KATEGORI

Belum ada Produk di keranjang kamu, yuk cari produk incaran kamu di sini!

Mengulik Keindahan Anime Blue Box bersama Sang Sutradara, Yuichiro Yano dan Sang Penulis Komposisi, Kakihara Yuko

Salah satu anime yang populer dan sedang tayang saat ini adalah Blue Box, anime yang menceritakan kisah cinta tentang sepasang anak SMA yang gemar berolahraga. Cara anime Blue Box ini memadukan genre romansa dan olahraga untuk menciptakan cerita yang hit, berhasil membuatnya populer di kalangan penonton di dalam bahkan luar Jepang. Baru-baru ini, pihak Anime News Network berhasil melakukan interview dengan sutradara Blue Box, Yuichiro Yano, serta sang penulis komposisi dari seri ini, Kakihara Yuko, di kantor TMS Entertainment di Tokyo untuk berbincang-bincang perihal anime tersebut, mengapa anime Blue Box ini disukai penonton, dan beberapa tantangan yang muncul saat membuat anime olahraga padahal keduanya tidak bermain di dunia tersebut.

TITIP JEPANG - BLUE BOX - AO NO HAKO - ANIME FALL 2024

Yuichiro Yano adalah seorang veteran di antara para veteran dengan 42 tahun pengalaman dalam industri ini. Inspirasinya untuk membuat anime, seperti banyak dari produser anime lainnya, datang dari menonton film Hayao Miyazaki ketika dia masih muda—walaupun bukan salah satu film Ghibli seperti yang mungkin Titipers duga. “Saya memutuskan untuk memasuki [industri anime] karena saya menonton film LUPIN THE 3rd, The Castle of Cagliostro, yang disutradarai oleh Hayao Miyazaki, dan menganggapnya sangat menyenangkan,” kata Yano.

Saya pertama kali bergabung dengan [TMS Entertainment] sebagai animator, kemudian saya diangkat menjadi sutradara di beberapa episode, dan sekarang saya menjadi sutradara sepenuhnya.” Puluhan tahun setelah kariernya dimulai, dia bahkan dapat mengikuti jejak Miyazaki dalam apa yang telah menjadi karyanya yang paling terkenal. “Saya juga adalah sutradara yang bertanggung jawab untuk [LUPIN THE 3rd] PART 4 dan PART 5. Saya pikir itu [yang paling membuat saya terkenal].

Di sisi lain, dengan pengalaman menulis skenario selama 20 tahun, Kakihara Yuko sebenarnya tidak secara khusus ingin menggarap sebuah anime. “Semuanya berawal karena saya ingin menjadi penulis naskah. Saya selalu mempelajari skenario—seperti naskah game dan hal-hal seperti itu—dan seseorang bertanya apakah saya ingin mencobanya karena mereka sedang mencari penulis naskah anime. Saya akhirnya bekerja di tim naskah pada bidang tersebut untuk karya debut saya, dan kemudian, sedikit demi sedikit, saya sampai ke tempat sekarang,” kata Kakihara.

Sejak saat itu, Kakihara telah berhasil menulis untuk lusinan naskah anime. “Dalam hal karya populer saya, jika kita berbicara tentang akhir-akhir ini, saya pikir Cells at Work! adalah yang paling banyak dilihat orang,” katanya perihal karier menulisnya. “Namun dalam hal skenario orisinal yang saya tulis sendiri [ketimbang adaptasi], saya membuat kisah cinta orisinal berjudul Tsuki ga Kirei beberapa waktu lalu—dan saya pikir itu yang paling mendekati mahakarya dalam naskah yang saya buat sendiri.”

TITIP JEPANG - BLUE BOX - AO NO HAKO - ANIME FALL 2024

Ketika keduanya mulai bekerja sama, jelas sejak awal bahwa mereka memiliki sedikit masalah dalam membuat anime yang menjadikan olahraga sebagai pusat alur cerita: tidak satu pun dari mereka bermain di bidang olahraga di masa sekolah menengah. “Karena saya bukan orang yang pernah masuk ke dunia olahraga, jadi sulit untuk menggambarkannya,” Yano mengaku. Ia sebagian besar tidak tahu tentang bulu tangkis dan bola basket, ia hanya mengetahui aturan dasar dari olahraga tersebut ketika ia memainkannya waktu kecil.

Begitu pula Kakihara, tidak memiliki pengalaman dalam tim olahraga tetapi setidaknya memahami beberapa aturan dari pengalamannya saat masuk klub di sekolah menengah: “Saya berada di klub drama, jadi saya tidak bermain olahraga. Tetapi saya tahu seperti apa suasana klub itu—meskipun saya tidak berada di klub olahraga.”

Dengan mengetahui sejak awal apa yang kurang dari mereka, pasangan itu mampu menghadapi tantangan tersebut. “Setiap kali ada seseorang dengan pengalaman [basket atau bulu tangkis] di sekitar saya, saya akan bertanya kepadanya apa yang akan terjadi dalam beberapa situasi tertentu.” ucap Yano sambil tertawa. “Saya akan bertanya kepada mereka tentang setiap hal sebisa saya.” Yano dan timnya kemudian melengkapi pengetahuan ini dengan informasi dari berbagai sumber daring.

Namun, mereka memutuskan untuk tidak meminta nasihat dari para ahli atau pemain profesional. “Kami [awalnya] ingin menghadirkan para ahli olahraga, tetapi karena ini adalah cerita tentang siswa sekolah menengah, kami merasa mungkin lebih baik untuk tidak membuat mereka tampak terlalu profesional. Kami berpikir bahwa mungkin lebih baik untuk membuat anime berdasarkan pengalaman yang dialami orang-orang normal di sekolah menengah dan menambahkan sedikit bumbu tambahan pada pengalaman tersebut.”

TITIP JEPANG - BLUE BOX - BLUE BOX ANIME - INOMATA TAIKI - TAIKI INOMATA - YUICHIRO YANO - YANO YUICHIRO - KAKIHARA YUKO - YUKO KAKIHARA

Kakihara juga mengisi kekosongan pengetahuannya dengan berdiskusi dengan orang lain dan melakukan penelitian. “Selama rapat penulisan skenario, orang-orang dengan pengalaman olahraga di dunia nyata akan datang dan berbicara kepada saya,” jelasnya. “Ada hal-hal yang tidak saya pahami, seperti bagaimana olahraga ini dibicarakan secara daring atau cara menghitung poin atau apa arti istilah-istilah tertentu. Saya akan mencari tahu sendiri, tetapi saya juga bertanya kepada orang-orang yang berpengalaman di antara kami selama sesi membaca, dan kami akan membahas hal-hal seperti, ‘Saya ingin tahu apa yang sedang dibicarakan di sini?’ dan ‘Apakah ini yang akan dikatakan anak-anak zaman sekarang perihal hal bidang ini?‘”

Tentu saja, olahraga hanyalah bagian dari persamaan Blue Box. Sebagai seorang penulis, Kakihara juga menyadari interaksi antara romansa dan olahraga baik dalam cerita maupun karakternya. “[Taiki dan Chinatsu] adalah orang-orang yang sangat mengabdikan diri pada olahraga—dan itulah mengapa mereka saling menyukai,” jelas Kakihara. “Pada dasarnya, saya merasa bahwa karena mereka adalah anak-anak yang memberikan segalanya pada hobi mereka, dan dari sanalah cinta pun bersemi. Selalu serius dalam olahraga adalah fondasi yang membangun romansa mereka.

TITIP JEPANG - BLUE BOX - BLUE BOX ANIME - CHINATSU KANO - KANO CHINATSU - CHINATSU TAIKI - TAIKI CHINATSU - CHINATSU TAIKI KISS - INOMATA TAIKI - TAIKI INOMATA - YUICHIRO YANO - YANO YUICHIRO - KAKIHARA YUKO - YUKO KAKIHARA

Bagi Yano, aspek terpenting dari anime adalah tone-nya: “Saya pikir [apa yang membuat Blue Box menonjol] mungkin adalah bahwa anime ini adalah cerita yang nyata. Hal ini terhubung dengan kenyataan—dan saya merasa bahwa Blue Box adalah cerita yang mungkin benar-benar dapat dipahami beberapa orang. Saya mencoba mengingat hal tersebut ketika membuat anime ini.” Kakihara memiliki pemikiran yang sama tentang pentingnya realisme—terutama dalam hal karakter itu sendiri. “Saya pikir karakter Miura-san terasa seperti anak-anak sungguhan. Karakternya sangat dekat dengan kenyataan,” katanya. “Mereka tidak terlalu seperti karakter fiksi—maksud saya itu dalam arah yang baik. Saya pikir mereka memiliki keseimbangan yang tepat antara anime dan realisme—yang membuat mereka mudah dipahami.”

Saat mengadaptasi manga ke anime, keduanya berhati-hati dalam memutuskan apa yang akan ditambahkan atau dipotong. “Cerita Blue Box benar-benar dibuat dengan baik, jadi kami hanya harus menunjukkannya di layar sebagaimana adanya—meskipun karena kami harus membuat setiap episode berdurasi (kurang lebih) 30 menit, kami harus berhati-hati untuk tidak mengganggu alur atau ritme ceritanya.” Yano melanjutkan, “Perasaan kami adalah bahwa kami harus tetap berpegang pada kerangka [manga], tetapi di tempat-tempat yang menurut kami para penonton mungkin tidak puas dengan hal yang monoton, kami telah mencoba menambahkan aspek olahraga tambahan dan elemen emosional.”

Kadang-kadang saya menambahkan adegan kecil atau dialog untuk menghubungkan suatu adegan dengan adegan lain,” tambah Kakihara. “Namun ketika saya melakukannya, saya akan sangat berhati-hati untuk memastikan bahwa karakter-karakter tidak berubah karenanya.”

TITIP JEPANG - BLUE BOX - BLUE BOX ANIME - CHINATSU KANO - KANO CHINATSU - CHINATSU TAIKI - TAIKI CHINATSU - CHINATSU TAIKI KISS - INOMATA TAIKI - TAIKI INOMATA - YUICHIRO YANO - YANO YUICHIRO - KAKIHARA YUKO - YUKO KAKIHARA

Baik Yano maupun Kakihara senang dengan bagaimana perubahan media telah meningkatkan cerita dari Blue Box ini. “Banyak adegan yang berbeda dengan suara dan musik yang dimainkan—dan desain warna, latar belakang, dan kerja kamera semuanya dilakukan oleh para spesialis,” komentar Yano. “Saya pikir hal ini dapat benar-benar memunculkan kesan realisme.”

Bagi Kakihara, desain suaralah yang benar-benar menonjol dalam anime Blue Box ini. “Orang-orang yang pernah ke pusat kebugaran seperti gym mengingat hal-hal seperti suara ‘berdecit’ [sepatu] dengan sangat baik—dan hanya mendengar ‘berdecit’ yang berkesan itu selama pertandingan bulu tangkis sungguhan membuat Anda merasa seperti berada di pusat kebugaran itu. Hal ini sangat nyata—dan itulah menjadi bagian terbaik dari sebuah film atau karya animasi.” Kakihara melanjutkan, “Unsur suara sangat efektif—suara itu dapat mengingatkan orang-orang yang pernah mengalaminya dan bahkan membuat orang-orang yang tidak mengetahuinya merasa seperti berada di sana.”

TITIP JEPANG - BLUE BOX - BLUE BOX ANIME - HINA CHONO - CHONO HINA - HINA BLUE BOX  - YUICHIRO YANO - YANO YUICHIRO - KAKIHARA YUKO - YUKO KAKIHARA

Pada akhirnya, Yano dan Kakihara berharap para penggemar anime di seluruh dunia akan memberi kesempatan pada anime Blue Box dari mereka ini. “Kadang-kadang saya mendengar orang-orang [non-Jepang] mengatakan bahwa klub-klub di sekolahan Jepang itu unik atau bahkan klub-klub itu tidak ada di negara mereka sendiri,” ungkap Kakihara. “Namun, kegiatan-kegiatan yang terlihat di Blue Box sangat umum. Bahkan jika Anda tidak cukup istimewa untuk mengikuti turnamen antar-sekolah menengah, ada beberapa hal yang terjadi di setiap sekolah menengah pertama atau atas. Blue Box adalah sebuah karya yang menggali perasaan-perasaan sehingga dapat dipahami oleh semua orang.”

Saya tidak yakin seperti apa reaksi Blue Box [di luar negeri],” kata Yano. “Namun, saya rasa emosi yang mengalir melaluinya mungkin dirasakan sama di seluruh dunia, jadi saya ingin orang-orang merasa sedikit bersemangat tentang anime ini dan bagaimana para tokoh menjalani hidup mereka. Saya merasa hati saya sedikit lebih murni [setelah membuatnya]. Saya harap Anda menikmati cerita dari anime Blue Box ini.

Sumber: animenewsnetwork

Ikuti terus berita terbaru dari kanal-kanal Titip Jepang ya! Yuk, baca artikel lainnya di sini^^

Jangan lupa Ikuti juga media sosial Titip Jepang:
Instagram: @titipjepang
Twitter: @titipjepang
Facebook: Titip Jepang