KATEGORI

Belum ada Produk di keranjang kamu, yuk cari produk incaran kamu di sini!

Selamat Tinggal Susu Botol Meiji

Susu botol Meiji berjejer di lemari es di Kosugiyu, sebuah rumah pemandian di Tokyo. Stiker tersebut mendesak para pengunjung untuk menikmati susu tersebut sekali lagi sebelum kehabisan | Foto oleh Jessica Speed (japantimes.com)

Sebuah era resmi berakhir. Mulai Senin ini, Meiji Holdings menghentikan penjualan hampir seluruh produk susu dan kopi dalam botol kaca ikoniknya — langkah yang menandai berakhirnya salah satu kebiasaan paling hangat dalam budaya mandi di Jepang: minum susu botol setelah berendam di pemandian umum alias sentō.

Mulai hari Selasa (2/4), susu Meiji akan hadir dalam kemasan karton kertas. Alasan di balik perubahan ini bukan sekadar gaya atau tren, tetapi campuran dari menurunnya permintaan, pertimbangan lingkungan, dan masalah pasokan setelah pemasok botol kaca Meiji menutup usaha. Namun bagi banyak orang, ini lebih dari sekadar pergantian kemasan — ini adalah perpisahan emosional.

Susu Botol Meiji: Simbol Sentō Sejak 1928

Sejak pertama kali diluncurkan pada tahun 1928, susu botol Meiji telah menjadi teman setia para pengunjung sentō. Ritual sederhana — duduk di bangku kayu sambil menikmati susu dingin dari botol kaca setelah mandi — menjadi kenangan kolektif yang menghangatkan hati banyak generasi. Bahkan, pada masa 1950-an ketika kulkas rumah tangga masih langka, pemandian umum menjadi tempat strategis bagi penyebaran susu botol karena mereka menyediakan pendingin bersama.

Kosugiyu telah menciptakan sudut penghormatan di mana para pengunjung dapat berbagi kenangan tentang minum susu botol Meiji setelah mandi | Foto oleh Jessica Speed (japantimes.com)

Di distrik Koenji, Tokyo, pemandian umum Kosugiyu tidak tinggal diam menyambut akhir dari era susu botol Meiji. Mereka menciptakan sudut penghormatan, lengkap dengan papan tulis besar dan tempat khusus untuk pelanggan menuliskan kenangan mereka tentang susu botol setelah mandi. “Ketika kami mendengar Meiji akan menarik diri dari penjualan susu botol, reaksi pertama kami adalah rasa sedih yang mendalam,” ujar manajer Kosugiyu, Hiroshi Hiramatsu. “Itulah sebabnya kami memutuskan untuk menyelenggarakan inisiatif ini – untuk berbagi rasa terima kasih kami atas susu botok Meiji dengan para pelanggan kami, yang juga telah menghargai susu tersebut selama bertahun-tahun.”

Dan mereka tidak sendirian. Pesan-pesan cinta, rasa kehilangan, dan nostalgia terus berdatangan — membuktikan betapa susu botol Meiji telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari masyarakat Jepang.

Pesan-pesan cinta dan nostalgia dari para pelanggan terhadap susu botol Meiji ditempel di papan tulis di Kosugiyu | Foto oleh Jessica Speed (japantimes.com)

Keputusan Meiji mengikuti jejak produsen besar lainnya seperti Koiwai Dairy (2021) dan Morinaga Milk Industry (2024) yang lebih dulu meninggalkan botol kaca. Kini hanya Megmilk Snow Brand dari “tiga produsen susu utama Jepang” yang tetap berkomitmen terhadap kemasan botol kaca, dengan penjualan melalui pengantaran rumah dan mesin penjual otomatis.

Namun harapan belum sepenuhnya padam.

Yamamura Milk, produsen skala kecil dari Kota Ise, Prefektur Mie, masih bertahan sebagai penjaga tradisi. Dengan 47 jenis produk susu botol — terbanyak di Jepang — mereka percaya bahwa “susu terasa paling enak jika disimpan dalam gelas.” Menurut Takuya Yamamura, kepala PR perusahaan, susu seharusnya dinikmati dengan kelima indra, dan kaca memberikan pengalaman yang tak tergantikan.

Meski rumit secara logistik dan mahal dalam produksi, Yamamura tetap setia. “Kaca itu berat dan memerlukan pembersihan menyeluruh, yang membuatnya lebih sulit daripada kemasan plastik atau kertas,” katanya. “Tapi sebagai produsen, misi kami adalah menghasilkan produk yang paling lezat, walaupun itu sulit.”

Yamamura juga memahami langkah yang diambil oleh Meiji. Perusahaan sebesar itu tak bisa serta merta menaikkan harga demi mempertahankan kemasan kaca, karena berisiko mengurangi akses masyarakat terhadap susu. “Mereka berusaha semaksimal mungkin untuk menjaga produk kaca tetap berada di rak selama mungkin,” ujarnya. “Kini, menikmati susu botol telah menjadi pengalaman yang lebih mewah.”

Meskipun langkah Meiji terasa seperti akhir dari sebuah cerita panjang, curahan rasa cinta dan nostalgia dari para pengunjung sentō menunjukkan satu hal: tradisi itu masih hidup — setidaknya dalam ingatan dan hati masyarakat Jepang.

Yuko Nakamura, juru bicara Meiji, mengaku tersentuh oleh respons publik. “Kami menerima banyak pesan yang menyatakan penyesalan atas keputusan ini,” katanya. “Banyaknya suara yang menyatakan penyesalan atas penghentian produksi telah menegaskan kepada kami betapa produk ini sangat disayangi. Kami benar-benar berterima kasih atas dukungan yang luar biasa selama bertahun-tahun.”

sumber: japantimes

Ikuti terus berita terbaru dari kanal-kanal Titip Jepang! Yuk, baca artikel lainnya  di sini   ^^ 

Jangan lupa Ikuti juga media sosial  Titip Jepang:
Instagram:  @titipjepang
Twitter:  @titipjepang
Facebook:  Titip Jepang