KATEGORI

Belum ada Produk di keranjang kamu, yuk cari produk incaran kamu di sini!

Otsukimi, Tradisi Musim Gugur Jepang yang Bikin Kamu Jatuh Cinta pada Bulan

Kalau di Barat bulan sering diasosiasikan dengan hal-hal menyeramkan—manusia serigala, vampir, kelelawar—di Jepang ceritanya justru jauh berbeda. Bulan di sana identik dengan kisah puitis, doa untuk panen yang melimpah, dan bahkan dongeng klasik seperti Taketori Monogatari (Kisah Pemotong Bambu), di mana Putri Kaguya datang dari bulan. Ada juga kepercayaan rakyat yang bilang bahwa bulan purnama bisa memicu kelahiran bayi, makanya jumlah kelahiran kadang naik saat bulan penuh.

Salah satu tradisi paling indah yang berhubungan dengan bulan adalah お月見 (Otsukimi), yang secara harfiah berarti melihat bulan. Kalau hanami di musim semi bikin orang Jepang berbondong-bondong menikmati bunga sakura, maka di musim gugur ada versi lebih tenang dan syahdu dengan duduk bersama keluarga atau teman, menatap bulan purnama, sambil menikmati makanan musiman.

Apa Itu Otsukimi?

Tsukimi Dango, pangsit beras tradisional Jepang untuk acara melihat bulan | © Foto oleh iStock: bonchan

Otsukimi adalah perayaan musim gugur untuk menghormati bulan panen, yang diyakini sebagai bulan paling indah dalam setahun. Tradisi ini sudah berlangsung sejak zaman kuno, biasanya jatuh pada malam ke-15 bulan kedelapan kalender lunar Jepang. Kalau di kalender modern, tanggalnya bergeser ke September atau Oktober.

Pada tahun 2025, perayaan utama atau Jugoya jatuh pada Senin, 6 Oktober, dan ada pengamatan bulan kedua, Jusanya, pada Minggu, 2 November. Jadi jangan heran kalau ada dua kesempatan dalam setahun buat merayakan indahnya bulan penuh.

Simbolisme Kelinci & Mochi

blog-Otsukimi, Tradisi Musim Gugur Jepang yang Bikin Kamu Jatuh Cinta pada Bulan

© Photo by iStock: shironagasukujira

Kalau orang Barat sering bilang ada “manusia di bulan”, orang Jepang justru melihat kelinci di bulan. Dalam cerita rakyat, kelinci ini sibuk menumbuk beras dengan palu kayu untuk membuat mochi. Imajinasi ini diwariskan turun-temurun, sehingga anak-anak tumbuh dengan bayangan kelinci mungil yang bekerja tanpa henti di langit malam.

Simbol ini tercermin dalam makanan khas otsukimi, yaitu tsukimi dango. Pangsit kecil dari beras putih ini biasanya disusun membentuk piramida, lalu dipersembahkan kepada bulan sebagai doa untuk panen yang baik dan kemakmuran.

Makanan & Dekorasi Musiman Otsukimi

© Foto oleh iStock: Chiemi Kumitani

Selain tsukimi dango, ada banyak makanan musiman yang jadi bagian perayaan otsukimi:

  • Taro – akar talas yang direbus dalam kaldu.
  • Labu kabocha – labu Jepang yang bisa diolah jadi manis maupun gurih.
  • Kacang kastanye – dipanggang atau dicampur dalam nasi (kuri-gohan).
  • Tsukimi soba/udon – mie kuah dengan telur mentah atau telur rebus, kuning telurnya melambangkan bulan.

Untuk dekorasi, biasanya rumah atau altar kecil dihias dengan susuki (rumput pampas). Tanaman ini dianggap simbol padi dan dipercaya bisa membawa keberuntungan sekaligus mengusir roh jahat.

Merayakan Otsukimi Bersama Anak-Anak

Momen otsukimi juga jadi ajang seru buat anak-anak. Walau pengamatan bulan baru dimulai setelah matahari terbenam, anak-anak biasanya merayakannya di siang hari lewat berbagai aktivitas, seperti:

  • Menyanyikan lagu tradisional Usagi Usagi.
  • Membuat topeng atau lentera berbentuk kelinci.
  • Mengumpulkan daun musim gugur dan susuki untuk dekorasi.
  • Membuat tsukimi dango atau adonan mochi manis mereka sendiri dari tanah liat.

Dengan begitu, anak-anak nggak cuma belajar budaya, tapi juga merasakan sisi kreatif dan kebersamaan dari festival ini.

Tempat Menikmati Otsukimi di Tokyo

Pemandangan dari desa onsen Yunoyama di Komono. Bulan purnama oranye besar terbit di atas kota Yokkaichi di Prefektur Mie, Jepang | © Foto oleh iStock: petesphotography

Biar lebih terasa magis, banyak orang Jepang memilih melihat bulan di tempat yang dekat dengan alam, seperti taman tradisional. Beberapa lokasi populer di Tokyo antara lain:

Taman Mukojima Hyakkaen

Salah satu spot terbaik untuk merasakan atmosfer otsukimi tradisional. Ada upacara persembahan dango dan sayuran, musik koto, seruling Jepang, sampai upacara minum teh. Saat malam tiba, taman dipenuhi cahaya lentera yang bikin suasana makin syahdu.

  • Tanggal: 5–7 Oktober 2025, pukul 09.00–21.00
  • Lokasi: Sumida-ku, Tokyo
  • Tiket: ¥150 dewasa, ¥70 lansia, gratis untuk anak-anak & siswa SMP di Tokyo.

Spot lainnya di Tokyo:

  • Taman Hamarikyu (31 Okt–5 Nov): iluminasi malam dan upacara minum teh.
  • Hotel Chinzanso (16 Sep–10 Nov): menikmati pemandangan bulan dari taman hotel mewah.
  • Tokyo Skytree: melihat bulan dari dek observasi dengan minuman bertema bulan, plus acara Jazz in the Moon Night.

Jangan Lupa Mencoba Hidangan “Pemandangan Bulan”

Burger lezat dengan telur goreng dan kentang goreng | © Foto oleh iStock: Liudmi

Selain acara budaya, otsukimi juga terasa di dunia kuliner modern. Setiap musim gugur, restoran cepat saji dan minimarket di Jepang mengeluarkan menu bertema tsukimi. Yang paling terkenal adalah burger tsukimi, dengan telur setengah matang sebagai bintang utama—kuning telurnya jadi simbol bulan purnama di langit malam.

Otsukimi bukan sekadar menatap bulan, tapi juga kesempatan untuk melambat sejenak, menikmati perubahan musim, dan berbagi waktu bersama orang-orang terdekat. Entah dengan secangkir teh, sepiring dango, atau sekadar duduk di beranda rumah, bulan purnama musim gugur selalu jadi pengingat betapa indahnya momen sederhana dalam hidup.

Jadi, kalau kamu berkesempatan berada di Jepang musim gugur nanti, jangan lupa sisihkan waktu untuk menikmati otsukimi ya. Siapa tahu, cahaya bulan malam itu bisa bikin kamu merasa lebih dekat dengan tradisi berusia ratusan tahun.

Sumber: Savvytokyo

Ikuti terus berita terbaru dari kanal-kanal Titip Jepang! Yuk, baca artikel lainnya  di sini ^^

Jangan lupa Ikuti juga media sosial  Titip Jepang:
Instagram:  @titipjepang
Twitter:  @titipjepang
Facebook:  Titip Jepang