Dalam dunia DANDADAN karya Yukinobu Tatsu, setiap detail kecil sering kali memiliki arti besar, termasuk dialog yang membuat hati karakter utama, Momo Ayase, berdebar. Salah satu kalimat ikonik tersebut, “Bagaimanapun juga, aku orang yang canggung”, tidak hanya memiliki makna dalam kisah paranormal romantis ini, tetapi juga terhubung langsung dengan legenda Jepang: Ken Takakura. Namun, siapa sebenarnya Ken Takakura, dan mengapa ia menjadi inspirasi DANDADAN yang begitu kuat?
Ken Takakura: Sang Ikon Kesatria Modern Jepang
Ken Takakura (1931–2014), atau dikenal sebagai “Ken-san”, adalah salah satu aktor legendaris Jepang yang diidolakan karena peran-perannya dalam film yang menggambarkan maskulinitas tangguh namun penuh emosi. Ia dikenal melalui genre ninkyo eiga (film ksatria yakuza) dengan film-film seperti seri Brutal Tales of Chivalry dan Abashiri Prison.
Ini adalah kisah heroik tentang para yakuza yang teliti dan mematuhi kode kehormatan atau “jingi” mereka dengan ketat, tapi ketika mereka menyaksikan sendiri penderitaan orang-orang akibat yakuza lain yang kurang terhormat, mereka akan menyerang markas musuh mereka dengan gemilang. Film-film ini formulais, tetapi katarsis dan menenangkan bagi mereka yang memujanya.
Dalam Abashiri Prison, Takakura dianggap sebagai simbol “pria sejati”—pria tangguh yang tabah. Dia cukup berotot, wajahnya yang tampan semakin menonjol seiring bertambahnya usia, dan diakhir film, dia menghadapi seluruh klan yakuza dengan kekuatan dan tekad. Namun, matanya mengandung kerentanan dan kepekaan yang nyata. Hal ini memberi kedalaman pada karakternya, bahkan dalam kasus di mana dia terjebak dengan karakter yang ditullis datar dan biasa-biasa saja.
Koneksi Personal Ken Takakura dan DANDADAN
Kutipan “Bagaimanapun juga, aku orang yang canggung,” yang menggetarkan hati Ayase, bukan berasal dari salah satu filmnya. Kalimat ini justru muncul dalam serangkaian iklan untuk Nippon Life Insurance, di mana ia dengan penuh kejujuran mengakui kelemahannya, tetapi sekaligus meyakinkan pemirsa bahwa kebahagiaan tetap dapat diraih meskipun hidup tidak sempurna. Meskipun dikenal ramah dan mudah bergaul tetapi Ken-san tidak suka memfilmkan adegan romantis, dan begitu ia memiliki pengaruh yang cukup kuat untuk mendapatkan peran tersebut, ia sering menghapusnya dari daftar film yang dibintanginya. Mungkin kecanggungan ini memiliki kemiripan dengan sosok Okarun dari DANDADAN.
Dalam DANDADAN, penghormatan terhadap genre ninkyo eiga terlihat jelas. Musik latar di pembukaan episode 2 anime ini mengingatkan kita pada melodi tema film-film Takakura, penuh dengan gairah dan nuansa heroik. Bahkan, dalam chapter bonus “Pertempuran Menendang Kaleng yang Sangat Misterius”, Ayase terlihat memiliki DVD film Golgo 13 yang dibintangi oleh Takakura. Ditengah perdebatan para penggemar akan peran Takakura tersebut, faktanya mangaka Golgo 13, Takao Saito, sendirilah yang menunjuknya secara langsung sebagai model karakternya. Jadi, sudah sepantasnya jika peran tersebut diperankan olehnya.
Filmografi Ken Takakura yang Layak Masuk Daftar Tontonan Anda
Meskipun Ken Takakura adalah legenda di Jepang, filmografinya masih kurang dikenal di Amerika Utara. Namun, keberadaan penerbit video rumahan butik telah membuka pintu bagi kebangkitan internasional film Jepang. Kini, penggemar di luar Jepang perlahan-lahan dapat menikmati mahakarya Takakura dalam bahasa Inggris.
Jika Titipers ingin memahami mengapa Ken Takakura begitu memikat hati, termasuk bagi Momo Ayase di DANDADAN, berikut adalah beberapa film ikonis yang layak dimasukkan ke dalam daftar tontonan kalian:
1. Abashiri Prison (1965)
Film yang meluncurkan karier Takakura ke puncak popularitas. Berlatar di penjara bersalju di Hokkaido, ini adalah kisah drama penjara dengan nuansa kelam dan penuh emosi.
2. The Bullet Train (1975)
Film penuh bintang dan ketegangan ini memiliki premis yang mirip dengan film Speed (1994).
3. Golgo 13 (1973)
Takakura memerankan karakter legendaris dari manga yang terinspirasi olehnya. Berlatar di Iran tahun 1970-an, film ini menawarkan pemandangan eksotis dan aksi intens.
4. Red Peony Gambler (1968)
Di sini, Takakura berbagi layar dengan Junko Fuji, “ratu” ninkyo eiga. Sebuah kisah yakuza penuh kehormatan, yang menunjukkan chemistry luar biasa antara dua ikon genre ini.
5. Wolves, Pigs and Men (1964)
Kolaborasi langka antara Takakura dan Kinji Fukasaku, sutradara di balik Battle Royale. Sebuah film yang menggambarkan dunia kriminal dengan keunikan gaya Fukasaku.
6. The Yakuza (1974)
Perpaduan sinema Jepang dan Hollywood, Takakura tampil bersama Robert Mitchum dalam sebuah film yang menggabungkan gaya klasik ninkyo eiga dengan drama kriminal Amerika.
7. The Yellow Handkerchief (1977)
Film ini memberikan Takakura penghargaan Akademi Jepang pertamanya. Sebuah drama yang menyentuh hati tentang seoramg pria yang dibebaskan dari penjara Abashiri.
BACA JUGA:
Dengan film-film ini, Titipers dapat mulai menjelajahi sisi maskulinitas yang berlapis-lapis dari Ken Takakura—kekuatan, kehormatan, dan kerentanannya yang membuatnya menjadi legenda tak terlupakan, bahkan hingga menginspirasi dunia manga modern seperti DANDADAN
sumber: animenewsnetwork ; imdb