Siapa yang tak kenal Tatsuki Fujimoto, mangaka di balik Chainsaw Man yang mendobrak batasan dengan cerita gelap, aksi intens, dan karakter-karakter unik yang tak terlupakan? Selain Chainsaw Man, Fujimoto juga dikenal lewat karya-karya terkenal lainnya seperti Fire Punch, Goodbye, Eri, dan Look Back. Namun, pengaruh Fujimoto tidak berhenti di situ. Selama bertahun-tahun, gaya khas dan kreativitasnya juga telah membentuk karier para mangaka berbakat lainnya.
Dalam perjalanan Chainsaw Man, Fujimoto dibantu oleh sejumlah asisten berbakat seperti Tatsuya Endo, Oto Tōda, Yuji Kaku, Yukinobu Tatsu, dan Tohru Kuramori. Menariknya, para asisten ini tidak hanya belajar dari Fujimoto, tetapi juga berhasil menciptakan manga hit baru yang mendunia. Dengan Chainsaw Man terjual lebih dari 28 juta kopi, tak heran jika Fujimoto tidak hanya menjadi sosok sentral di dunia manga, tetapi juga mentor yang telah melahirkan generasi baru mangaka sukses.
Meskipun memiliki asisten berbakat yang kemudian menjadi mangaka terkenal bukanlah hal yang jarang, kesuksesan asisten-asisten Tatsuki Fujimoto benar-benar mencengangkan. Yuk, kita telusuri bagaimana Fujimoto berperan dalam kesuksesan para mangaka hebat ini!
Para Asisten Tatsuki Fujimoto, Dari Pembantu Karya Hingga Bintang Dunia Manga
Fenomena para asisten Tatsuki Fujimoto yang berhasil menjadi mangaka terkenal memang bukan hal baru di dunia manga. Kita tentu bisa melihat pola serupa dengan Hiroyuki Takei (Shaman King) dan Eiichiro Oda (One Piece) yang pernah menjadi asisten Nobuhiro Watsuki, mangaka Rurouni Kenshin. Hal serupa juga terjadi dengan Takeshi Obata (Death Note), yang membimbing Yusuke Murata (Eyeshield 21, One-Punch Man), Kentaro Yabuki (Black Cat), dan Nobuhiro Watsuki. Bahkan Kouji Mori, asisten Kentaro Miura, melanjutkan Berserk setelah kematian Miura.
Namun, dalam kasus Fujimoto, kesuksesan para asistennya begitu mencengangkan di era modern ini.. Tatsuya endo (Spy x Family), Oto Tōda (To Strip the Flesh), Yuji Kaku (Hell’s Paradise), Yukinobu Tatsu (Dandadan), dan Toru Kuramori (Centuria)—semua memiliki sejarah sebagai asisten Fujimoto dan telah menerapkan pelajaran yang mereka dapatkan dari sang maestro ke dalam karya mereka sendiri.
Masing-masing membawa pengaruh Fujimoto, mulai dari gaya visual sinematik hingga komposisi panel yang tajam. Lebih mengesankannya lagi, mereka semua berkembang pesat di platform Jump+ di bawah Shueisha, dengan Hell’s Paradise yang pernah menjadi manga terpopuler Shonen Jump+, dan Spy x Family bahkan melampaui popularitas Chainsaw Man.
Pengaruh Fujimoto jelas terasa, namun yang lebih menarik untuk dibahas adalah bagaimana pada mantan asistennya berhasil mengembangkan gaya mereka sendiri, menciptakan karya-karya yang tetap orisinal meski jejak Fujimoto tak bisa disangkal.
Jejak Tatsuki Fujimoto dalam Karya-Karya Sukses Mantan Asistennya
Meskipun setiap karya dari mantan asisten Tatsuki Fujimoto sulit untuk diringkas dalam ulasan singkat, ada satu benang merah yang menghubungkan semuanya: mereka berhasil berdiri kokoh sebagai karya yang sepenuhnya independen dari bayang-bayang sang mentor.
Setiap mangaka membawa pengaruh Tatsuki Fujimoto dengan kadar yang berbeda. Tatsuya Endo, misalnya, dalam Spy x Family, menampilkan perhatian terhadap detail dan riset mendalam yang mengingatkan kita pada keakuratan dan kedalaman karta Fujimoto. Yuji Kaku, dengan Hell’s Paradise, yang menerapkan filosofi desain yang sama dalam menciptakan monster-monster mengerikan. Sedangkan Yukinobu Tatsu, melalui Dandadan, berhasil menghadirkan penceritaan yang tak kalah liar dan berani seperti yang kita temui dalam Chainsaw Man.
Di sisi lain, karya seperti To Strip the Flesh milik Oto Tōda memperlihatkan pengaruh Fujimoto dengan cara yang lebih halus, terutama dalam eksplorasi tema identitas. Kisah protagonis Chiaki Ogawa, karakter trans yang berjuang untuk menemukan lebih dari sekadar kebebasan pribadai dalam transisinya, mengingatkan kita pada pendekatan Fujimoto dalam penggambaran karakter trans Fire Punch. Tak kalah menarik, Centuria karya terbaru Toru Kuramori yang menampilkan gaya seni yang memiliki kecenderungan terhadap horor kosmik, memberikan sentuhan khas Seinen yang unik.
Tak diragukan lagi, para mangaka ini tidak hanya meneruskan warisan Fujimoto, tetapi juga membentuk jalur mereka sendiri di dunia manga. Mereka telah berhasil menonjol dengan gaya dan cerita orisinil yang memperkaya industri manga. Fujimoto mungkin adalah seorang mentor yang hebat, tetapi warisan terbesarnya adalah bagaimana dia menginspirasi generasi mangaka baru yang kini berdiri kokoh di atas panggung mereka sendiri—bukan dalam bayangannya, melainkan sebagai bintang besar di dunia manga.
Ikuti terus berita terbaru dari kanal-kanal Titip Jepang ya! Yuk, baca artikel lainnya di sini^^
Jangan lupa Ikuti juga media sosial Titip Jepang:
Instagram: @titipjepang
Twitter: @titipjepang
Facebook: Titip Jepang