya, banyak fans menaruh harapan besar. Sayangnya, hasil akhirnya jauh dari ekspektasi. Visualnya tidak mampu menangkap detail dan atmosfer mencekam khas karya Junji Ito. Akibatnya, adaptasi anime ini menuai banyak kekecewaan.

2. One Punch Man Season 2 dan 3

blog-adaptasi anime gagal-one punch man season 3

Musim pertama One Punch Man menjadi salah satu adaptasi anime terbaik berkat animasi luar biasa dari Studio Madhouse. Namun, sejak berpindah ke Studio J.C. Staff di musim kedua, kualitas animasinya turun drastis. Aksi pertarungan yang dulu mengesankan kini terasa datar dan tidak seenerjik sebelumnya.

Visual yang kurang mendukung membuat penggemar sulit menikmati keseruannya, membuatnya kalah jauh dibanding manga aslinya. Sayangnya, kualitas di musim ketiga juga belum menunjukkan peningkatan signifikan. Banyak sekali postingan di sosial media yang mengolok kualitas animasi musim ketiganya.

3. The Seven Deadly Sins (Studio Deen)

blog-adaptasi anime gagal-nanatsu no taizai

Awalnya, The Seven Deadly Sins digarap dengan baik oleh A-1 Pictures dan berhasil mencuri perhatian dengan cerita fantasi penuh petualangan. Namun, ketika Studio Deen mengambil alih, kualitas animasinya turun tajam. Pertarungan yang seharusnya epik justru terlihat kaku dan mirip powerpoint.

Walau jalan ceritanya tetap menarik, penurunan visual yang drastis membuat banyak penggemar menganggap adaptasi anime ini gagal.

4. Blue Lock Season 2

blog-adaptasi anime gagal-blue lock season 2

Blue Lock memadukan unsur olahraga dan persaingan khas anime shonen dengan sangat menarik. Musim pertamanya berhasil memikat banyak penonton lewat konsep pelatihan untuk mencari striker terbaik di dunia.

Namun, musim kedua justru mengalami penurunan kualitas. Beberapa episode terasa seperti tayangan slideshow dengan animasi yang minim gerakan. Banyak yang membuat konten di media sosial dimana penggemar mengedit sendiri animasinya dengan menggeser PNG gambar karakter. Untungnya, kualitasnya sedikit membaik menjelang akhir, meski tetap belum sebanding dengan kesuksesan musim pertama.

5. The Beginning After the End

blog-adaptasi anime gagal-the beginning after the end

Mengadaptasikan web novel populer, The Beginning After the End memiliki potensi besar seperti Solo Leveling. Ceritanya tentang seorang raja yang bereinkarnasi sebagai bayi dan berusaha memanfaatkan pengalaman hidup lamanya untuk menghadapi dunia sihir baru.

Sayangnya, adaptasi anime-nya tidak mampu menyampaikan kedalaman cerita dengan baik. Animasi yang buruk membuat penonton kesulitan menikmati perjalanan sang tokoh utama. Meski banyak harapan untuk musim keduanya, seri ini masih meninggalkan kesan kurang memuaskan.

6. Tokyo Ghoul

blog-adaptasi anime gagal-tokyo ghoul

Musim pertama Tokyo Ghoul berhasil menjadi salah satu adaptasi anime terbaik pada masanya. Namun mulai musim kedua, alur ceritanya mulai menjauh dari manga dan menjadi sulit diikuti. Beberapa perubahan cerita yang dimasukkan ke animenya pun patut dipertanyakan. Membuat penggemar manganya cukup kecewa.

Ketika masuk ke musim ketiga, ceritanya memang mengikuti manga tapi animasi dan visualnya menurun drastis. Akibatnya, anime yang dulu sangat populer ini kehilangan pesonanya, membuat banyak penggemar lebih memilih versi manganya yang jauh lebih solid.

7. Tower of God Season 2

blog-adaptasi anime gagal-tower of god season 2

Adaptasi anime dari webtoon populer Korea ini awalnya berjalan cukup baik. Tower of God menghadirkan dunia yang kompleks dengan karakter-karakter penuh misteri. Namun, kualitas produksinya menurun drastis di musim kedua setelah berganti studio.

Cerita yang seharusnya menarik menjadi sulit dinikmati karena penyajian visual yang tidak konsisten. Banyak penggemar merasa adaptasi anime ini gagal menggambarkan kedalaman dunia yang diciptakan dalam versi webtoonnya.

8. The Promised Neverland Season 2

blog-adaptasi anime gagal-the promised neverland season 2

Musim pertama The Promised Neverland dianggap sebagai salah satu adaptasi anime terbaik, dengan cerita yang menegangkan dan animasi memukau. Namun, musim keduanya berubah menjadi bencana.

Alur ceritanya melenceng jauh dari manga, bahkan beberapa bagian penting dihilangkan begitu saja. Ceritanya terasa terburu-buru, membuat banyak penggemar kecewa karena kehilangan keunikan yang membuat musim pertamanya begitu berkesan.

9. Berserk (2016)

blog-adaptasi anime gagal-berserk 2016

Manga Berserk karya Kentaro Miura dianggap sebagai salah satu mahakarya terbesar dalam sejarah. Sayangnya, adaptasi anime tahun 2016 benar-benar mengecewakan.

Alih-alih menghadirkan visual gelap dan detail seperti di manga, versi ini menggunakan CGI buruk yang membuat pergerakan karakter terlihat sangat kaku. Banyak penggemar sepakat bahwa adaptasi anime Berserk 2016 adalah versi terburuk dari salah satu karya paling ikonik di dunia manga.

10. Shaman King (2021)

blog-adaptasi anime gagal-shaman king 2021

Adaptasi terbaru Shaman King awalnya diharapkan menjadi kebangkitan salah satu manga klasik paling dicintai dari era 2000-an. Namun, versi 2021 justru mengecewakan banyak penggemar karena pacing-nya yang terlalu cepat dan alur cerita yang terasa datar. Dalam upaya menuntaskan seluruh kisah hanya dalam 52 episode, anime ini melewati banyak momen penting yang seharusnya menjadi titik emosional utama, membuat perkembangan karakter terasa terburu-buru dan kehilangan kedalaman seperti di manga.

Dari segi visual, animasinya memang tampak bersih dan modern, tetapi sayangnya kehilangan nuansa mistis dan atmosfer khas yang membuat versi 2001 begitu berkesan. Pertarungan yang seharusnya intens juga terasa hambar tanpa ketegangan. Akibatnya, meskipun memiliki produksi yang lebih rapi, Shaman King (2021) sering dianggap sekadar adaptasi biasa tanpa passion dari sumber aslinya.

Penutup

Itulah sepuluh adaptasi anime yang kalah dengan manganya. Setiap judul di atas membuktikan bahwa kualitas animasi dan kesetiaan terhadap sumber cerita sama pentingnya dalam menentukan kesuksesan sebuah adaptasi. Dengan semakin banyak studio dan kreator yang memahami pentingnya menjaga esensi karya asli, mungkin di masa depan kita akan mendapatkan adaptasi yang tidak hanya setia pada manga, tetapi juga mampu menghadirkan pengalaman baru yang lebih memuaskan.

Sumber: CBR, MyAnimeList