Menilik Wawancara Makoto Shinkai! Apa Yang Berubah Sejak Your Name?
Tiga film terakhir Makoto Shinkai seperti memiliki satu benang merah yang sama. Perlu untuk menilik kembali wawancara Makoto Shinkai dengan berbagai media untuk tahu bagaimana proses balik layar dari suksesnya tiga film tersebut.
Romansa fantasi selalu jadi pilihan utama Makoto Shinkai untuk ia garap di film-filmnya. Tapi bagaimana Makoto Shinkai mendapatkan formulasinya. Film-filmnya selalu menggunakan genre tersebut tapi tetap terasa khas dan berbeda dengan kreator lainnya.
Yuk, mari kita ulik wawancara Makoto Shinkai dengan berbagai media untuk mencari tahu proses sang maestro menemukan formulasi romansa fantasinya yang khas!
BACA JUGA: .REVIEW FILM ANIME Your Name: Kisah Cinta Beda Waktu
BACA JUGA: REVIEW FILM ANIME Weathering With You: Bucin Bikin Banjir Sekota
BACA JUGA: Review Suzume No Tojimari – Film Road Trip Ala Makoto Shinkai Yang Indah
Your Name Kesuksesan Besar Makoto Shinkai
Film Your Name karya Makoto Shinkai menceritakan perjalanan Mitsuha yang ingin melarikan diri dari pedesaan tempat dia tinggal. Jalannya segera bersinggungan dengan Taki seorang siswa SMA di Tokyo. Mereka bertemu dengan cara yang aneh. Bagaimana tidak aneh, pasalnya keduanya bertemu dengan bertukar tubuh. Cerita mereka semakin terjalin saat sebuah komet akan melintasi langit Jepang dan berpotensi mengakhiri perjalanan mengubah identitas mereka.
Kisah di film Your Name sangat sederhana dan langka. Hal itu juga diungkapkan saat wawancara Makoto Shinkai dengan EW. “Itu tentu saja narasi laki-laki-bertemu-perempuan yang sangat sederhana, dan menurut saya narasi itu tidak pernah diceritakan dalam media anime dalam beberapa waktu,” Ujarnya.
Your Name merupakan film Makoto Shinkai yang saat ini memiliki pendapatan kotor terbesar kedua sepanjang sejarah per-film-an Jepang. Film itu berada satu tingkat dibawah film Spirited Away karya Hayao Miyazaki. Film Makoto Shinkai tersebut berhasil menembus angka 19,9 miliar Yen (setara 2,3 triliun Rupiah).
Ia mengungkapkan bahwa tak menyangka pendapatan dari film tersebut menembus angka fantastis. Dalam wawancara Makoto Shinkai mengungkapkan bahwa ia tidak tahu bahwa film itu akan diterima sebaik itu dan menghasilkan angka seperti itu. Tujuan awalnya adalah hanya membidik kira-kira $20 juta, dan itu saja sudah Ia menganggap Your Name telah sukses besar.
Booming-nya film Your Name membuat Makoto Shinkai digadang-gadang sebagai penerus Hayao Miyazaki karena ia memiliki gaya visual yang unik. Makoto Shinkai memiliki kekhasan dalam film-filmnya. Di Your Name ia berani menggunakan pilihan warna-warna yang cerah, selain itu ia juga membawa nuansa pemandangan alam yang indah dan detail. Tak pernah ketinggalan dan sudah menjadi ciri khas Makoto Shinkai adalah menyertakan backsound dan lagu-lagu untuk mendukung suasana.
Dalam wawancara Makoto Shinkai mengaku bahwasanya ia tak pernah melewatkan audio saat ia sedang membuat film. “Saya akan merekam semua suara terlebih dahulu, dan itu termasuk suara sementara, yang akan saya suarakan sendiri… dan mendapatkan tempat sepanjang film sehingga kami memiliki trek audio,” Ucapnya.
Tak ayal bila Your Name menjadi film terlaris kedua. Proses pembuatan film yang tak kuno membuat filmnya bisa dinikmati oleh banyak orang. Film tersebut juga berhasil mengembalikan kepercayaanya terhadap film sebagai media. Saat wawancara Makoto Shinkai berujar “Kesuksesan Your Name memberitahu saya bahwa film masih memiliki kekuatan untuk berhubungan dengan masyarakat. Sebagai media, ia masih memiliki kekuatan yang beresonansi,”.
Lagi-Lagi Film Tentang Bencana Weathering With You
Weathering With You menjadi film Makoto Shinkai selanjutnya, tepatnya film ini dirilis tahun 2019. Film ini membawa unsur legenda urban gadis pencerah. Sayangnya, film ini tidak seberhasil film Makoto Shinkai sebelumnya, meskipun cerita yang ditawarkan pun sederhana khas gaya Makoto Shinkai.
Film ini membawa cerita Hokada seorang anak SMA yang pergi kabur dari rumahnya dan pergi sendirian ke Tokyo. Di Tokyo ia bertemu gadis cantik bernama Hina, Hokada berniat menyelamatkan Hina yang harus menghilang karena dia harus dikorbankan menjadi gadis cuaca.
Sama seperti Your Name, Weathering With You pun mengambil tema besar tentang bencana alam. Ketika wawancara Makoto Shinkai mengaku bahwa ia telah terinspirasi dari gempa bumi dan tsunami yang telah melanda wilayah timur Jepang tahun 2011 lalu.
Kali ini Makoto Shinkai berniat untuk mulai membuat film yang bisa dinaiki oleh orang banyak dan bukan hanya menjadi film yang hanya bisa ia nikmati sendiri. Makoto Shinkai menjelaskan pasca kesuksesan besar Your Name ia berkeinginan untuk membuat film yang bisa dinikmati orang banyak, maka jadilah film Weathering With You sebagai film pertama yang ia tujukan untuk khalayak.
Sangat disayangkan, film ini tidak sesukses Your Name. Mungkin ini menjadi film Makoto Shinkai pertama yang ditujukan untuk khalayak dan mungkin saja ini menjadi film percobaannya. Di film ini ia mencoba untuk menghadirkan film yang bisa dipahami banyak orang, tapi yang ada justru film ini meninggalkan banyak gap dan kekosongan yang akhirnya membuat film ini sukar dipahami.
Suzume Masterpiece Sang Maestro
Film terbaru Makoto Shinkai selanjutnya adalah Suzume. Film ini telah tayang secara reguler sejak 8 Maret 2023 lalu. Film ini digadang-gadang menjadi suksesi Makoto Shinkai selanjutnya. Betul saja, hanya dalam 2 minggu Suzume telah dintonton oleh 700.000 penonton di Indonesia.
Suzume menceritakan seorang gadis SMA bernama Suzume yang bertemu dengan pemuda misterius bernama Sota. Suzume terlibat dalam misi Sota yang harus menutup seluruh pintu metafisik yang terbuka di daerah-daerah terlantar di Jepang dan mengancam bencana di seluruh negeri.
Film ini bergenre romansa fantasi ala Makoto Shinkai, seperti dua film sebelumnya yang cukup sukses mendapatkan antusiasme penonton. Makoto Shinkai seperti telah menemukan ritmenya. Ia juga telah berbincang dengan penggemarnya melalui dua film sebelumnya. Dalam wawancara Makoto Shinkai membeberkan bahwa film ini merupakan jawaban atas kritikan di dua film sebelumnya.
Seperti yang kita tahu, film-film Makoto Shinkai banyak terinspirasi dari gempa jepang dan tsunami di tahun 2011. Jika di dua film sebelumnya ia tidak secara terang-terangan menggunakan bencana gempa dan tsunami sebagai latar seperti yang terjadi di Jepang, maka film ini terang-terangan menggunakannya tapi tidak sebagai latar waktu, suasana, ataupun kejadian.
Meskipun Suzume tidak mengalami gempa bumi dan tsunami secara langsung, tapi ia membuat Suzume harus menjelajahi reruntuhan-reruntuhan bencana tersebut. Makoto Shinkai melihat bahwa reruntuhan mempunyai kekuatan romansa tersendiri. Tersebarnya reruntuhan di pinggiran bahkan di pusat kota Jepang telah menjadi pemandangan yang lumrah saat ini.
Dalam wawancara Makoto Shinkai menerangkan bahwa film itu akan menggambarkan keadaan suatu negara, seperti halnya dalam Suzume, kekosongan yang dirasakan oleh penonton di film tersebut itulah yang menjadi keadaan Jepang yang sesungguhnya.
Memang di film ini Makoto Shinkai lebih berhasil dalam menyampaikan nilai. Jika dibandingkan dengan film Weathering With You yang sama juga ditujukan ke khalayak, rasanya film ini lebih mengena di penonton. Ia telah berhasil menjadikan film sebagai media berkomunikasi dan sebagai perpanjangan dari realitas sesungguhnya.
Ia juga menyebut Suzume sebagai pesan terbaiknya. Dalam wawancara Makoto Shinkai menyebutkan “Suzume adalah pesan terbaik yang dapat saya sampaikan pada tahap saat ini dalam karier dan hidup saya, dan itu adalah ekspresi paling jujur yang dapat saya tampilkan di layar.”
Perbedaan paling mencolok dalam ketiga film tersebut adalah penggunaan backsound. Jika di film-film lawasnya ia selalu mengandalkan backsound untuk menambah susasana agar lebih terasa oleh penonton. Seiring berjalannya waktu, terlihat intensitas backsound untuk mendukung suasana kian berkurang terlebih di film terakhirnya yaitu Suzume.
Meskipun Makoto Shinkai mulai meninggalkan backsound lagu untuk mendompleng suasana, tapi ia tak pernah main-main dalam menyusun audio terlebih untuk lagu tema yang akan ia gunakan.
Ternyata formulasi romansa fantasi ala Makoto Shinkai tidak ditemukan secara instan. Makoto Shinkai selalu berusaha berkomunikasi dengan para penontonnya melalui film-filmnya. Hasil komunikasi itulah yang akhirnya melahirkan masterpiece sang maestro.
Semoga Suzume tak menjadi film terakhir dari sang maestro. Meskipun Makoto Shinkai telah menyebutkan Suzume sebagai pesan terbaiknya, tentu penggemarnya akan selalu menantikan karya terbaik selanjutnya dari sang maestro.
BACA JUGA: Daftar Film Karya Makoto Shinkai
Jangan lupa, ikuti terus berita terbaru dari kanal-kanal Titip Jepang ya! Yuk, baca artikel lainnya di sini^^
Jangan lupa Ikuti juga media sosial Titip Jepang:
Instagram: @titipjepang
Twitter: @titipjepang
Facebook: Titip Jepang