Review Film Di Ambang Kematian- Film Horor Tersadis dan Paling Menyedihkan
Salah satu film horor Indonesia yang diadaptasi dari thread di Twitter, akhir-akhir ini banyak film horor yang diangkat dari kisah nyata. Sebelumnya ada film KKN di Desa Penari (2022) berhasil menjadi film terlaris sepanjang masa di Tanah Air. Di bulan September 2023 bioskop lokal dipenuhi pecinta horor, seminggu sebelum penghujung bulan September kita kedatangan film Kisah Tanah Jawa Pocong Gundul. Kali ini kita disajikan satu film horor lagi yang tidak kalah menarik dari cerita Om Hao.
Film Di Ambang Kematian ini diambil dari thread akun @jeropoint yang diklaim berdasarkan kisah nyata. Menceritakan tentang keluarga Bapak Suyatmo (Teuku Rifnu Wikana) yang melakukan keputusan besar untuk merubah perekonomian keluarganya. Paska kematian ibunya yang tragis, Nadia (Taskya Namya) mengetahui bahwa ayahnya (Rifnu Wikana) terlanjur melakukan pesugihan yang menuntut nyawa manusia. Demi mencegah kematian berikutnya, Nadia, kakaknya Yoga (Wafda) dan sang ayah menempuh ritual-ritual khusus. Namun, Iblis di balik pesugihan itu tetap terus mengintai. Membuat Nadia dan keluarganya hidup bagai di ambang kematian.
Nah, untuk kamu yang sudah membaca atau mendengarkan cuplikan kisahnya di YouTube, sebaiknya simak terlebih dahulu Review Film Di Ambang Kematian sebelum membeli tiketnya.
Drama horor keluarga yang epik
Sudah banyak film horor Indonesia yang menceritakan tentang pesugihan. Namun, film Di Ambang Kematian ini dikemas dengan konsep drama keluarga yang terasa berbeda. Keluarga Bapak Suyatmo ini selalu merayakan tahun baru bersama keluarga sebagai perayaan terbesar di hidupnya, naasnya setelah tragedi meninggalnya sang ibu hari tahun baru menjadi hari yang mengerikan bagi mereka semua.
Berlatar belakang cerita di Sidoarjo, Jawa Timur tahun 2000-an. Seperti yang kita tahu pola pengasuhan anak di Indonesia adalah “manut orang tua” sebagai kunci utama. Begitu juga Nadia yang mendapatkan pesan terakhir dari sang Ibu, “nurut sama Bapak biar hidup kalian selamat.” Pelaku utama pesugihan di sini adalah Bapak Suyatmo, ia yang menumbalkan keluarganya sebagai pengganti kemakmuran bisnisnya. Sayangnya kita sebagai penonton tidak bisa sepenuhnya kesal terhadap apa pun keputusan yang telah dilakukannya.
Bagian drama horor keluarga di sini sangat epik, sejak adegan pembuka film ini berhasil membangun suasana yang menegangkan. Jadi, untuk kamu yang masih terbawa dengan gelak tawa dari film Suzzanna atau Pocong Gundul, maka jangan harap muncul karakter comedy relief atau guyonan horor pada umumnya.
Ada beberapa detail plot yang kurang dijelaskan, memang sedikit kebingungan. Namun hal itu tidak terlalu mengganggu, karena premisnya dibangun sedemikian rupa serta elemen horor yang tepat.
Di Ambang Kematian vs Di Ambang Kemiskinan
Tidak sedikit cerita pesugihan di sekitar kita yang mengalami kisah mistis seperti kejaidan yang dialami Nadia dan keluarga. Di dunia ini memang tidak ada yang kekal, namun siapa yang bisa menolak harta dan kekayaan? Hampir semua orang akan mudah tergiur, hanya saja ditempuh dengan cara yang berbeda-beda.
Kehadiran film horor ini secara tidak langsung mengedukasi kita semua bahwa betapa bahayanya dampak dari kekayaan yang didapatkan secara instan akan diambil dengan cara yang lebih mengenaskan. Tidak sedikit orang melakukan hal yang sama, tapi setidaknya kita sadar Di Ambang Kemiskinan tidak jauh lebih baik dari pada Di Ambang Kematian.
Figur ayah yang diperankan Teuku Rifnu Wikana berhasil main dengan performa yang solid. Pemeran film ini cukup sedikit namun masing-masing karakter terlihat menonjol. Apalagi chemistry dari peran Nadia (Taskya Namya) dan Bapak Suyatmo (Teuku Rifnu Wikana) terasa hangat walaupun di tengah-tengah konflik mereka berdua berhasil membuat penonton nangis bombay.
Selain peran anak dan ayah, sosok ibulah (Kinaryosih) yang membangun ketegangan di awal film ini. Meski muncul sebentar tapi peran dari sosok Ibu berhasil menyatukan perbedaan karakter di film ini.
Visual-nya nggak maen-maen
Tidak hanya jump scare saja film ini juga sukses membuat scoring yang membuat penonton loncat alias sport jantung di malam hari. Terutama elemen gore yang membuat bulu kuduk merinding, mungkin jika dihitung ada sekian ml darah yang dipakai di film ini. Apakah melebihi film Rumah Dara? Bisa jadi…
Visualnya yang bikin ngilu membuat penonton menjerit-jerit ditambah penggunaan scoring dan sound yang sangat maksimal. Saking kagetnya beberapa adegan yang mengandung jump scare sukses bikin penonton loncat dari bangku. Hal ini dipengaruhi volume sound effect yang terasa sangat kencang, walaupun bukan adegan yang menakutkan.
Bisa dibilang film Di Ambang Kematian ini adalah film yang disturbing dibandingkan dengan film horor lainnya. Mungkin sebagian orang mengetahui kisah pesugihan Kandang Bubrah bukanlah kisah pertama kali yang didengar. Namun, tidak semuanya mengetahui bagaimana peliknya dan dampak dari pesugihan ini secara nyata, apalagi mempunyai pengalaman yang serupa.
Well, cukup di luar espektasi ya. Kamu yang telah membaca kisah Di Ambang Kematian dari thread atau mendengar dari Kisah horor di YouTube. Jangan ragu untuk membeli tiketnya karena ceritanya yang rapi serta pemeran yang solid. Ditambah ketegangan yang terasa sejak awal dan terjadi secara intens hingga film berakhir. Film ini layak menjadi film horor terseram di tahun 2023 ini.
Ikuti terus berita terbaru dari kanal-kanal Titip Jepang ya! Yuk, baca artikel lainnya di sini^^
Sumber gambar: imdb
Jangan lupa Ikuti juga media sosial Titip Jepang:
Instagram: @titipjepang
Twitter: @titipjepang
Facebook: Titip Jepang