Tiga tahun terakhir ini COVID-19 masih menyelimuti dunia hingga sekarang. Serupa dengan cerita dari manga “Kansen Rettou” karya Kakizaki Masasumi yang terbit pada tanggal 26 Desember 2008 oleh Shogakukan dalam bahasa Jepang. Diterbitkan di Indonesia oleh PT Elex Media Komputindo dengan label Level Comics pada tahun 2010 dengan judul “Pandemic”.
Komik yang bergenre drama, horor, psychological, dan seinen ini memberikan pengetahuan baru kepada pembaca. Mengenai kondisi masyarakat yang mengalami pergolakan batin dari para dokter dan staff rumah sakit antara memilih keluarga atau kesembuhan pasien. Menceritakan perjuangan manusia melawan virus “Blame” yang ganas itu cukup menguras emosi.
Manga tersebut menceritakan gambaran suatu negara dalam menghadapi wabah virus yang mudah menginfeksi, mulai dari awal munculnya, gejala korban yang terdampak, peran WHO dalam menanggulangi pandemi ini karena meningkatnya jumlah pasien hingga ke daerah pelosok, kebijakan pemerintah atas larangan WNA dan keputusan kuasi darurat untuk memutus rantai virus tersebut.
Sinopsis resmi dari penerbit adalah sebagai berikut:
“Tanggal 3 Januari 2011, dr. Tsuyoshi Matsuoka memeriksa seorang pasien yang awalnya diduga mengidap flu. Namun, keesokan harinya sang pasien meninggal akibat kegagalan multi organ. Tak lama kemudian, pasien yang meninggal dengan gejala yang sama terus bertambah. Tragedi yang baru pertama kali terjadi ini pun sintak membuat seluruh Jepang panik!”
Asal Usul Munculnya Virus
Komik ini menceritakan kisah yang mirip dengan munculnya virus yang terjadi di Wuhan. Berawal dari pasien Manabe Hideyoshi ke rumah sakit pada tanggal 3 Januari 2011. dr. Tsuyoshi Matsuoka yang menangani pasien tersebut menduga bahwa Hideyoshi hanya mengalami flu dan demam biasa. Di saat yang bersamaan, media berita Jepang melaporkan bahwa telah ditemukan kematian unggas-unggas yang disebabkan oleh flu burung pada kawasan peternakan di Izumi.
Jalan cerita pada komik Pandemic mengisahkan keadaan yang serupa tentang munculnya virus yang terjadi di Wuhan, China. Terjadi pada pergantian tahun, penyebaran virus yang cepat tanpa terkendali mampu membawa pembaca sedikit flashback bagaimana pergolakan batin yang terjadi saat penyebaran COVID-19 di Indonesia. Berawal dari kebijakan lockdown dari pemerintah serta kegiatan belajar mengajar dipaksa berhenti untuk memutus rantai pandemi saat itu. Selain itu meningkatnya jumlah pasien yang terdampak membuat Rumah Sakit tidak dapat menampungnya sehingga terpaksa menggunakan gedung sekolah untuk isolasi para pasien.
Peran Media Massa
Media massa merupakan salah satu wadah informasi yang memberitakan informasi terbaru. Dalam komik Pandemic digambarkan bahwa media massa di Jepang menyampaikan pemberitaan mengenai virus flu burung (H5N1) yang menyerang hewan unggas di peternakan Izumi bertepatan dengan meninggalnya Hideyoshi akibat virus ‘Blame’.
Melihat dari sudut pandang cerita dari mangaka Kakizaki Masasumi, kasus yang disebabkan virus ‘asing’ menjadi penemuan terbaru oleh WHO merupakan gambaran dari spekulasi masyarakat Indonesia terkait wabah saat itu. Bahwa dampak dari pemberitaan tersebut adalah para dokter menduga bahwa meninggalnya Hideyoshi disebabkan oleh jenis virus yang bermutasi dari virus flu burung. Namun, pada akhirnya dugaan tersebut salah. Hal itu menunjukkan bahwa peran media massa dalam menyebarluaskan informasi kesehatan, khususnya virus kepada masyarakat sama pentingnya dengan dokter dan tenaga medis lainnya. Misal, pemberitaan tentang penyebaran virus harus dilakukan dengan cermat tanpa harus memicu masyarakat untuk berspekulasi tanpa data yang valid.
Spekulasi yang Terburu-buru
Pada chapter 4, mangaka menceritakan tentang pihak WHO yang terkesan terburu-buru dalam menyimpulkan dari mana penyebaran virus ‘Blame’ tanpa alasan yang lebih detail. Tercantum pada ucapan salah satu anggota WHO yang mengatakan, “The infection started from the first victim’s step-father who went to an island in the pacific named ‘Minas’, and from there, he carried the virus back to Japan. That is our theory regarding this case”. Di samping itu, tokoh Manabe Asami sebagai istri dari korban pertama yang meninggal tidak terlalu ditonjolkan. Padahal, penjelasan dari Manabe Asami dapat membantu untuk mengungkap dari mana virus “Blame” berasal.
Kisah yang Mengharukan
Dalam cerita Pandemic ini juga terdapat kebijakan kondisi kuasi darurat, yang membatasi kegiatan di luar rumah untuk mengurangi jumlah korban dari virus Blame. Tidak hanya kisah perjuangan dan pergolakan batin para staf Rumah Sakit, mangaka juga mengisahkan seorang ibu yang sedang mengalami masa kritis di Rumah Sakit, yang meninggalkan anak dan suaminya di rumah. Mengetahui hal tersebut, salah satu perawat yang sedang berjaga mencoba menghubungi keluarga dengan pesan kasih sayang untuk anak itu. Mungkin tidak terhitung berapa banyak kisah yang mengharukan seperti cerita anak dengan orang tua atau kebalikannya.
Tidak lepas dari kisah cinta dr. Tsuyoshi Matsuoka dan Staf Medis WHO, Eiko Kobayashi, saat WHO mengeluarkan perintah mutasi ke Nagano. Eiko terdampak virus ‘Blame’ saat bertugas, Matsuoka yang mendapatkan kabar tersebut berusaha untuk melakukan suatu treatment sebagai solusi satu-satunya dalam menyelamatkan para korban yang terinfeksi, dengan cara mentransfusikan serum milik pasien yang telah pulih ke tubuh pasien yang masih terinfeksi untuk merangsang antibodi terhadap virus. Mengingat bahwa ada satu pasien yang berhasil sembuh dari virus ‘Blame’, yakni Manabe Asami. Hal ini merupakan cerita yang sangat mengejutkan pembaca, mengingatkan kepada kita bahwa cerita tersebut sangat mirip dengan yang dilakukan para dokter yang menangani COVID-19.
Worth it or Skip it?
Mungkin beberapa dari kalian yang bertanya-tanya mengapa orang-orang bisa memprediksi virus baru yang memakan banyak korban? Kesimpulan dari analisa penulis jika kita hanya mengenal jenis virus influenza saja. Tapi berdasarkan cerita dalam komik “Pandemic” sangat memungkinkan munculnya jenis virus baru. Tidak hanya di dalam dunia manga, di dunia nyata pun virus dapat berkembang dan berubah setiap saat.
Hak cipta gambar milik PT. Elex Media Komputindo & ig @aisyahpns
Komik ini sangat direkomendasikan untuk masuk ke rak koleksi Titipers, bukan hanya penggemar komik saja siapapun bisa menikmati cerita ini. Karena visualisasi gambar yang sangat bagus dan related dengan keadaan yang saat ini kita semua alami. A must read banget!
Beberapa komik karya Kakizaki Masasumi yang sudah terbit di Indonesia oleh PT Elex Media Komputindo
- Pandemic
- Rainbow
- Green Blood
- BESTIARIUS
- Hideout
Adakah dari Titipers yang sudah membaca komik dari karya mangaka legendaris ini?
Ikuti terus berita terbaru dari kanal-kanal Titip Jepang ya! Yuk, baca artikel lainnya di sini^^
Jangan lupa Ikuti juga media sosial Titip Jepang:
Instagram: @titipjepang
Twitter: @titipjepang
Facebook: Titip Jepang