[SEJARAH] Bom Atom yang Meluluhlantakan Jepang

Titip Jepang - Bom atom Hiroshima dan Nagasaki

Film Oppenheimer yang tayang pada pertengahan bulan Juli ini menjadi sorotan karena di film itu menceritakan biografi ‘Bapak Bom Atom’, Julius Robert Oppenheimer. Sepak terjang Oppenheimer dikenal berkat perannya sebagai kepala pengembangan bom atom Amerika Serikat. Bom tersebut kelak sangat berperan terhadap dinamika perkembangan dunia, mulai dari mengakhiri perang hingga alat propaganda perang dingin.

Pengembangan bom atom dalam ‘Proyek Manhattan’ yang dilakukan oleh Amerika Serikat sendiri bertujuan sebagai ‘senjata’ dalam Perang Dunia 2. Pada saat itu, Amerika Serikat harus berperang melawan Jerman dan Jepang. Rencana awal, bom atom tersebut akan digunakan Amerika Serikat untuk mengebom Jerman. Namun karena Jerman keburu menyerah sebelum pengembangan bom tersebut selesai, membuat Amerika memindahkan sasarannya ke Jepang yang masih tak kunjung menyerah.

Saat pengembangan bom atom selesai, kondisi Jepang memang sudah berada di ambang kekalahan. Meski demikian, hal itu tidak membuat mereka ingin menyerah tanpa syarat. Amerika dengan segala cara ingin agar Jepang menyerah tanpa syarat meskipun harus berdarah-darah melawan Jepang.

 OPERASI DOWNFALL DAN OPERASI KETSUGO 

Sebelum proyek bom atom diumumkan telah selesai, Amerika Serikat dan sekutunya telah merencanakan untuk menginvasi tanah Jepang dengan skala besar. Proyek bom atom dirahasiakan begitu cermat oleh pemerintah, bahkan para perwira militer pun tidak mengetahui hal tersebut. Oleh sebab itu, mereka telah merencanakan Operasi Downfall yang bertujuan menginvasi Jepang. Pulau Kyushu di selatan Jepang dan Pulau Hoshu di bagian tengah Jepang menjadi target utama operasi ini.

Invasi ini bertujuan agar Jepang menyerah tanpa syarat dan jika memungkinkan Amerika dan sekutu akan menginvasi seluruh Jepang dengan segenap kekuatan. Operasi ini direncanakan dilaksanakan pada 1 November 1945 dan digadang-gadang menjadi invasi laut terbesar dalam sejarah yang melebihi Operasi Overlord. Sekutu akan mengerahkan armada terbesar dalam sejarah, 42 kapal induk, 24 kapal tempur, 400 kapal perusak dan kapal pengawalnya.

Untuk menghadapi rencana invasi Sekutu, Jepang pun telah bersiap dengan Operasi Ketsugo, rencana operasi defensif yang akan mengerahkan seluruh tentara dan rakyat sipil negara tersebut demi mempertahankan tanah air. Dalam Operasi Ketsugo ini, Jepang akan mempersenjatai sipil dan mengerahkan banyak tentara ke bagian selatan pulau Kyushu. Jepang akan berjuang mati-matian mempertahankan sejengkal tanah sampai musuh tidak bersisa lagi, bahkan jika nyawa menjadi taruhan.

Rencana invasi ini diperkirakan akan memakan waktu yang lama, dan mungkin akan selesai pada tahun 1949. Hal ini lantaran, pasukan Sekutu tidak hanya melawan tentara Jepang, tetapi juga seluruh warga Jepang. Berbeda dengan invasi ke Jerman yang tidak mendapatkan perlawanan berarti dari rakyat Jerman. Warga Jepang dikenal sangat fanatik terhadap negaranya.

Karena hal demikian, jumlah korban dari pihak Sekutu maupun Jepang akan sangat banyak. Jumlah korban tewas dari pihak Sekutu kemungkinan sekitar jutaan orang. Sementara itu jumlah korban tewas dari pihak Jepang diperkirakan mencapai puluhan juta orang. Belum lagi seluruh Jepang akan menjadi luluh lantak. Hal ini tentu saja menjadi kerugian besar bagi kedua belah pihak.

BACA JUGA: [SEJARAH] Mengenal Operasi Ketsugo, Rencana Perang Mati-Matian Jepang

*Poster propaganda Amerika Serikat sebelum penyerangan ke Jepang

 PROYEK MANHATTAN YANG RAHASIA 

Di saat para tentara Amerika Serikat berjuang melawan tentara musuh, para ilmuwan Amerika juga ikut ‘berjuang’ dalam mengembangkan senjata yang membantu kemenangan dalam perang. Setelah Amerika Serikat ikut dalam Perang Dunia 2 pada Desember 1941, pemerintah Amerika mulai mengembangkan riset senjata nuklir pada April 1942.

Proyek ini mulai segera dikembangkan karena ketakutan Jerman juga mengembangkan senjata serupa. Ditambah atas bujukan Albert Einstein seorang Yahudi yang kabur dari Jerman. Presiden Franklin Delano Rooselvet kemudian memerintahkan proyek pengembangan bom nuklir. Para ilmuwan kedua negara berlomba-lomba mengembangkan senjata bom atom ini. Proyek ini dikembangkan di beberapa wilayah di Amerika Serikat, di antara adalah Los Alamos; Oak Ridged; dan Richland.

Pengembangan bom atom berjalan selama tiga tahun. Awalnya, senjata bom nuklir tersebut akan digunakan dalam perang melawan Jerman. Namun, pengembangan bom atom masih belum selesai saat Jerman mengakui kekalahan pada 8 Mei 1945. Saat riset pengembangan bom atom telah selesai, saat itu mereka telah menghasilkan tiga buah bom nuklir. Bom pertama digunakan dalam uji coba pada 16 Juli 1945 di gurun New Mexico. Sedangkan dua sisanya akan digunakan untuk mengebom Jepang.

Setelah bom atom pertama sukses diujicobakan, Presiden Amerika Serikat, Hary Truman mengabarkan hal tersebut pada sekutunya Inggris dan Uni Soviet dalam Konferensi Postdam, 17 Juli 1945. Pemimpin Uni Soviet, Joseph Stalin, menanggapi dengan gembira akan kabar tersebut dan berharap senjata tersebut bisa digunakan melawan Jepang.

*Pimpinan Proyek Manhattan, Leslie Groves (kiri) dan Robert Oppenheimer (kanan)

 BOM ATOM HIROSHIMA DAN NAGASAKI 

Sebelum Proyek Manhattan diungkap, Sekutu telah menyiapkan Operasi Downfall untuk menyerang habis-habisan daratan Jepang. Namun, rencana operasi tersebut dianggap merugikan setelah mempertimbangkan banyak penghitungan. Pertama dari sisi waktu yang kemungkinan akan memakan waktu hingga 1949. Kedua dari segi korban jiwa yang bisa menimbulkan puluhan juta korban meninggal dari kedua belah pihak. Ketiga dari sisi biaya yang kemungkinan akan memakan banyak biaya karena perang akan berlangsung lama dan sengit.

Sebelum Amerika Serikat mengebom Jepang dengan senjata nuklir, dalam Deklarasi Postdam 26 Juli 1945 mereka telah mengultimatum Jepang untuk segera menyerah tanpa syarat atau “menghadapi kehancuran cepat dan besar.” Deklarasi tersebut dibuat bersama dengan Inggris Raya dan Tiongkok. Namun Jepang ingin menyerah dengan syarat wilayah jajahannya tetap dipertahankan, yang mana hal tersebut tidak bisa diterima oleh Sekutu.

Berbagai upaya Amerika Serikat untuk memaksa Jepang menyerah telah gagal, seperti Pengeboman Tokyo pada 9-10 Maret 1945, Pertempuran Okinawa pada 1 April-22 Juni 1945. Oleh sebab itu, Amerika Serikat berencana menekan Jepang dengan menunjukkan serangan bom atom ke kota-kota Jepang.

Beberapa kota menjadi target pengeboman atom ini, kota-kota tersebut dipilih karena memiliki nilai strategis militer yang besar untuk Jepang sehingga bisa melumpuhkan kekuatan militer Jepang. Kemudian alasan lainnya adalah jumlah penduduk yang padat, dengan melakukan pengeboman di kawasan padat penduduk bisa memberikan dampak psikologis terhadap pasukan dan rakyat Jepang.

Kota-kota yang ditargetkan di antaranya adalah Hiroshima-tempat pemberangkatan pasukan dan markas besar militer; Yokohama-daerah perkotaan yang memproduksi pesawat, mesin, kapal, peralatan listrik, dan penyulingan minyak; Kokura-tempat pabrik amunisi terbesar Jepang; dan Kyoto-pusat industri militer Jepang. Namun, kemudian Kyoto dihapuskan dalam daftar karena dianggap memiliki warisan sejarah dan budaya yang besar. Nagasaki digantikan oleh Kyoto sebagai target

Pesawat pembawa bom atom tersebut adalah B-29, pesawat tersebut berangakt dari Tainan, Kepulauan Mariana Utara dikawal oleh beberapa pesawat lainnya. Tepat pada tanggal 6 Agustus 1945, Pkl. 08.05 waktu setempat bom atom Little Boy dijatuhkan di kota Hiroshima. Tiga hari kemudian, Amerika menjatuhkan bom atom  Fat Man ke kota Nagasaki tepatnya 9 Agustus 1945, Pkl. 11.01 waktu setempat. Awalnya kota Kokura menjadi target utama dalam pengeboman kedua tanggal 9 Agustus. Namun, karena kondisi cuaca yang buruk, maka target dialihkan ke kota Nagasaki.

Surat perintah pengeboman Hiroshima 5 Agustus dan pengeboman Nagasaki 8 Agustus

 PASCA PELEDAKAN BOM ATOM 

Setelah terjadinya serangan bom di kota Hiroshima, kantor berita NHK di Tokyo tidak dapat melihat stasiun Hiroshima melakukan siaran. Mereka mencoba menghubungkan kembali menggunakan kabel telepon dan mencoba menghubungi stasiun Hiroshima, namun tidak berhasil. Pusat telegraf kereta api Tokyo menyadari jalur telegraf berhenti tersambung di sebelah utara Hiroshima. Pangkalan militer mencoba menghubungi staf militer Hiroshima, namun mereka hanya menerima sambungan sunyi.

Kemudian Presiden Amerika Serikat, Harry Truman, dalam sebuah siaran mengumumkan penggunaan bom jenis baru berskala besar. Truman pun memperingatkan Jepang untuk segera menyerah tanpa syarat jika tidak ingin mengalami ‘kebinasaan’, Amerika Serikat bersiap melakukan serangan udara, laut, dan darat.

Pihak Jepang sendiri mempertimbangkan untuk menyerah. Mereka meminta empat syarat penyerahan diri mereka pada Sekutu, yakni Kekaisaran tidak dibubarkan; markas Kekaisaran Jepang menjadi pihak yang melucuti senjata dan demobilisasi pasukan; Kepulauan Utama Jepang, Korea, dan Formosa (Taiwan) tidak diduduki; dan pemerintah Jepang yang bertugas mengadili penjahat perang. Namun, semua syarat dari Jepang tersebut ditolak oleh pihak Sekutu yang menginginkan Jepang menyerah tanpa syarat.

Karena tidak ada indikasi penyerahan dari Jepang, Amerika Serikat kembali mengebom kota di Jepang pada 9 Agustus. Setelah pengeboman kota Nagasaki, Amerika masih mengindikasikan akan melakukan serangan bom atom secara terus menerus bahkan mereka akan tetap melaksanakan Operasi Downfall. Tanggal 19 Agustus direncanakan akan ada pengeboman atom selanjutnya.

Kondisi Jepang makin terjepit setelah di tanggal yang sama dengan pengeboman Nagasaki, Uni Soviet secara mendadak menyerang Manchuria yang merupakan salah satu daerah jajahan Jepang. Hal ini menggugurkan harapan Jepang yang mengharapkan Uni Soviet menjadi mediator perdamaian Jepang dan Amerika Serikat.

Segera setelah serangan bom atom kedua dan serangan Uni Soviet, Kaisar Hirohito mengadakan pertemuan dengan menteri luar negeri, Shigenori Tōgō, untuk memberi tahu Sekutu bahwa Jepang siap menyerah. Tanggal 12 Agustus, Hirohito memberi tahu keluarganya tentang keputusan menyerah ini. Pada 14 Agustus 1945, Kaisar Hirohito merekam pernyataan penyerahan Jepang yang kemudian disiarkan ke seluruh Jepang pada keesokan harinya. Dalam pernyataan tersebut, Hirohito menyebutkan bahwa musuh telah menggunakan senjata baru yang mengerikan.

Segera setelah itu, Amerika Serikat mulai bersiap menerima penyerahan diri dari Jepang. Pada tanggal 2 September 1945, secara resmi Jepang menandatangani penyerahan dirinya. Penandatanganan penyerahan diri ini dilakukan di atas kapal perang AS, USS Missouri. Kapal tersebut berlabuh di Teluk Tokyo. Dan sejak saat itu dimulailah pendudukan Sekutu atas Jepang. Untuk pertama kalinya dalam sejarah, Jepang diduduki/dikuasai oleh bangsa lain.

BACA JUGA: [SEJARAH] Kekalahan Jepang, Kemerdekaan Indonesia

Penandatanganan kekalahan Jepang di kapal USS Missouri

 FOTO-FOTO PENGEBOMAN HIROSHIMA DAN NAGASAKI 

Saat terjadinya ledakan, terdapat beberapa potret yang menggambarkan ledakan yang terjadi di Hiroshima dan Nagasaki. Serta kondisi dua kota tersebut setelah terjadinya pengeboman.

Foto bom hiroshima oleh Seizo Yamada kurang lebih 7 km di timur laut Hiroshima

Foto bom Hiroshima yang ditemukan di SD Honkawa tahun 2013, foto ini diyakini diambil ±30 menit setelah ledakan dari jarak 10 km di sebelah timur

Wanita Jepang yang jadi korban selamat dari ledakan Hiroshima, pakaiannya sobek

Awan atom pengeboman Nagasaki, foto diambil oleh Hiromichi Matsuda

Kondisi Nagasaki pasca pengeboman, media Jepang menyebutnya  “layaknya kuburan tanpa nissan”

Ikuti terus berita terbaru dari kanal-kanal Titip Jepang ya! Yuk, baca artikel lainnya di sini^^

Sumber: Wikipedia

Jangan lupa Ikuti juga media sosial Titip Jepang:
Instagram: @titipjepang
Twitter: @titipjepang
Facebook: Titip Jepang

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *