Review Shin Godzilla (2016) – Kembalinya Sosok Godzilla yang Kejam
Shin Godzilla (シン・ゴジラ, Shin Gojira), film kaiju Jepang yang disutradarai oleh Hideaki Anno dan Shinji Higuchi, dengan skenario oleh Anno dan efek visual oleh Higuchi. Film ini merupakan produksi Toho Pictures dan Cine Bazar. Shin Godzilla rilis pada 29 Juli 2016 di Jepang.
Film Shin Godzilla dibintangi oleh Hiroki Hasegawa, Yutaka Takenouchi, dan Satomi Ishihara. Film ini menceritakan perjuangan para politisi menghadapi kemunculan tiba-tiba monster raksasa yang berevolusi setiap kali di serang.
Sinopsis Shin Godzilla
Ketika Penjaga Pantai jepang menyelidiki kapal pesiar yang ditinggalkan di Teluk Tokyo, namun perahu mereka hancur dan Tokyo Bay Aqua-Line kebanjiran. Setelah melihat video viral yang mengenai kejadian tersebut, Wakil Ketua Sekretaris Kabinet Rando Yaguchi yakin bahwa kejadian tersebut disebabkan oleh makhluk hidup.
Pemerintah kemudian memfokuskan diri pada strategi milliter dan keselamatan warga sipil. Yaguchi ditugaskan untuk meneliti makhluk tak dikenal tersebut. Dari pembacaan radiasi yang tinggi dari jalur yanng dilewati makhluk tersebut, diketahui bahwa makhluk tersebut memakan energi dari nuklir.
Makhluk tersebut kemudian diberi nama “Godzilla”. Ketika Godzilla berhasil menerobos pertahanan Jepang dan mengarah ke Tokyo, dimulailah pertarungan umat manusia untuk menghentikan kehancuran yang diakibatkan oleh Godzilla. Pertarungan demi pertarungan berlangsung, dan Godzilla selalu kembali berevolusi setiap terluka. Akankah umat manusia berhasil menghentikan sepak terjangnya?
Shin Godzilla Kembali ke Akar Orisinal
Sosok Godzilla dalam film kali ini digambarkan sebagai seekor monster penghancur yang sangat ditakuti manusia. Kembali ke pakem awalnya pada tahun 1954. Filmnya pun lebih fokus pada bagaimana manusia harus menghadapi kekuatan sang monster dan bagaimana banyak nyawa yang hilang karenanya.
Sosok Godzilla sebelumnya telah berubah menjadi budaya pop di seluruh dunia dan film-filmnya lebih fokus pada pertempurannya dengan monster lain. Bahkan, Godzilla dicap sebagai salah satu penjaga bumi.
Kehadiran film Shin Godzilla karya sutradara Hideaki Anno ini tentu me-refresh ingatan para penggemar Godzilla di mana ia kembali menjadi mimpi buruk semua orang. Penonton dapat melihat bahwa ia benar-benar tidak memiliki toleransi dan kemampuan berpikir. Ia hanya mengenal kekacauan dan kehancuran, menerjang segala yang ada.
Kemunculan Godzilla tanpa monster lain setelah sekian lama
Film-film Godzilla sebelumnya menampilkan monster legendaris ini melawan monster lainnya. Beberapa di antaranya ada yang berasal dari bumi, beberapa lainnya buatan manusia, dan bahkan ada juga yang berasa dari luar angkasa.
Terinspirasi dari nuklir Fukushima dan Tsunami
Jepang sering mengalami bencana alam gempa bumi yang dahsyat dan tsunami datang sebagai dampaknya. Selain itu, ada juga peristiwa meledaknya Pabrik Nuklir Fukushima di tahun 2011.
Kejadian-kejadian ini lah yang menjadi inspirasi dari pembuatan film Shin Godzilla, di mana Jepang mengalami krisis yang luar biasa hebatnya. Kisah film ini mencerminkan bagaimana pemerintah Jepang tidak siap menghadapi tragedi yang merenggut nyawa lebih dari 19 ribu orang pada tahun 2011 tersebut.
Sebagai sebuah reboot berdurasi dua jam, Shin Godzilla berhasil dengan cukup baik bahkan dapat meraup $78 juta di seluruh dunia sehingga menjadikannya film live action Jepang dengan pendapatan kotor tertinggi pada tahun 2016 hingga Godzilla Minus One melampauinya pada tahun 2023. Film ini menerima 11 nominasi Japan Academy Prize dan memenangkan tujuh penghargaan, termasuk Picture of the Year dan Director of the Year.
IMDb memberikan skor 6,8/10 dan RottenTomatoes memberikan skor 86%. Kalau Titipers, berapa poin untuk film ini menurut kalian?
Ikuti terus berita-berita terbaru di kanal Titip Jepang. Yuk baca artikel lainnya lainnya di sini!
Jangan lupa ikuti juga media sosial Titip Jepang:
Instagram: @titipjepang
Twitter: @titipjepang
Facebook: Titip Jepang