Film Exhuma meninggalkan banyak teka-teki dari simbol yang menyimpan sejarah kelam di Semenanjung Korea. Masih ingatkah kamu dengan sosok siluman samurai di film “Exhuma” diduga kisahnya diambil dari seorang samurai Jepang, Ukita Hideie, yang dikenal dengan kehebatannya, yakni ia berhasil memenggal 10.000 orang Korea.
Baca Juga: Review Film Exhuma: Siapa Iblis yang Sebenarnya?
Baca Juga: [MITOLOGI] Kitsune, Konon Si Rubah Ekor Sembilan dari Jepang
Baca Juga: Yokai Nure Onna: Siluman Ular di Film Exhuma
Ukita Hideie (1572-1655) adalah daimyo sekaligus samurai di provinsi Bizen dan Mimasaka (Prefektur Okayama). Ia merupakan salah satu anggota Dewan Lima Tetua (Gotairo) yang ditunjuk oleh Toyotomi Hideyoshi untuk membimbing putranya yang masih kecil.
Ayah Hideie, Ukita Naoie adalah seorang abdi Oda Nobunaga dan Toyotomi Hideyoshi. Naoie meninggal pada tahun 1581, karena Hideie masih muda (10 tahun), maka pamannya, Tadaie, bertindak sebagai pemimpin pasukan Ukita sampai Hideie dewasa. Tadaie bertugas atas nama Hideie sebagai komandan dalam pertempuran (di bawah Toyotomi Hideyoshi).
Hideie banyak berpartisipasi dalam operasi militer yang dilakukan Hideyoshi. Seperti ketika Hideyoshi berlari dari Okayama ke Kyoto untuk membalas kematian Nobunaga, Hideie diberi kepercayaan untuk menjaga Bizen dan mengawasi pergerakan Mori Terumoto di Barat.
Pada tahun 1585, pasukan Hideie di bawah Ukita Tadaie memimpin 23.000 orang pasukan Toyotomi dalam kampanye Shikoku melawan Chosokabe Motochika.
Tepat pada tahun 1856, Hideie menikah dengan putri angkat Hideyoshi, Gohime. Kemudian, dia berpartisipasi dalam penaklukan Kyushu pada tahun 1587.
Pada tahun 1590, Hideie bergabung dengan kampanye militer Hideyoshi ke Shikoku untuk memerangi Chosokabe Motochika dan turut serta dalam pengepungan Odawara melawan Hojo Ujimasa.
Setelah penyatuan Jepang di bawah Hideyoshi, pada tahun 1592, Hideyoshi menunjuk Hideie sebagai marshal lapangan pada kampanye Korea Pertama, ia memimpin sebagai “Divisi Cadangan.” Salah satu operasi militer yang membuat Hideie dikenang karena kebengisannya adalah invasi ke Joseon Korea tepatnya Pengepungan Jinju 1593.
Saat itu Hideie mengancam komandan Jinju, Kim Cheon-il agar menyerah, jika tidak maka 10.000 orang Korea akan dipancung. Kim mengatakan bahwa pasukan Ming Tiongkok akan datang. Namun ternyata pasukan Ming Tiongkok tidak datang. Hideie pun memancung para rakyat jelata itu.
Hideie kalah di Pertempuran Sekigahara dan diasingkan ke pulau Hachijō-jima yang jauh dari daratan Jepang. Kebrutalannya di Korea membuatnya diabadikan dalam film Exhuma sebagai jurig samurai yang dijadikan pasak besi perusak fengshui Korea.
Kemudian pada tahun 1597, Hideie menjadi “Panglima Utama Tentara Kiri” dalam kampake Korea Kedua, kembali pada tahun 1598 untuk menjabat sebagai salah satu dari lima penasihat Hideyoshi (Dewan Lima Tetua) bersama dengan Maeda Toshiie, Uesugi Kagekatsu, Mori Terumoto, dan Tokugawa Leyasu.
Kisah Pertempuran Sekigahara
Setelah Hideyoshi meninggal pada tahun 1598, meninggalkan putranya yang berusia lima tahun Hideyori sebagai penggantinya dan Tokugawa Ieyasu pindah untuk mengambil kendali. Karena dia sangat dekat dengan Hideyoshi, Ukita Hideie secara alami berpihak pada loyalis Toyotomi di bawah Ishida Mitsunari (tentara Barat). Dia membawa 17.000 orang untuk berperang di Pertempuran Sekigahara.
Di lapangan, pasukannya berperang melawan Fukushima Masanori, yang konon merupakan salah satu konfrontasi paling berdarah dalam pertempuran Sekigahara. Pada awal pertempuran, pasukan Ukita memenangkan pertempuran dan memukul mundur pasukan Masanori, namun, karena tidak menyadari bahwa sekutunya yang ditempatkan di dekatnya telah membuat kesepakatan rahasia dengan musuh, momentumnya terhenti, ketika sekutunya menyerang dan bersama dengan para pengkhianat. Kemudian, pasukan Masanori mengambil kendali, dan tentara timur memenangkan pertempuran tersebut.
Salah satu pembelot, Kobayakawa Hideaki, diberikan Kastil Okayama dan wilayah sekitar Ukita Hideie oleh Tokugawa sebagai hadiah atas pengkhianatannya, yang diyakini menjadi faktor penentu kemenangan Tokugawa. Hideie marah dengan pengkhianatan tersebut dan awalnya bermaksud memburu Kobayakawa untuk duel satu lawan satu tetapi dihentikan oleh penasihatnya. Setelah melarikan diri dari pertempuran, dia bersembunyi di Provinsi Satsuma di mana mantan sekutunya melindunginya selama beberapa tahun.
Ikuti terus berita terbaru dari kanal-kanal Titip Jepang ya! Yuk, baca artikel lainnya di sini^^
Jangan lupa Ikuti juga media sosial Titip Jepang:
Instagram: @titipjepang
Twitter: @titipjepang
Facebook: Titip Jepang