Demon Slayer: Rangking Semua Hashira di Kimetsu no Yaiba, dari Terlemah hingga Terkuat
Pertarungan soal siapa Hashira terkuat dalam Demon Slayer memang tak pernah sepi perdebatan. Di balik gemerlap aksi dan emosi yang tersaji dalam Demon Slayer: Kimetsu no Yaiba, para Hashira hadir sebagai simbol kekuatan tertinggi umat manusia. Mereka bukan sekadar pendekar elit, mereka adalah garda terdepan yang mampu menghadapi iblis-iblis terkuat selain Tanjiro dan kawan-kawannya. Setiap pertarungan yang melibatkan Hashira menjadi ajang pembuktian kemampuan mereka yang luar biasa, dan tak bisa dimungkiri, tanpa kehadiran mereka, banyak pertempuran besar di Demon Slayer mungkin berakhir dengan kehancuran.
Meski tak pernah ada pernyataan resmi soal siapa yang paling kuat di antara para Hashira, Demon Slayer tetap menyuguhkan cukup banyak petunjuk. Beberapa karakter secara eksplisit disebutkan memiliki kekuatan luar biasa, sementara yang lain menunjukkan kemampuannya lewat aksi-aksi heroik yang tak terlupakan. Dengan mengamati pencapaian mereka sepanjang cerita, baik dalam duel maupun pengorbanan, para penggemar Demon Slayer bisa mulai menyusun peringkat kekuatan Hashira yang paling mendekati kenyataan.
Lantas, siapa Hashira terkuat dalam Demon Slayer? Dengan mempertimbangkan berbagai aspek seperti keahlian bertarung, daya tahan, kontribusi dalam momen-momen krusial, serta dampak mereka terhadap jalan cerita, kita bisa mulai menakar siapa yang layak menyandang gelar Hashira terhebat. Inilah saatnya menyelami lebih dalam dunia Demon Slayer dan mengungkap siapa yang benar-benar pantas disebut sebagai pendekar pedang nomor satu.
9. Shinobu Kacho – Sang Pilar Serangga


Di antara semua pilar kekuatan dalam Demon Slayer, posisi Shinobu Kocho sebagai Hashira terlemah sebenarnya cukup masuk akal. Bahkan Shinobu sendiri pernah mengakui bahwa ia tidak cukup kuat untuk menebas kepala iblis, yang merupakan sebuah syarat utama untuk membunuh mereka. Namun, menyebutnya “lemah” tentu bukan berarti ia tak berguna. Dalam Demon Slayer: Kimetsu no Yaiba, Shinobu tetap menunjukkan kemampuannya sebagai petarung tangguh, dan dengan kecerdasannya, ia mampu menciptakan taktik mematikan untuk menghadapi para iblis.
Shinobu mungkin tidak memiliki kekuatan fisik luar biasa seperti Hashira lainnya, tetapi ia memiliki senjata rahasia yang khas di Demon Slayer: racun mematikan dari teknik Insect Breathing miliknya. Racun tersebut membuatnya mampu melukai iblis tanpa harus menebas kepala mereka, memberikan keunggulan taktis di medan tempur. Namun sayangnya, teknik ini pun tidak selalu ampuh. Dalam pertarungannya melawan Douma, salah satu Upper Rank yang paling kuat, Shinobu gagal karena Douma mampu menetralisir seluruh racunnya.
Dengan mempertimbangkan semua hal tersebut, gelar Hashira terlemah dalam Demon Slayer memang paling logis jatuh kepada Shinobu. Namun, bukan berarti perannya bisa diremehkan. Justru karena keunikannya, Shinobu memberi warna tersendiri dalam dunia Demon Slayer, membuktikan bahwa kekuatan tidak selalu soal otot, tetapi juga tentang kecerdasan, kecepatan, dan pengorbanan.
8. Obanai Iguro – Sang Pilar Ular


Obanai Iguro mungkin menjadi Hashira yang paling sedikit mendapat sorotan dalam Demon Slayer, namun bukan berarti kekuatannya bisa diabaikan begitu saja. Meskipun jarang tampil di awal cerita, Iguro menunjukkan kualitas luar biasa dalam pertarungan puncak melawan Muzan Kibutsuji. Gaya bertarungnya yang gesit memungkinkan dia untuk menghindari serangan mematikan sekaligus melancarkan serangan balik secara efektif. Bahkan, ia termasuk dalam sedikit pembasmi iblis yang mampu melihat Transparent World dan mengubah pedangnya menjadi merah tanpa bantuan.
Prestasi tersebut jelas menunjukkan bahwa Obanai bukanlah Hashira biasa di Demon Slayer: Kimetsu no Yaiba. Meski begitu, perannya dalam pertarungan melawan Muzan lebih bersifat pendukung dibandingkan sebagai petarung utama. Hal ini menempatkan Iguro di posisi yang serupa dengan Mitsuri Kanroji, yakni di lapisan menengah dalam jajaran Hashira. Ia sangat efektif, tapi belum menunjukkan kekuatan penuh dalam skala yang bisa langsung dibandingkan dengan Hashira terkuat lainnya.
Meski perannya terbatas, potensi sejati Obanai Iguro dalam Demon Slayer mungkin jauh lebih besar dari yang ditampilkan. Sebagai Snake Hashira, tekniknya yang khas dan kontrol medan tempurnya sangat mengesankan. Tidak menutup kemungkinan bahwa jika diberi lebih banyak ruang dalam cerita, kekuatan penuh Iguro akan mampu bersaing dengan nama-nama besar lainnya di jajaran Hashira. Ia adalah sosok misterius yang menyimpan kekuatan dalam diam.
7. Tengen Uzui – Sang Pilar Suara


Peringkat kekuatan Tengen Uzui di antara para Hashira dalam Demon Slayer sebagian besar ditentukan oleh pencapaian nyatanya selama cerita berlangsung. Sebagai mantan shinobi dan Sound Hashira, Tengen jelas memiliki fisik dan refleks luar biasa. Namun, dalam satu-satunya pertarungan besarnya melawan Gyutaro, Tengen hampir kehilangan nyawanya dan tidak bisa meraih kemenangan tanpa bantuan Tanjiro serta rekan-rekannya. Hal ini menunjukkan bahwa meskipun ia memiliki kekuatan fisik yang unggul, hal tersebut saja tidak cukup untuk menjadikannya Hashira terkuat di Demon Slayer.
Jika dinilai secara objektif, performa Tengen dalam Demon Slayer: Kimetsu no Yaiba membuatnya sulit untuk dipandang sebagai pesaing serius bagi Hashira lainnya. Ia memang tangguh dan karismatik, namun catatan pertarungannya tidak sekuat rekan-rekan Hashira lainnya yang menghadapi ancaman lebih besar secara mandiri. Ketergantungannya pada kerja tim menyoroti kelemahan strategis dalam pertarungannya, meskipun dari sisi keberanian dan semangat bertarung, Tengen tak pernah mundur sedikit pun.
Meski begitu, Demon Slayer tetap menggambarkan Tengen sebagai sosok yang mengesankan dan tak bisa diremehkan. Kecepatan, kelincahan, serta teknik bertarungnya yang khas membuatnya menjadi ancaman nyata bagi iblis mana pun. Walau mungkin bukan yang terkuat secara keseluruhan, Tengen Uzui membuktikan bahwa menjadi Hashira bukan hanya soal kekuatan mutlak, tetapi juga tentang kegigihan dan gaya bertarung yang unik.
6. Giyu Tomioka – Sang Pilar Air


Sebagai Hashira pertama yang diperkenalkan dalam Demon Slayer, Giyu Tomioka langsung memberikan kesan kuat sebagai sosok yang luar biasa tangguh. Ia dengan mudah mengalahkan Rui, salah satu iblis Bulan Bawah, padahal saat itu Tanjiro dan Nezuko kesulitan besar menghadapi musuh tersebut. Tak berhenti di situ, dalam pertarungannya melawan Akaza, Giyu mampu bertahan cukup lama dan memberikan perlawanan yang sengit, meskipun ia tidak pernah benar-benar mengungguli lawannya. Tetap saja, kontribusinya di medan tempur, terutama saat melawan Muzan, sangat signifikan. Ia menjadi salah satu dari sedikit Hashira yang selamat dalam pertempuran terakhir di Demon Slayer: Kimetsu no Yaiba.
Kehadiran Giyu di awal cerita Demon Slayer memang jarang, namun justru hal itu menambah aura misterius dan daya tarik kekuatannya. Ketika akhirnya ia mendapat panggungnya sendiri, Giyu menunjukkan kelasnya sebagai Water Hashira dengan teknik yang elegan namun mematikan. Dengan ketenangan dan kecakapan bertarung yang konsisten, Giyu membuktikan bahwa ia bukan hanya sekadar petarung kuat, ia adalah simbol kestabilan dan pengalaman di tengah kekacauan yang terjadi sepanjang cerita Demon Slayer.
Secara keseluruhan, Giyu Tomioka dengan jelas layak masuk dalam jajaran Hashira terkuat di Demon Slayer. Ketangguhan mental, pengalaman tempur, dan kemampuan bertahan hidupnya di tengah serangan paling mematikan menjadikannya salah satu aset terbesar Korps Pembasmi Iblis. Ia adalah tipe petarung yang mungkin jarang bicara, tapi selalu membuktikan segalanya lewat aksi.
5. Kyojuro Rengoku – Sang Pilar Api


Prestasi Kyojuro Rengoku dalam Demon Slayer sangat sebanding dengan Giyu Tomioka, namun ada beberapa perbedaan penting yang menjadikan Rengoku layak mendapat peringkat lebih tinggi. Keduanya pernah berhadapan dengan Akaza, Upper Rank 3, namun Rengoku mampu menahan serangan jauh lebih sedikit dibanding Giyu. Dalam film Demon Slayer: Mugen Train, Rengoku nyaris mengalahkan Akaza seorang diri, dan meskipun pada akhirnya Akaza melarikan diri karena matahari terbit, pencapaian Rengoku tetap luar biasa, mengingat ia bertarung tanpa bantuan.
Yang membuatnya semakin mengesankan, Rengoku melakukan semua itu tanpa mengaktifkan Demon Slayer Mark, sesuatu yang Giyu butuhkan hanya untuk bertahan melawan Akaza. Hal ini menunjukkan bahwa kekuatan alami dan ketahanan fisik Rengoku berada di level tinggi bahkan tanpa peningkatan khusus. Jika dibandingkan secara langsung, Rengoku dan Giyu mungkin tampak seimbang, namun prestasi Rengoku saat menghadapi Akaza dalam Demon Slayer lebih mencolok dan penuh daya juang, menjadikannya pantas berada di peringkat atas jajaran Hashira.
Sayangnya, Rengoku harus mengalami salah satu kematian paling menyedihkan dalam Demon Slayer: Kimetsu no Yaiba. Kehilangan dirinya menjadi pukulan berat bagi banyak karakter dan penggemar, apalagi karena kita tak sempat melihat seberapa besar peran yang bisa ia mainkan dalam pertarungan melawan ancaman terbesar seperti Muzan. Meski demikian, warisan Rengoku sebagai Flame Hashira tetap menyala terang, menjadikannya sebagai simbol keberanian, semangat pantang menyerah, dan pengorbanan sejati dalam dunia Demon Slayer.
4. Mitsuri Kanroji – Sang Pilar Cinta


Mitsuri Kanroji dari Demon Slayer tampil memukau sejak awal kemunculannya, langsung menunjukkan bahwa di balik penampilannya yang manis, tersimpan kekuatan luar biasa. Dalam arc Swordsmith Village, Mitsuri ikut bertarung melawan Hantengu, iblis Upper Rank 4, dan berhasil bertahan dengan baik meski harus bekerja sama dengan Tanjiro dan tim lainnya. Fakta bahwa ia mampu menahan serangan dari salah satu Kizuki tanpa langsung kalah sudah menjadi bukti nyata kekuatannya. Tak heran jika banyak yang menempatkan Mitsuri di posisi menengah ke atas dalam peringkat Hashira Demon Slayer.
Namun, jika dibandingkan lebih lanjut, performa Mitsuri di Demon Slayer: Kimetsu no Yaiba memiliki beberapa catatan penting. Hantengu memang bukan lawan sekuat Kokushibo atau Douma, sehingga pencapaian Mitsuri pun tak sebanding dengan beberapa Hashira lain yang menghadapi musuh lebih tangguh. Ditambah lagi, dalam pertarungan klimaks melawan Muzan, Mitsuri menjadi Hashira pertama yang harus mundur karena kelelahan, menandakan bahwa ketahanannya belum sebaik rekan-rekannya.
Kendati begitu, Mitsuri tetap merupakan petarung tangguh di dunia Demon Slayer. Kecepatannya yang luar biasa, teknik cinta yang unik, serta fleksibilitas pedangnya menjadikannya lawan yang tak bisa diremehkan. Meski tidak termasuk yang terkuat, kekuatan Mitsuri jelas berada di atas rata-rata, menjadikannya sosok Hashira dengan posisi stabil di tengah—dan tetap menjadi bagian penting dari kekuatan utama Pasukan Pembasmi Iblis.
3. Sanemi Shinazugawa – Sang Pilar Suara


Sanemi Shinazugawa adalah salah satu Hashira yang posisinya di puncak kekuatan dalam Demon Slayer dibuktikan secara eksplisit dalam cerita. Dalam pertarungan brutal melawan Kokushibo, iblis Upper Rank 1, Sanemi disebut sebagai salah satu dari dua Hashira terkuat. Tak hanya sekadar julukan, Sanemi membuktikan reputasinya dengan tampil luar biasa—baik dalam menghadapi Kokushibo maupun dalam pertempuran klimaks melawan Muzan. Di saat banyak petarung lain kewalahan, Sanemi tetap mampu memberikan serangan signifikan yang membuat lawan-lawan sekelas iblis terkuat pun terdesak.
Fakta bahwa Sanemi berhasil selamat dari pertarungan terakhir di Demon Slayer: Kimetsu no Yaiba menjadi bukti tambahan atas daya tahannya yang luar biasa. Ia tidak hanya kuat dalam menyerang, tetapi juga memiliki fisik dan tekad yang kokoh untuk bertahan hidup dari pertempuran paling mematikan yang pernah terjadi. Dengan gaya bertarung yang liar dan agresif, Sanemi menjadi momok bagi para iblis, menunjukkan bahwa kekuatan sejatinya bukan hanya hasil latihan, tetapi juga hasil dari kehendak baja yang terus membara.
Namun demikian, meskipun Sanemi menjadi salah satu yang terkuat di Demon Slayer, ia tetap belum mencapai puncak tertinggi di antara para Hashira. Ada satu sosok yang masih berdiri lebih tinggi darinya dalam hal kekuatan dan dampak. Meski begitu, tidak diragukan lagi bahwa Sanemi Shinazugawa adalah salah satu simbol kekuatan sejati Korps Pembasmi Iblis—berani, brutal, dan sepenuhnya tak tergoyahkan di medan perang.
2. Muichiro Tokito – Sang Pilar Kabut


Kemunculan Muichiro Tokito dalam Demon Slayer langsung menegaskan bahwa ia bukan Hashira biasa. Di usia 14 tahun, Tokito telah diakui sebagai seorang jenius muda dalam Korps Pembasmi Iblis. Hal ini dibuktikan saat ia berhasil mengalahkan Gyokko, iblis Upper Rank 5, seorang diri. Pencapaian ini tentu luar biasa, apalagi mengingat bahwa Tokito adalah Hashira termuda dalam Demon Slayer: Kimetsu no Yaiba, menjadikannya sosok langka dengan potensi besar sejak awal.
Namun, jika ditelaah lebih dalam, pencapaian Tokito dalam Demon Slayer tak lepas dari beberapa catatan. Gyokko memang termasuk salah satu dari Upper Rank yang lebih lemah, dan kemenangan Tokito atasnya baru terjadi setelah ia membangkitkan Demon Slayer Mark—sebuah kekuatan tambahan yang hanya muncul dalam situasi ekstrem. Ditambah lagi, saat menghadapi Kokushibo, iblis Upper Rank 1, Tokito dengan mudah diungguli dan hanya mampu memberi bantuan tanpa benar-benar mengancam.
Meski demikian, Demon Slayer tetap memotret Muichiro Tokito sebagai simbol potensi dan masa depan. Di balik kelemahannya saat ini, tersimpan kekuatan besar yang hanya menunggu waktu untuk berkembang sepenuhnya. Jika diberi kesempatan dan waktu yang cukup, tidak mustahil Tokito suatu hari nanti akan melampaui para Hashira senior lainnya dan menjadi salah satu pendekar terkuat dalam sejarah Demon Slayer.
1. Gyomei Himejima – Sang Pilar Batu


Di antara seluruh Hashira dalam Demon Slayer, posisi Gyomei Himejima sebagai yang terkuat mungkin adalah yang paling mudah dibenarkan. Berulang kali disebut secara eksplisit dalam cerita sebagai Hashira paling kuat, Himejima membuktikan reputasi itu lewat aksinya di medan perang. Ia mampu memberikan kerusakan besar pada Kokushibo—Upper Rank 1 yang legendaris—dan memainkan peran penting dalam pertempuran terakhir melawan Muzan. Tak hanya itu, Gyomei juga termasuk sedikit karakter yang bisa melihat Transparent World, sebuah kemampuan langka yang semakin menegaskan level kekuatannya dalam Demon Slayer: Kimetsu no Yaiba.
Namun kekuatan Gyomei dalam Demon Slayer tidak hanya datang dari otot dan teknik, tetapi juga dari kompleksitas karakternya yang dalam. Di balik fisiknya yang besar dan kekar, Gyomei menyimpan masa lalu yang penuh tragedi, menjadikannya sosok yang sangat manusiawi. Ia dikenal sebagai pria yang mudah menangis, yang mungkin membuat sebagian orang salah paham dan menganggapnya lemah. Padahal, justru kelembutan hatinya itulah yang memperkuat keteguhan dan semangat juangnya di medan pertempuran.
Dengan mempertimbangkan seluruh aspek—dari kekuatan fisik, teknik tingkat tinggi, kontribusi strategis, hingga kedalaman emosional—Gyomei Himejima dengan mudah dinobatkan sebagai Hashira terkuat dalam Demon Slayer. Ia adalah lambang kekuatan sejati yang dibentuk oleh pengalaman pahit, keimanan yang kuat, dan dedikasi total untuk melindungi umat manusia dari kegelapan. Dalam dunia Demon Slayer, tak ada Hashira lain yang dapat menyamai keseimbangan antara kekuatan brutal dan jiwa luhur seperti Gyomei.
Sekian daftar dari 9 hashira di anime Demon Slayer dari yang terlemah hingga yang terkuat. Bagaimana? Apakah Titipers setuju dengan rangking di atas? Atau punya pendapat lain? Silahkan tinggalkan komentar di bawah yah!
Sumber: ScreenRant
Ikuti terus berita terbaru dari kanal-kanal Titip Jepang ya! Yuk, baca artikel lainnya di sini^^
Jangan lupa Ikuti juga media sosial Titip Jepang:
Instagram: @titipjepang
Twitter: @titipjepang
Facebook: Titip Jepang
