Wisatawan Asing di Jepang Terancam Dikenai Biaya “Lebih” Untuk Memasuki Kawasan Wisata Tertentu
Banjirnya wisatawan asing di Jepang mendorong seruan untuk membebankan biaya lebih banyak kepada pengunjung asing.
Banyaknya wisatawan asing yang tidak menunjukkan tanda-tanda mereda, keluhan terkait overtourism di beberapa wilayah Jepang, serta perilaku buruk para wisatawan asing di Jepang mendorong beberapa warga lokal untuk mencari cara mengendalikan arus wisatawan tanpa kehilangan pendapatan, termasuk dengan menetapkan harga lebih tinggi bagi pengunjung asing.
Kunjungan wisatawan asing di Jepang pada bulan Mei tahun ini tercatat sebanyak 3,04 juta atau naik 9,6% dari bulan yang sama pada tahun 2019 dan menandai bulan ketiga berturut-turut dengan pengunjung di atas 3 juta. Data ini disampaikan oleh Organisasi Pariwisata Nasional Jepang pada Rabu (19/06). Lemahnya yen menjadi salah satu faktor pendukung meningkatnya jumlah wisatawan asing di Jepang.
Walaupun banyak tempat usaha yang mendapat keuntungan dari keadaan ini, akan tetapi keramaian ini mulai menyulut amarah beberapa penduduk setempat, yang merasa kesal karena tidak dapat menikmati tempat wisata favorit mereka dengan tenang atau bahkan tidak bisa naik bus ke tempat kerja.
Sebagai tanda terbaru dari meningkatnya reaksi negatif warga lokal, walikota kota HImeji di prefektur Hyogo, baru-baru ini mengatakan bahwa dia berencana menaikkan biaya masuk kastil Himeji enam kali lipat lebih banyak kepada wisatawan asing. Pengunjung asing harus membayar sekitar $30 untuk dapat masuk ke kawasan yang terdaftar sebagai Warisan Dunia tersebut, lebih mahal $25 dari penduduk lokal yang hanya perlu membayar $5. Semua pengunjung kastil berusia 18 tahun ke atas saat ini dibebankan biaya sebesar ¥1.000 ($6).
Gagasan walikota kota Himeji ini bahkan sudah mendapat dukungan dari beberapa pihak, termasuk Gubernur Osaka Hirofumi Yoshimura, yang mengatakan bahwa dia ingin menerapkan peraturan yang sama untuk Istana Osaka.
Sementara itu, beberapa kota telah melakukan tindakan pencegahan overtourism yang dinilai telah mengganggu ketenangan warga lokal. Di Kyoto, wisatawan dilarang memasuki kawasan bersejarah Distrik Geisha, Gion dan pemasangan penghalang di kota Fujikawaguchiko oleh pemerintah setempat.
Pendakian Gunung Fuji juga telah menerapkan peraturan baru dengan membatasi jumlah pendaki pada musim panas ini di tengah kekhawatiran akan overourism, sampah, dan limbah. Hanya 4.000 orang per hari yang diizinkan berada di rute paling populer, dengan biaya baru sebesar ¥2.000 yen yang dibebankan kepada setiap pendaki.
BACA JUGA: Kembali Terjadi, Perilaku Buruk Wisatawan Bikin Spot Foto Fujisan Yumeno Ohashi Ditutup
BACA JUGA: Belum Genap Seminggu Dipasang, Layar Penghalang Pemandangan Gunung Fuji di Lawson Sudah Dirusak Turis
BACA JUGA: Melemahnya Nilai Tukar Yen Menebalkan Dompet Wisatawan di Jepang
Akankah kebijakan ini membantu Jepang mengatasi permasalahan overtourism mereka? Ikuti terus berita terbaru dari kanal-kanal Titip Jepang ya! Yuk, baca artikel lainnya di sini^^
sumber: japantimes
Jangan lupa Ikuti juga media sosial Titip Jepang:
Instagram: @titipjepang
Twitter: @titipjepang
Facebook: Titip Jepang