Awal bulan ini, asosiasi antipembajakan Jepang, Content Overseas Distribution Association (CODA), kembali menunjukkan komitmen kuatnya dalam memerangi pembajakan. Salah satu pencapaian terbarunya adalah keberhasilan menutup situs web pembajakan anime populer, rine.cloud. Langkah ini dilakukan melalui strategi “ketuk-dan-bicara” yang dinilai efektif dan efisien dalam menghadapi pelaku pembajakan lintas negara.
Rine.Cloud: Raksasa Pembajakan Anime
Sebelum ditutup, rine.cloud merupakan salah satu situs pembajakan anime terbesar di Brasil. Dengan rata-rata kunjungan bulanan mencapai 2,74 juta dari September hingga November 2024, situs ini menjadi platform utama bagi penggemar anime yang mencari konten ilegal. Dalam operasinya, rine.cloud menggunakan pemblokiran geografis terhadap alamat IP Jepang untuk menghindari deteksi oleh pihak berwenang.
Namun, setelah mengonfirmasi bagaimana perusahaan-perusahaan besar seperti Toei Animation, Toho, dan Bandai Namco Filmworks, ingin melanjutkan, CODA berhasil mencapai kesepakatan dengan operator situs tersebut untuk menghentikan semua kegiatan ilegal. Kini, domain rine.cloud dialihkan ke halaman penutupan resmi CODA, sebuah langkah simbolis yang menunjukkan keberhasilan aksi antipembajakan ini.
Strategi “Ketuk-dan-Bicara” yang Efektif
Penutupan rine.cloud hanyalah salah satu dari serangkaian aksi antipembajakan yang dilakukan oleh CODA di Brasil. Sebanyak 15 situs pembajakan anime lainnya juga telah dihentikan operasinya di akhir tahun lalu, dengan total rata-rata kunjungan bulanan mencapai 7,95 juta dari Agustus hingga Oktober. Salah satu situs tersebut, bakashi.tv, bahkan mencatatkan 8,3 juta kunjungan pada Oktober 2024.
Metode “ketuk-dan-bicara” yang digunakan CODA melibatkan pendekatan nonhukum yang dirancang untuk menyelesaikan masalah secara cepat dan efektif. “Ketuk dan bicara dipilih dalam kasus-kasus di mana penyelidikan kriminalnya akan memakan waktu lama di negara tempat operator tinggal,” ujar perwakilan CODA. Pendekatan ini mempertimbangkan berbagai faktor, termasuk tingkat kerusakan yang ditimbulkan dan urgensi penyelesaian masalah.
Meskipun lebih sering menggunakan taktik nonhukum, CODA tetap membuka peluang untuk melakukan tindakan hukum jika diperlukan. Pada awal tahun 2024, CODA bekerja sama dengan penegak hukum Korea Selatan dan otoritas lokal Brasil untuk menggerebek 11 rumah yang diduga terkait pembajakan anime. Selain itu, pada Oktober 2024, KADOKAWA, Toho, dan CODA berhasil menangkap operator situs web spoiler yang mempublikasikan transkrip dan gambar konten secara ilegal, termasuk dari film anime Overlord.
BACA JUGA:
Upaya Internasional Melawan Pembajakan
Untuk mengatasi lonjakan kasus pembajakan, yang sebagian besar terjadi di luar negeri, pemerintah Jepang berencana mengalokasikan 300 juta yen (~US$2 juta) untuk membangun sistem antipembajakan berbasis kecerdasan buatan (AI). Sistem ini dirancang untuk mempelajari tata letak situs pembajakan dan menggunakan gambar dari pemegang hak cipta untuk mendeteksi dan segera “mengajukan permohonan penghapusan konten ilegal yang terdeteksi”.
Langkah serupa juga diambil oleh pemerintah Korea Selatan, yang baru-baru ini mengumumkan rencana ambisius untuk mendukung bisnis yang mengembangkan teknologi AI guna mendeteksi situs web streaming ilegal. Pendekatan ini mencerminkan pentingnya kerja sama antarnegara dalam menghadapi ancaman pembajakan yang semakin kompleks.
sumber: cbr
Ikuti terus berita terbaru dari kanal-kanal Titip Jepang ya! Yuk, baca artikel lainnya di sini^^
Jangan lupa Ikuti juga media sosial Titip Jepang:
Instagram: @titipjepang
Twitter: @titipjepang
Facebook: Titip Jepang