KATEGORI

Belum ada Produk di keranjang kamu, yuk cari produk incaran kamu di sini!

10 Karakter Dragon Ball yang Dibuang Akira Toriyama Setelah Satu Saga

karakter dragon ball yang dibuang akira toriyama

Kecuali nama Titipers Goku atau Vegeta, jangan pernah berharap bisa bertahan lama di pusat cerita Dragon Ball. Bahkan karakter sekeren Piccolo atau Trunks pun butuh perjuangan keras untuk tetap relevan selama lebih dari satu saga. Tapi tahukah kamu? Ada banyak karakter yang bahkan tidak seberuntung itu. Mereka muncul, berperan cukup penting untuk satu saga, lalu menghilang begitu saja tanpa jejak yang berarti.

Entah karena jalan cerita yang terus berkembang, atau karena Akira Toriyama memang dikenal suka “lupa” dengan karakter buatannya sendiri, beberapa tokoh ini perlahan tenggelam dan tak pernah lagi diberi sorotan. Padahal, beberapa di antaranya sempat terlihat menjanjikan—entah sebagai pejuang kuat, komedi segar, atau bahkan elemen penting dalam alur besar.

Dari penjahat super yang mendadak jadi figuran, sampai karakter ikonik yang kini hanya hidup di dalam kenangan para penggemar lama, berikut adalah 10 karakter Dragon Ball yang benar-benar ‘dibuang’ Akira Toriyama setelah satu saga.



10. Bulma

Sulit dipercaya kalau Bulma, karakter perempuan pertama yang muncul di Dragon Ball dan salah satu sosok paling ikonik di seluruh seri, justru masuk dalam daftar ini. Di Filaf Saga, ia tampil sebagai karakter utama yang aktif, lengkap dengan alur ceritan dan peran yang cukup besar. Tapi setelah Pilaf dikalahkan, perannya perlahan menghilang, apalagi saat cerita mulai fokus pada turnamen bela diri.

Di Dragon Ball Z, nasibnya juga tak jauh berbeda. Ia nyaris tak mempunyai peran di Saiyan Saga dan hanya menjadi bahan tertawaan yang menyebalkan di Frieza Saga. Bahkan ketika ia kembali “berguna” di Cell Saga, itu pun bukan karena Toriyama mencintainya. Bulma hanya dibutuhkan sebagai ibu Trunks dan penjelas teknis soal Android dan mesin waktu.


9. Oolong

Di Pilaf Saga, Oolong bukan hanya menjadi karakter penting. Dia adalah musuh pertama sekaligus teman pertama Goku. Konfliknya dengan Bulma memberi warna komedi di beberapa episode awal, dan secara tak terduga, dialah yang menyelamatkan dunia dari Kaisar Pilaf. Tapi setelah momen heroik itu, Oolong langsung tersingkir dan tak pernah benar-benar relevan lagi.

Sebagai karakter yang terinspirasi dari Zhu Bajie di Journey to the West, Oolong semula cocok dengan nuansa awal Dragon Ball yang penuh dengan referensi klasik. Tapi begitu cerita bergeser ke pertarungan dan seni bela diri, Oolong yang pemalas, pengecut, dan tidak suka berkelahi jadi tidak serasi.


8. Android 8

Android 8 mungkin adalah karakter paling berkesan dari Red Ribbon Army Saga. Diciptakan sebagai senjata mematikan oleh Red Ribbon Army, android berhati lembut ini justru memilih menjadi teman setia Goku. Sayangnya, setelah membantu Goku menaklukan Muscle Tower, 8 tidak pernah lagi terlihat.

Saat ini, Goku dikenal sebagai sosok yang tidak pernah melepaskan teman-teman kuatnya. Andai saja Toriyama saat itu mempertahankan 8 dan membawanya ke petualangan berikutnya, mungkin akan menarik, sayang itu bukan cara kerja Dragon Ball saat itu. Untungnya, Toei Animation memberinya sorotan di Dragon Ball: The Path to Power.


7. Chiaotzu

Masih menjadi perdebatan apakah Toriyama pernah benar-benar peduli pada Chiaotzu. Tapi setidaknya, prajurit psikis itu sempat tampil cukup mencolok sebagai penjahat kecil saat debut di Turnamen Bela Diri ke-22, sebelum akhirnya kalah dari Krilin. Sayangnya, saat Chiaotzu beralih ke sisi pahlawan, Toriyama tampak tak terlalu antusias mengembangkan perannya.

Sepanjang seri Dragon Ball dan Dragon Ball Z, Chiaotzu terus-menerus dipinggirkan: terbunuh tanpa perlawanan saat melawan Raja Piccolo, absen dari babak penyisihan Turnamen Bela Diri Dunia ke-23 karena dirawat di rumah sakit oleh Mercenary Tao, dan akhirnya meledakkan diri sia-sia saat melawan Nappa. Selama itu semua, Ia hampir tidak memiliki perkembangan karakter, bahkan nyaris tidak pernah berbicara dengan Goku. Sungguh mengherankan butuh waktu hingga Cell Saga bagi Toriyama untuk benar-benar berhenti menyertakanya.


6. Yajirobe

Selama Saga Raja Piccolo, Yajirobe sempat mencuri perhatian. Meski hanya seorang pendekar pedang biasa yang hidup di alam liar dan lebih peduli soal makan daripada menyelamatkan dunia, ia mampu berhadapan langsung dengan Goku, membunuh Cymbal, dan memanjat Menara Korin. Sayangnya, selain satu momen dalam Saga Saiyan, Yajirobe langsung tersingkir dari cerita.

Uniknya, Toriyama sebenarnya cukup “peduli” pada karakter ini—bukan karena potensi naratif, tapi karena rasa bersalah. Yajirobe diciptakan agar Mayumi Tanaka tetap punya peran setelah Krillin “mati”. Ia bahkan membuat Goku menyebutkan bahwa suara Yajirobe terdengar seperti Krilin. Tapi begitu Krillin hidup lagi, Toriyama tidak punya alasan untuk tetap mempertahankan Yajirobe.


5. Kami

Saga Turnamen Bela Diri Dunia ke-23 adalah satu-satunya momen di mana Kami tampil benar-benar relevan di luar kehidupannya yang terhubung dengan Piccolo. Dalam upaya menyelamatkan dunia dari Piccolo Jr., Kami bertarung melawan Yamcha dan Yajirobe sebelum akhirnya dikalahkan oleh reinkarnasi sisi jahatnya sendiri. Kalau mengingat dia melakukan sebagian besar hal ini saat tinggal di sana dan berpura-pura menjadi Pahlawan, besar kemungkinan Toriyama memang tidak terlalu peduli dengan karakter ini.

Selama era Dragon Ball Z, pelatihan Kami terhadap para Z-Fighter tidak memberi dampak signifikan, dia juga tidak berusaha membantu melawan Vegeta dan Nappa, dan bahkan tindakan terakhirnya dalam seri itu—menyerahkan hidupnya dan bersatu dengan Piccolo—berakhir sia-sia. Mengingat Piccolo terkenal sebagai salah satu karakter favorit Toriyama, rasanya ironis melihat betapa sedikinya perhatian yang ia berikan pada karakter satu ini.


4. Android 18

Dari trio Android yang diperkenalkan di Saga Cell, hanya Android 18 yang terus menerus muncul hingga Saga Buu. Ketidakhadiran Android 16 dan 17 dapat dipahami karena Android 16 tewas di tangan Cell, sementara Android 17 tidak memiliki al asan untuk bergabung dengan Z-Fighters. Dan meskipun Android 18 tetap memiliki peran dalam Saga Buu, kehadirannya terasa lebih seperti hiburan semata ketimbang kontribusi nyata terhadap cerita.

Alih-alih menjadi bagian inti dari tim pahlawan, Android 18 justru dijadikan karakter lelucon. Adegannya dengan Goten, Trunks, dan Mr. Satan selama Turnament Bela Diri Dunia ke-25 memang lucu, tapi cukup jelas bahwa dia satu-satunya dari mereka yang tidak dilibatkan lebih jauh dalam saga berikutnya. Ditambah dengan kisah romansanya dengan Krilin yang terkesan dibuat asal-asalan dan kurang dikembangkan.


3. Majin Buu

Majin Buu adalah salah satu karakter yang ditulis dengan sangat baik di Dragon Ball Z—mulai dari masa-masa yang tidak biasa sebagai penjahat besar, kisah penebusan dosanya, hingga persahabatannya dengan Tuan Satan. Ia bahkan sempat menjadi bagian dari Z-Fighters di akhir saga. Sayangnya, begitu memasuki era Dragon Ball modern, karakter ini justru semakin sering disingkirkan.

Setiap kali Buu tampaknya akan kembali relevan—baik di Universe 6 Saga, Universe Survival Saga, maupun Galactic Patrol Prisoner Saga—ia dengan cepat disingkirkan. Meskipun Toriyama bukan penulis Dragon Ball Super, ia tetap terlibat dalam arah cerita, dan jelas baik dia maupun Toyotarou tampaknya tak benar-benar tertarik mengeksplorasi potensi Majin Buu lebih jauh.


2. Goten

Bersama Trunks, Goten awalnya diperkenalkan sebagai pahlawan utama Dragon Ball Z. Sayang, Toriyama menyerah pada Goten bahkan sebelum cerita perkenalannya berakhir. Meskipun Trunks berulang kali mendapat perhatian khusus di Dragon Ball Super, hal yang sama tidak berlaku untuk Goten.

Goten diciptakan untuk menggantikan Goku yang absen dari Buu Saga, dengan penampilan yang mirip dengannya, dan untuk menggantikan Gohan sebagai karakter “anak” utama. Namun, kedua peran ini dengan cepat menjadi tidak relevan, karena Goku kembali hidup tak lama kemudian, dan Trunks menerima lebih banyak perhatian dibandingkan dirinya si “anak” utama. Hasilnya, di luar persahabatannya dengan Trunks dan kemampuannya membentuk Gotenks, Goten hampir tidak memiliki karakterisasi sendiri.


1. Glorio dan Panzy

Meski hanya terdiri dari 20 episode, Dragon Ball DAIMA jelas terbagi ke dalam dua bagian yang berbeda. Dan sayangnya, dua karakter barunya, Glorio dan Panzy, tidak berjalan dengan baik dalam transisinya. Di paruh pertama, keduanya tampil hebat dengan peran dan kepribadian yang unik, yang menjadi penyeimbang untuk karakter Goku dan Nahare. Tapi begitu cerita memasuki babak kedua, mereka seperti dilupakan begitu saja.

Paruh kedua DAIMA didominasi oleh aksi intens dan pertarungan para karakter utama seperti Goku, Vegeta, Majin Duu, dan Gomah. Dalam suasana ini, Panzy yang tidak bisa bertarung dan Glorio yang relatif lemah jadi tidak memiliki tempat. Akibatnya, momen penting seperti pengkhianatan Glorio terhadap Arinsu terasa tidak memuaskan, dan hubungan emosionalnya dengan Goku pun jadi terasa hambar dan tak berarti.


Itulah 10 karakter Dragon Ball yang awalnya terlihat penting, tapi akhirnya dilupakan Toriyama. Apakah suatu hari nanti mereka akan kembali?

sumber: cbr

Ikuti terus berita terbaru dari kanal-kanal Titip Jepang! Yuk, baca artikel lainnya di sini^^ 

Jangan lupa Ikuti juga media sosial Titip Jepang:
Instagram: @titipjepang
Twitter: @titipjepang
Facebook: Titip Jepang