5 Perbedaan Besar Kurohige dan Ayahnya, Rocks D. Xebec


Pengungkapan bahwa Rocks D. Xebec adalah ayah kandung Marshall D. Teach alias Kurohige masih jadi topik panas yang mengguncang dunia One Piece.
Tapi yang lebih mengejutkan lagi, jauh sebelum teori ini mencuat ke permukaan, sebenarnya sudah ada banyak petunjuk yang mengarah ke hubungan darah antara keduanya. Kurohige menamai kapalnya Saber of Xebec, membangun markas di Hachinosu—bekas tempat berkumpul kru Rocks—dan memiliki ambisi besar untuk menjadi Raja Bajak Laut. Ia mungkin baru menyebut dirinya Raja Pulau Bajak Laut, tapi langkah-langkahnya jelas sedang menapaki jalan menuju puncak dunia.
Meski begitu, jejak ayah dan anak ini ternyata tak sepenuhnya sejalan. Di balik kemiripan mereka dalam hal kekuasaan dan kekacauan, tersembunyi perbedaan besar yang membuat Kurohige berdiri sebagai sosok yang sangat berbeda dari Rocks D. Xebec. Apa saja perbedaan itu? Inilah 5 hal menarik yang membedakan ayah dan anak ini.
1. Xebec Meledak Sejak Muda, Kurohige Menunggu Saat yang Tepat


Usia pasti Rocks D. Xebec saat tewas di insiden God Valley memang belum pernah dikonfirmasi. Namun jika diasumsikan usianya tak jauh berbeda dari Gol D. Roger—yang diperkirakan berusia 39 tahun kala itu—maka kemungkinan besar Rocks berada di kisaran umur 40-an saat dia tumbang. Artinya, sejak usia muda, Rocks sudah tampil terang-terangan sebagai ancaman besar bagi Pemerintah Dunia. Bahkan jauh sebelum God Valley, sekitar 56 tahun lalu, dia sudah mengguncang dunia dengan membuat kekacauan besar di Mary Geoise dan membunuh seorang admiral.
Bandingkan dengan Kurohige. Di usianya yang ke-38 (sebelum time skip), bounty-nya masih nol besar. Namanya begitu tidak dikenal sampai-sampai bajak laut kawakan seperti Gecko Moria pun tak tahu siapa dia—padahal Teach sempat lama menjadi anggota kelompok Shirohige. Ini menunjukkan pendekatan yang sangat berbeda: Rocks menyerang dunia secara frontal sejak awal, sementara Kurohige memilih bergerak diam-diam dari balik bayangan. Dia menyembunyikan ambisinya, menyusun rencana matang, dan hanya bergerak ketika peluang benar-benar terbuka. Kalau Rocks adalah api yang langsung menyala dan membakar, maka Kurohige lebih seperti bara yang sabar menunggu, dan justru karena itu, bisa jadi lebih mematikan.
2. Xebec dan Roger Saling Kejar, Kurohige Masih Menunggu Momen Besar


Rocks D. Xebec disebut Sengoku sebagai “musuh pertama Roger, dan mungkin yang terhebat”. Kalimat itu menyiratkan bahwa hubungan antara mereka jauh lebih dalam daripada sekadar bentrokan satu kali. Xebec dan Roger tampaknya adalah dua kutub kekuatan besar yang tak pernah bisa berdampingan. Rivalitas mereka berlangsung lama dan berulang, dan puncaknya meledak dalam insiden God Valley.
Sebaliknya, hubungan Kurohige dan Luffy masih belum menunjukkan dinamika seperti itu. Meski Kurohige punya peran besar dalam banyak tragedi yang menimpa Luffy—menangkap Ace, memicu perang di Marineford, membunuh Shirohige, hingga mengurung Garp—interaksi langsung mereka nyaris tidak ada. Bahkan pertemuan mereka di Impel Down terasa nyaris santai, seolah Kurohige tidak menganggap Luffy sebagai ancaman utama. Jika nanti mereka bertarung, itu akan jadi benturan dua kehendak besar dari generasi baru, bukan klimaks dari rivalitas panjang seperti Roger dan Xebec.
3. Tujuan Kurohige Masih Misteri


Rocks D. Xebec dikenal dengan ambisi yang sangat jelas untuk menjadi Raja Dunia. Semua tindakannya—dari menyerang Tenryuubito, membentuk kru bajak laut paling mengerikan dalam sejarah, hingga mengacaukan Mary Geoise—berakar dari obsesi tunggal itu. Ia tak pernah menyembunyikan tujuannya, dan siap menantang siapa pun yang menghalangi jalannya, bahkan Pemerintah Dunia sekalipun.
Sementara itu, Kurohige jauh lebih samar. Hingga kini, tak ada yang benar-benar tahu apa tujuan akhirnya. Bahkan langkah-langkah besarnya selalu dibalut strategi tersembunyi, seperti saat ia mengejutkan dunia dengan menjadi Shichibukai, lalu memanfaatkan posisi itu untuk menyusup ke Impel Down dan membebaskan para kriminal kelas atas. Kini, ia mengincar gelar “Raja Pulau Bajak Laut” dan membangun semacam negara sendiri di Hachinosu. Tapi semua itu terasa terlalu rapi, terlalu tenang, terlalu terkendali untuk seseorang yang ambisinya hanya sebatas menguasai sebuah pulau. Mungkin, semua ini hanyalah bagian kecil dari rencana besar yang belum kita lihat ujungnya. Ambisi sejati Kurohige? Masih terkunci rapat di balik senyum sinisnya.
4. Kurohige Tidak Masalah Bekerja Sama dengan Angkatan Laut


Berbanding terbalik dengan ayahnya, yang dikenal sebagai musuh besar Pemerintah Dunia dan bahkan dikabarkan pernah membunuh seorang admiral, Kurohige justru pernah bekerja sama dengan Angkatan Laut. Fakta ini terungkap dalam chapter 1059, saat ia menyebut dirinya dan Koby pernah bahu-membahu menggulingkan Ochoku, penguasa Hachinosu sebelumnya. Detail kerja sama ini memang belum terungkap sepenuhnya, tapi Kurohige jelas bukan bajak laut yang memegang prinsip “musuh tetap musuh”.
Ia adalah bajak laut pragmatis yang sepenuhnya bermain di wilayah abu-abu. Sepanjang langkah itu menguntungkan, Kurohige tak ragu bersekutu dengan siapa pun—entah itu Pemerintah Dunia saat ia menjadi Shichibukai, atau bahkan Angkatan Laut. Bagi Teach, ideologi bisa dinegosiasikan, yang penting adalah hasil. Dan justru karena sikap fleksibelnya ini, Kurohige menjadi jauh lebih sulit ditebak dibanding Rocks yang frontal dan penuh ideologi.
5. Sejauh Ini Kurohige Belum Membuka Konflik Frontal dengan Tenryuubito


Rocks D. Xebec dikenal sebagai bajak laut yang benar-benar menantang dunia dari atas ke bawah. Ia bukan hanya memburu harta dan kekuasaan, tapi juga terang-terangan memusuhi para Tenryuubito.
Kurohige? Meski pernah membunuh Shirohige dan memicu perang besar di Marineford, dia justru belum pernah membuka konfrontasi langsung dengan Pemerintah Dunia. Bahkan, ia menunjukkan pendekatan yang lebih cerdik dan diplomatis. Di chapter 1059, terungkap bahwa Kurohige mencoba menjadikan Pulau Bajak Laut di Hachinosu sebagai wilayah yang diakui secara resmi oleh Pemerintah Dunia, dengan dirinya sebagai pemimpin. Untuk mewujudkan itu, ia bahkan menjadikan nyawa Koby dan kemudian Garp sebagai alat tawar. Strategi yang jelas menunjukkan bahwa Kurohige lebih memilih bermain politik dulu sebelum mungkin akhirnya menyerang.
Itulah 5 perbedaan besar antara Kurohige dan sang ayah, Rocks D. Xebec. Meski tampaknya mengikuti jejak ambisi sang legenda, Kurohige menempuh jalan yang jauh lebih licik, sabar, dan sulit diprediksi. Dan justru karena itu, bisa jadi dialah yang akhirnya benar-benar berhasil mencapai apa yang gagal diraih ayahnya dulu.
Sumber: duniaku
Ikuti terus berita terbaru dari kanal-kanal Titip Jepang! Yuk, baca artikel lainnya di sini^^
Jangan lupa Ikuti juga media sosial Titip Jepang:
Instagram: @titipjepang
Twitter: @titipjepang
Facebook: Titip Jepang

