KATEGORI

Belum ada Produk di keranjang kamu, yuk cari produk incaran kamu di sini!

Ketika “Tidak Membayar Biaya Kencan” Dianggap Kekerasan dalam Rumah Tangga di Jepang

TITIP JEPANG-kekerasan dalam rumah tangga di Jepang

Biro Kesetaraan Gender Jepang memperluas definisi kekerasan dalam rumah tangga mencakup aspek keuangan yang mengejutkan banyak orang.

Kekerasan dalam rumah tangga sering kali diartikan sebagai kekerasan fisik. Namun, Gender Euality Bureau (Biro Kesetaraan Gender) di bawah Kantor Kabinet pemerintah Jepang menegaskan bahwa definisi ini jauh lebih luas. Melalui materi kesadaran publik di situs resminya, biro ini mendefinisikan kekerasan dalam rumah tangga ke dalam empat kategori utama: kekerasan psikologis, fisik, seksual, dan ekonomi.

Empat Kategori Kekerasan

Bagan informatif di situs web biro tersebut memuat contoh dari masing-masing kategori:

  • Kekerasan Psikologis: Termasuk berteriak, mengabaikan, atau tidak menghormati pasangan.
  • Kekerasan Fisik: Meliputi tindakan memukul, mencabut rambut, atau melempar benda dengan maksud menyakiti.
  • Kekerasan Seksual: Seperti hubungan seksual yang dipaksakan, menolak kontrasepsi, atau memaksa pasangan menonton konten dewasa.
  • Kekerasan Ekonomi: Misalnya menggunakan uang pasangan tanpa izin atau meminjam uang dan menolak membayarnya kembali.

Namun, satu contoh kekerasan ekonomi dalam bagan ini menarik perhatian warganet: “Tidak membayar biaya kencan sama sekali”.

Respon Publik dan Klarifikasi

Bagan ini telah memicu diskusi hangat di media sosial Jepang. Beberapa pengguna Twitter (sekarang X) mempertanyakan apakah pria yang tidak membayar kencan dianggap melakukan kekerasan ekonomi, sementara yang lain bertanya apakah wanita yang mengharapkan pria membayar juga bisa disebut pelaku kekerasan.

“Tunggu, jadi apakah ini berarti semua wanita yang mengatakan ‘Kamu laki-laki, jadi kamu harus membayar semuanya?’ adalah pelaku KDRT?”

“Benar-benar banyak wanita yang melakukan tindak KDRT, bukan?”

“Saya tahu kamu tidak ingin dianggap sebagai pelaku KDRT oleh Kantor Kabinet, jadi tolong bayar setengah tagihannya.”

“Apakah ini berarti seorang gadis yang mengatakan ‘Kamu laki-laki, jadi kamu harus membayar semuanya’ sama dengan seorang pria yang mengatakan ‘Jika kamu setuju untuk pergi berkencan, itu berarti kamu setuju untuk pergi ke hotel’?

Menanggapi kontroversi ini, seorang perwakilan dari Biro Kesetaraan Gender memberikan klarifikasi kepada media.

“Baik pria maupun wanita dapat menjadi korban kekerasan semacam ini. Seseorang yang tidak membayar untuk kencan tidak serta-merta dianggap sebagai kekerasan dalam rumah tangga. Memaksa orang lain untuk membayar secara sepihak dapat dianggap sebagai kekerasan dalam rumah tangga. Jadi, tergantung pada hubungan antara kedua orang tersebut, ini adalah situasi yang tergantung pada kasus per kasus.”

Perwakilan tersebut juga menegaskan bahwa “Tidak membayar biaya kencan” hanya menjadi bentuk kekerasan ekonomi jika melibatkan paksaan sepihak dalam hubungan. Jika kedua belah pihak sepakat mengenai pembagian biaya, maka tindakan tersebut tidak termasuk kekerasan dalam rumah tangga.

Konteks yang Lebih Luas

Perwakilan biro juga menyoroti contoh lain dari kekerasan ekonomi seperti memaksa pasangan membayar kembali pengeluaran masa lalu setelah hubungan berakhir. Contohnya adalah permintaan untuk mengganti biaya makan malam mahal yang pernah ditraktir selama masa pacaran.

Pada akhirnya, niat di balik tindakan menjadi kunci penilaian. Kekerasan dalam rumah tangga bukanlah soal siapa yang membayar, tetapi apakah ada unsur paksaan atau tekanan sepihak dalam hubungan tersebut. Meski demikian, dengan munculnya kebingungan berkali-kali, mungkin saatnya untuk memperbarui frasa dalam bagan tersebut agar lebih jelas dan tidak menimbulkan salah tafsir di masa depan.

sumber: soranews24
gambar sampul diambil dari vcgamers

Ikuti terus berita terbaru dari kanal-kanal Titip Jepang ya! Yuk, baca artikel lainnya di sini^^

Jangan lupa Ikuti juga media sosial Titip Jepang:
Instagram: @titipjepang
Twitter: @titipjepang
Facebook: Titip Jepang