KATEGORI

Belum ada Produk di keranjang kamu, yuk cari produk incaran kamu di sini!

Studi Menemukan Ada Hampir 500 Kesalahan Terjemahan Petunjuk Turis Asing di Jepang, Pedoman Baru Dirilis

Asosiasi Pariwisata Kota Kyoto ingin kota tersebut memperbaiki kesalahan terjemahan petunjuk turis asing.

Kyoto selalu menjadi salah satu destinasi wisata utama di Jepang yang menerima lebih banyak wisatawan asing dibandingkan sebelumnya. Namun dengan begitu banyaknya pengunjung luar negeri yang datang ke Kyoto, meningkatkan kebutuhan akan papan petunjuk dan panduan multibahasa. Sebuah penelitian baru-baru ini menemukan bahwa terdapat kesalahan terjemahan petunjuk turis asing. Hal ini disebabkan oleh kurangnya sumber daya manusia yang memiliki kemampuan berbahasa asing serta ketergantungan pada penerjahan AI.

Survei yang dilakukan oleh Asosiasi Pariwisata Kota Kyoto antara bulan Desember 2023 hingga Februari 2024, mengenai papan petunjuk non-Jepang, pemberitahuan tertulis, dan pengumuman audio yang tersebar di 50 lokasi berbeda di dalam kota, termasuk fasilitas transportasi, hotel, restoran, museum, kuil, dan tempat suci mengungkap fakta bahwa dari sekitar 3.600 item yang diperiksa, terdapat 499 item yang diterjemahkan secara tidak akurat.

Penelitian ini tidak terbatas pada papan petunjuk terjemahan bahasa Inggris saja, dan dengan semakin banyaknya bahasa asing yang terlibat, semakin besar pula peluang terjadinya kesalahan terjemahan. Kesalahan terjemahan petunjuk untuk turis asing tersebut dapat mengakibatkan kegagalan wisatawan asing dalam memahami pesan maupun petunjuk yang dimaksudkan dan berpotensi merusak image Kyoto di kancah internasional.

Dilansir dari yomiuri, sebuah hotel yang telah berada di Kyoto selama lebih dari lima tahun telah menerima keluhan dari wisatawan Tiongkok bahwa instruksi di tempat sarapan ditulis dalam bahasa Mandarin, namun terdapat beberapa kesalahan ejaan, dan bahwa hotel tersebut “sulit untuk dipahami”. Menanggapi keluhan tersebut, pihak hotel telah meminta penerjemah untuk melakukan koreksi karena mereka tidak memiliki anggota staf yang memahami bahasa Mandarin.

Sebagai tanggapan terkait kesalahan terjemahan petunjuk turis tersebut, Asosasi Pariwisata Kota Kyoto telah memberlakukan sejumlah inisiatif, termasuk seminar untuk pariwisata dan bisnis terkait pariwisata tentang cara mengkomunikasikan informasi dan peraturan yang diperlukan secara efektif kepada pengunjung yang tidak menguasai bahasa Jepang. Bulan lalu, organisasi ini juga telah merilis paket Pedoman Papan Tanda Berbahasa Asing setebal 49 halaman, yang dapat diunduh gratis melalui di sini.

Pedoman tersebut memperingatkan para pelaku pariwisataa untuk tidak terlalu bergantung kepada terjemahan yang dibuat oleh mesin/AI dengan memberikan contoh seperti berikut.

Kalimat berbahasa Jepang tersebut jika diterjemahkan langsung sebagai “Waktu saat ini tidak tersedia”, tidak apa-apa. Akan tetapi, kalimat tersebut menjadi tidak masuk akal saat diterjemahkan langsung ke dalam tata bahasa bahasa Inggris. Dalam bahasa Jepang, subjek dan objek kalimat klausa biasanya dihilangkan jika kalimat tersebut dapat dipahami dari konteksnya, sehingga kalimat berbahasa Jepang di atas sebenarnya dapat diartikan sebagai “[Anda] tidak dapat menggunakan [ruang/benda ini] pada saat ini”. Jadi, agar para turis asing dapat memahami maksud sebenarnya dari teks tersebut, paket Pedoman Asosiasi Pariwisata Kota Kyoto merekomendasikan terjemahan berikut.

Meskipun penggunaan huruf kapital pada kata CLOSED terlihat sediki kasar, namun pedoman tersebut memberikan penekanan tentang pentingnya memastikan adanya nada sopan pada teks yang diterjemahkan dari bahasa Jepang dan merekomendasikan penggunaan kata-kata seperti “silahkan” dan “terima kasih” seperti yang ditampilkan pada gambar di sebelah kanan berikut ini.

Pedoman tersebut juga mencakup desain petunjuk visual, seperti merekomendasikan penambahan piktogram dan memastikan teks berbahasa asing berukuran cukup agar mudah terlihat serta mengelompokkan teks setiap bahasa ke dalam bagian papan petunjuknya ,asing-masing.

Gambar sebelah kanan merupakan versi yang disarankan oleh pedomen Asosiasi Pariwisata Kota Kyoto.

 

Perlu diingat bahwa meskipun penelitian yang menemukan kesalahan terjemahan petunjuk turis asing tersebut adalah Asosiasi Pariwisata Kota Kyota, akan tetapi lokasi ditemukannya kesalahan tersebut belum tentu dikelola oleh pemerintah kota. Pasca pandemi, banyak restoran, kuil, dan tempat-tempat lain yang sebelumnya hanya sedikit diminati oleh wisatawan luar negeri tiba-tiba menjadi daya tarik wisata utama, dan beberapa papan petunjuk yang tidak akurat kemungkinan besar dipasang sehubungan dengan sikap tersebut dari pemikiran bahwa “Kami benar-benar perlu segera memasang sesuatu dan kami tidak memiliki staf penerjemah, jadi cukup terjemahkan dengan Google dan kami akan memilah detailnya nanti.”

Selalu ada argumen yang menyatakan bahwa menjadi tanggung jawab para pelancong untuk mempelajari dan memahami norma-norma perilaku publik serta ungkapan-ungkapan dasar bahasa negara yang akan mereka kunjungi. Sementara itu, lonjakan kunjungan wisatawan luar negeri ke Jepang sepertinya belum akan mereda dalam waktu dekat dan pelanggaran etika oleh wisatawan asing semakin menarik perhatian dan mengganggu penduduk lokal. Komunikasi yang lebih jelas tentu menjadi hal yang baik, jadi semoga inisiatif dari asosiasi Pariwisata Kota Kyoto akan terbukti efektif.

BACA JUGA: Viral! Ilustrasi Pencurian di Jepang Berasa Nonton Anime Action

BACA JUGA: Toilet Umum Jepang Menjadi Daya Tarik Wisatawan di Tokyo

BACA JUGA: Melemahnya Nilai Tukar Yen Menebalkan Dompet Wisatawan di Jepang

BACA JUGA: [UPDATE]  Picu Overtourism, Spot Foto Gunung Fuji Lawson Jepang Diblokir Per 1 Mei 2024

Ikuti terus berita terbaru dari kanal-kanal Titip Jepang ya! Yuk, baca artikel lainnya di sini^^

sumber: soranews ; yomiuri
gambar sampul diambil dari istock/tuayai

Jangan lupa Ikuti juga media sosial Titip Jepang:
Instagram: @titipjepang
Twitter: @titipjepang
Facebook: Titip Jepang