Studio Pierrot dikenal sebagai salah satu studio pembuat anime yang cukup populer. Beberapa anime terkenal buatan studio ini antara lain Naruto, Bleach, Boruto, Yu Yu Hakusho, Black Clover, dan Tokyo Ghoul.
Sebagian besar anime buatan mereka adalah anime long-running, yaitu anime yang tayang berturut-turut setiap minggu hingga penayangannya berakhir. Berbeda dengan sistem seasonal yang mana penayangnnya akan berakhir di tiap satu musim atau dua musim, lalu akan dilanjutkan dalam beberapa tahun kemudian.
Namun, Pierrot mungkin akan meninggalkan sistem anime long-running. Hal ini seperti diutarakan oleh Michiyuki Honma, presiden Studio Pierrot. Kepada Natalie, dia mengungkapkan bahwa anime seasonal telah menjadi populer berkat kesuksesan anime Demon Slayer.
“Saya pikir Demon Slayer: Kimetsu no Yaiba‘ adalah titik balik besar bagi industri anime. (Anime) itu adalah karya berkualitas tinggi yang membutuhkan banyak waktu dan anggaran yang besar untuk membuatnya, dan menjadi sukses besar ketika itu ditayangkan, menarik orang-orang dari berbagai kelompok umur.” Kata Michiyuki Honma, seperti dikutip Natalie.
“Selanjutnya, studio lain merilisnya dengan harga tinggi. -kualitas karya dalam skala yang sama. Jepang memiliki lingkungan yang dapat ditonton di televisi komersial.” Lanjutnya.
Studio Pierrot telah mencoba untuk mengubah kebiasaan mereka (anime long-running) sejak 2020-an. Hal ini dimulai dengan menghentikan sementara produksi anime-anime long-run seperti Boruto dan Black Clover. Kemudian memproduksi anime seasonal atau split cour seperti Bleach: Thousand-Year Blood War, Kingdom.
“BLEACH: Thousand-Year Blood War mendapat respon yang sangat besar di luar negeri. Saat aku pergi ke acara di luar negeri, aku diperlakukan seperti pahlawan (lol). Namun, semua karyawan Pierrot telah mengubah pola pikir mereka dan serius dalam membuat karya ini.”
STUDIO PIERROT SERING DIANGGAP MERUSAK ORISINILITAS MANGA
Kabar tentang Studio Pierrot yang ingin menghentikan produksi anime long-run tentu saja menjadi angin segar bagi penggemar anime. Karena mereka sering kali menemukan manga favorit mereka dirusak vibes-nya oleh Pierrot. Kebanyakan anime produksi Pierrot diadaptasi dari manga-manga terkenal, umumnya dari Jump.
Beberapa contoh anime yang dianggap “dirusak” oleh Pierrot adalah Naruto, Boruto, Bleach, Tokyo Ghoul, dan Twin Star Exorcist. Terkhusus Naruto, Boruto, Bleach, dan Black Clover, Pierrot seringkali menambahkan episode-episode filler yang tidak ada di manga. Hal itu tentu saja mengganggu, karena banyak fans yang sudah menantikan kelanjutan cerita berikutnya, namun tiba-tiba ceritanya berfokus pada hal lain.
Yang paling parah tentu saja adalah Tokyo Ghoul dan Twin Star Exorcist. Tidak cuma menambahkan episode filler, tapi mereka mengubah jalan ceritanya. Jalan cerita anime Tokyo Ghoul dan Twin Star Exorcist memiliki perbedaan signifikan dengan yang ada di manga. Hal ini membuat banyak fans yang membaca manga menjadi geram. Karena tidak sesuai dengan ekspektasi mereka.
Kejadian-kejadian di atas merupakan dampak dari adanya anime long-run. Staff animasi Pierrot terkadang terpaksa untuk menambahkan filler atau mengubah jalan cerita karena plot di anime hampir “membalap” cerita yang ada di manga. Sehingga mereka perlu memutar otak agar cerita di anime jangan sampai “membalap” manga-nya. Satu episode anime terkadang mengadaptasi sekitar 2-4 chapter di manga. Padahal satu chapter manga terbit seminggu sekali.
Selain dalam hal plot cerita, kekurangan lain dari anime long-run adalah kualitas visual. Sering kali ditemukan beberapa episode anime yang memiliki visual ala kadarnya. Ini disebabkan animator harus membuat satu episode anime di tiap minggunya. Membuat performa mereka tidak optimal. Berbeda dengan anime seasonal yang mana animator memiliki banyak waktu untuk menggarap anime. Kita bisa melihat contohnya di anime Bleach: Thousand-Year Blood War.
Ikuti terus berita terbaru dari kanal-kanal Titip Jepang! Yuk, baca artikel lainnya di sini^^
Sumber: natalie
Jangan lupa ikuti juga media sosial Titip Jepang:
Instagram: @titipjepang
Twitter: @titipjepang
Facebook: Titip Jepang