3 Alasan Dibalik Berakhirnya Super Sentai
Setelah 50 tahun, Super Sentai memutuskan untuk mengakhiri serialnya dan berikut 3 alasan yang diberikan oleh kepala produksi mereka


Akhir tahun 2025 memunculkan berita sedih dari salah satu tokusatsu favorit kita semua, dan tepatnya 30 Oktober 2025 TOEI memutuskan untuk memberhentikan serial Super Sentai yang telah menemani kita selama 50 tahun.
Hal ini bukanlah tanpa adanya tanda-tanda, banyak hal yang menjadi pertimbangan bagi pihak TOEI, terutama kerugian yang mereka alami hingga saat ini. Padahal sudah sangat lama, tapi sebenernya apa yang terjadi dengan waralaba Super Sentai sampai memberikan keputusan ini.
Shirakura Shinichiro membuka alasan-alasan mengenai sejarah pembuatan, kendala yang selama ini mereka hadapi, hingga kenyataan pahit yang harus mereka hadapi selama pembuatan serial Super Sentai.
BACA JUGA:
Mari kita sedikit ulas alasan berhentinya Super Sentai bersama dengan direktur eksekutif senior sekaligus kepala produser bisnis karakter tokusatsu TOEI, Shirakura Shinichiro, berdasarkan wawancara yang terlah dia berikan.
Dua Kapal Hitam


Shirakura Shinichiro mengatakan bahwa waralaba Super Sentai menghadapi dua tantangan besar, yang ia gambarkan sebagai “kapal hitam” mengacu pada kapal-kapal Barat yang memaksa Jepang yang sebelumnya isolasionis untuk memikirkan kembali posisinya di dunia.
“Kapal hitam” pertama adalah munculnya era streaming yang dipicu oleh pandemi COVID-19. Berkat streaming, penonton dapat memilih dari seluruh macam acara, baik baru maupun lama (tidak hanya Sentai, tetapi juga Kamen Rider dan acara live action dengan efek khusus atau tokusatsu lainnya). Sehubung dengan hal itu, acara-acara baru harus bersaing dengan pendahulunya (terutama acara yang sangat diakui) untuk mendapatkan penonton. Penonton tidak tahu harus mulai menonton dari mana karena setiap acara tidak memiliki hubungan yang kuat antara satu sama lain.
“Kapal hitam” kedua adalah gelombang besar pahlawan komik Amerika. Shirakura mencatat bahwa Marvel’s Avengers sangat populer di Jepang. Ia juga mengatakan Marvel menyajikan karakter-karakter dari Captain America hingga Iron Man dari berbagai karya dalam satu paket (maksudnya disini adalah satu timeline dan universe). Sebaliknya, Super Sentai sebagian besar dan hingga saat ini, hanya mengulang cerita setiap tahun (selain proyek kecil seperti spin-off dan film crossover), yang menghambat pengembangan karakter-karakter di waralaba ini.
Pada poin kedua ini memang bukanlah sebuah kebetulan Super Sentai membandingkannya dengan Marvel, karena di era awalnya (sekitar tahun 1970) Marvel terkenal berkolaborasi dengan TOEI dalam tiga seri awal Super Sentai.
Hal yang Biasa Menimbulkan Ketidaktertarikan


TV Asahi mendapatkan sebuah kenyataan yang ada di lapangan, bahwa “semua orang” di Jepang mengenal Sentai, meskipun mereka kebanyakan tidak familiar dengan ceritanya dari tahun ke tahun. Shirakura menjawab bahwa masalah mendasar dari waralaba ini adalah karena telah bertahan selama setengah abad, membuat Super Sentai menjadi terlihat biasa-biasa saja.
Produser mengamati bahwa bagi banyak orang di Jepang, mendengar kata “Sentai” membangkitkan gambaran lima pahlawan dengan kostum warna-warni. Di satu sisi, generasi demi generasi telah memperlakukan waralaba ini sebagai tontonan yang menghibur dan tidak mengubah pandangan tersebut. Di sisi lain, persepsi bahwa waralaba ini tidak berubah membuat orang berpikir, “Ini bukan tontonan TV yang wajib ditonton.” Hal ini membuat orang berhenti menonton episode baru setiap minggu atau menonton acara lama untuk bernostalgia.
Akibatnya, Shirakura berpikir generasinya harus menjauh dari waralaba ini, dan generasi baru harus menciptakan “Sentai” baru. Oleh karena itu, ia berpikir waralaba ini harus beristirahat selama 10 tahun sebelum bangkit kembali.
Bukanlah Awal Baru yang Pertama


Shirakura mengamati bahwa ia bergabung dengan Toei pada tahun 1990, ketika perusahaan tersebut sedang merencanakan seri Kyōryū Sentai Zyuranger pada tahun 1992. Para staf saat itu berpikir bahwa seri ini mungkin akan menjadi seri Sentai terakhir. Maka, para staf yang lebih muda ingin mencoba sesuatu yang berbeda, dan memperkenalkan anggota tetap keenam di tengah cerita untuk pertama kalinya dalam waralaba ini. Shirakura merenungkan bahwa Zyuranger-lah yang menjadi dasar bagi fenomena global, Power Rangers, merupakan campur tangan dari Tuhan (harfiahnya, “kamikaze”) yang menyebabkan Super Sentai bertahan selama tiga dekade lagi.
Asahi mengamati bahwa bahkan Kamen Rider dan Ultraman pun mengalami jeda, sementara hanya Super Sentai di antara waralaba tokusatsu yang memiliki penayangan hampir setengah abad yang terus berlanjut tanpa adanya jeda. Shirakura dengan datar menyatakan bahwa kesuksesan Super Sentai sungguh tak masuk akal, asal-usulnya hanyalah sebuah kebetulan, ide yang lahir dari upaya gagal untuk membuat proyek dengan melibatkan lima Kamen Rider untuk bertarung bersama. Kegagalan itu mendorong pencipta Kamen Rider, Shōtarō Ishinomori, untuk mengembangkan Himitsu Sentai Gorenger, dan menjadi serial Super Sentai pertama. Waralaba ini baru menambahkan robot raksasa setelah serial anime robot raksasa yang dulu populer pada tahun 1970 mengakhiri penayangan serialnya. Serial Super Sentai ketiga (atau pertama, tergantung siapa yang menghitung), Battle Fever J, mengambil alih slot anime robot Tōshō Daimos setelah berhenti secara sejenak.
Shirakura menutup wawancara dengan mengatakan bahwa sudah waktunya untuk mengubah serial pahlawan khususnya, Super Space Sheriff Gavan Infinity,
Walaupun Super Sentai bisa dibilang sebagai produk gagal dunia tokusatsu, perjalanan panjang mereka selama 50 tahun merupakan hal yang sangat hebat dilakukan. Kesulitan dari tim pantas diberikan sebuah penghargaan karena sulitnya dunia hiburan.
Farewell Super Sentai… jika waktu memanggil kembali, berikan yang terbaik buat para penonton kedepannya!
Sumber : Anime News Network
Ikuti terus berita terbaru dari kanal-kanal Titip Jepang ya! Yuk, baca artikel lainnya di sini^^
Jangan lupa Ikuti juga media sosial Titip Jepang:
Instagram: @titipjepang
Twitter: @titipjepang
Facebook: Titip Jepang



