KATEGORI

Belum ada Produk di keranjang kamu, yuk cari produk incaran kamu di sini!

29 WNI Overstay Diciduk di Oarai

29 WNI overstay ditangkap di sebuah apartemen di Oarai, kota kecil di pesisir Jepang yang menjadi rumah bagi komunitas imigran Indonesia terbesar di Kanto utara.
BLOG-29 wni overstay diciduk di oarai

Kota Oarai di Prefektur Ibaraki, Jepang, baru-baru ini menjadi sorotan setelah pihak imigrasi menangkap 29 Warga Negara Indonesia (WNI) yang tinggal melebihi batas izin tinggal (overstay). Penangkapan ini dilakukan di sebuah apartemen yang dihuni para pekerja migran di kota tersebut. Kasus ini bukanlah insiden pertama yang melibatkan pekerja Indonesia di Jepang, tetapi menjadi cerminan dari fenomena overstay yang semakin meningkat di negara tersebut.

Penangkapan 29 WNI Overstay di Oarai

Dilaporkan oleh Gendai Bussiness, pada Juli tahun lalu, otoritas imigrasi Jepang bekerja sama dengan kepolisian setempat melakukan operasi penggerebekan di sebuah apartemen di Kota Oarai. Dalam operasi tersebut, 29 WNI overstay berhasil diamankan. Kota Oarai sendiri dikenal sebagai salah satu daerah dengan populasi pekerja migran Indonesia terbesar di wilayah Kanto utara, terutama di sektor perikanan dan pengolahan makanan laut.

Mengapa Banyak WNI Overstay di Oarai?

Jumlah WNI overstay di Oarai tergolong tinggi karena beberapa faktor utama:

  1. Sejarah Hubungan Indonesia-Jepang di Oarai
    Sejak beberapa dekade lalu, nelayan Jepang yang beroperasi di perairan Indonesia membawa serta pasangan dan keluarganya ke Oarai. Hal ini menciptakan jaringan sosial yang kuat bagi pekerja migran asal Indonesia dan mempermudah mereka mendapatkan pekerjaan di sektor perikanan.
  2. Tingginya Permintaan Tenaga Kerja Asing
    Sektor perikanan dan pengolahan makanan laut di Oarai sangat bergantung pada tenaga kerja asing, terutama dari Indonesia. Kurangnya minat pekerja lokal Jepang dalam bidang ini membuat tenaga kerja migran menjadi solusi utama.
  3. Ketatnya Kebijakan Imigrasi Jepang
    Banyak pekerja asing datang ke Jepang dengan visa magang teknis, tetapi akhirnya memilih untuk tinggal melebihi batas waktu visa mereka. Ini disebabkan oleh sulitnya memperoleh izin kerja resmi serta terbatasnya pilihan bagi mereka yang ingin tetap bekerja di Jepang.
  4. Daya Tarik Ekonomi
    Bekerja di Jepang menawarkan penghasilan yang lebih tinggi dibandingkan di Indonesia. Seorang pekerja magang seperti Grandy (28) mengungkapkan bahwa ia menerima gaji sekitar 120.000 yen per bulan, setengahnya dikirimkan ke keluarganya di Indonesia. Sementara itu, Fernita (33), yang memiliki keterampilan khusus, memperoleh gaji empat kali lipat dibandingkan saat ia bekerja sebagai arsitek di Indonesia.

Upaya Pemerintah Jepang dalam Menangani Overstay

Pemerintah Jepang telah berusaha menangani masalah ini dengan berbagai kebijakan, termasuk me-revisi Undang-Undang Imigrasi dan Pengungsi pada tahun 1990. Salah satu langkahnya adalah mendatangkan orang-orang Jepang generasi kedua dan ketiga yang tinggal di Indonesia untuk bekerja di Oarai. Mereka memiliki jalur legal yang lebih mudah untuk mendapatkan visa kerja, sehingga diharapkan dapat mengurangi ketergantungan pada tenaga kerja ilegal.

Namun, masalah tetap ada. Banyak pekerja magang teknis tetap tinggal di Jepang setelah masa visa mereka habis karena tekanan ekonomi dan keinginan untuk terus bekerja dengan penghasilan lebih baik. Kondisi kehidupan mereka pun tidak selalu ideal. Banyak yang tinggal di asrama sederhana tanpa pendingin udara di musim panas atau pemanas yang memadai di musim dingin, sementara tekanan kerja yang tinggi membuat mereka hidup dalam ketidakpastian.

Fenomena overstay di Jepang, khususnya di Oarai, tidak hanya mencerminkan persoalan keimigrasian tetapi juga dinamika kebutuhan tenaga kerja dan kebijakan pemerintah. Sementara Jepang terus memperketat aturan imigrasi, realitas di lapangan menunjukkan bahwa masih banyak pekerja migran, termasuk dari Indonesia, yang memilih tinggal secara ilegal demi kehidupan yang lebih baik.

sumber: Gendai Bussiness via Yahoo! Japan

Ikuti terus berita terbaru dari kanal-kanal Titip Jepang ya! Yuk, baca artikel lainnya di sini^^

Jangan lupa Ikuti juga media sosial Titip Jepang:
Instagram: @titipjepang
Twitter: @titipjepang
Facebook: Titip Jepang