Sepertinya Titipers tak akan bisa mengucapkan kata monster lagi. Pasalnya tak habis-habisnya Monster Energy gugat berbagai penggunaan kata monster. Pokemon dan Monster Hunter pun tak luput dari gugatannya.
Seperti tak pernah kapok untuk melayangkan gugatan terkait hak paten merek dagangnya. Tercatat perusahaan tersebut pernah melayangkan beberapa gugatan berkaitan penggunaan kata monster. Bahkan merek ini pernah berseteru juga di Indonesia dan gugatannya di tolak oleh pengadilan.
Berkali-kali ditolak tak kunjung membuat perusahaan ini jera. Baru-baru ini Monster Energy kembali mengajukan gugatan ke kantor Merek Dagang & Paten Jepang tentang game yang menggunakan kata Monster, termasuk Pokémon dan Monster Hunter, mereka mengklaim bahwa ada “kebingungan” dengan kata tersebut.
Hal ini diketahui setelah viralnya twit Joe Merrick di akun pribadinya.
Oh my god this is actually hilarious
Monster Energy drinks company put in complaints to the Japanese Trademark & Patent office about games using the word Monster, including both Pokémon and Monster Hunter, claiming there can be "confusion" with them.
Well this will go well https://t.co/Et29S1koDW
— Joe Merrick (@JoeMerrick) April 7, 2023
Perusahaan minuman Monster Energy gugat berbagai merek dagang yang mengandung kata “monster” di Jepang. Tercatat perusahaan ini juga menuntut beberapa pengembang video game yang menggunakan nama “monster”.
Monster Energy adalah minuman energi. Minuman ini diproduksi dan dipasarkan di Amerika Serikat oleh Monster Beverage. Di Jepang, minuman ini diproduksi dan dipasarkan oleh Asahi Soft Drinks Co.
Minuman ini mungkin merupakan perusahaan yang memiliki hubungan dekat dengan industri game, karena mensponsori acara, organisasi, dan streamer yang berhubungan dengan game.
Tercatat Monster Energy layangkan 134 keberatan ke kantor Merek Dagang & Paten Jepang. Beberapa game dengan judul monster juga ikut digugat, termasuk judul-judul populer seperti “Pokemon” dan “Monster Hunter“.
Monster Energy beralasan nama “pocket monster” dalam Pokemon akan memunculkan konsep “monster, monster, dan monster”. Mereka beranggapan bahwa monster identik dengan merek dagang mereka.
Selain itu Monster Energy gugat juga game smartphone “Monster Strike“. Mereka menolak singkatan game tersebut “Monstrike“. Alasan perusahaan minum tersebut adalah ketertarikan orang-orang pada game tersebut adalah karena kata awalnya yang berarti monster.
Ternyata tak berhenti disitu, mereka juga beralasan singkatan tersebut secara pengucapan tiga huruf awalnya yaitu “mon” akan terdengar seperti pengucapan kata monster.
Sepertinya mereka keranjingan untuk menggugat kata monster dan berniat menjadikan kata tersebut sebagai milik pribadi. Pasalnya fenomena Monster Energy gugat beberapa merek tidak hanya terjadi baru-baru ini.
Sebelumnya perusahaan minum ini juga menggugat Toronto Raptors lantaran logonya dinilai mirip dengan logo perusahaan minuman tersebut.
Monster Energy juga pernah menggugat Ubisoft (Perusahaan Video Game) karena game yang mereka luncurkan terdapat kata monster. Akhirnya mereka mengubah nama video game tersebut.
Menggugat kalimat yang lazim dipakai publik ternyata tidak hanya dilakukan Monster Energy saja. Ternyata hal tersebut juga pernah terjadi di Indonesia. Seperti kasus Ramon Papana yang mendaftarkan hak paten “Open Mic” yang ramai-ramai ditolak komika Indonesia.
Ada juga kasus Kopitiam yang didaftarkan sebagai merek dagang sebuah kedai yang juga ramai-ramai ditolak. Pasalnya Kopitiam sudah menjadi nama kedai kopi yang wajar di komunitas melayu tionghoa.
Dan yang terakhir adalah event Citayem Fashion Week di Jalan Sudirman, Jakarta Selatan yang juga akan didaftarkan sebagai hak paten oleh Baim Wong dan ramai mendapat penolakan.
Aneh memang jika mendaftarkan atau menggugat sesuatu yang sudah menjadi milik publik. Ada-ada saja.
Bagaimana pendapatmu Titipers soal Monster Energy gugat Pokemon?
Jangan lupa ikuti terus berita terbaru dari kanal-kanal Titip Jepang ya! Yuk, baca artikel lainnya di sini^^
Jangan lupa Ikuti juga media sosial Titip Jepang:
Instagram: @titipjepang
Twitter: @titipjepang
Facebook: Titip Jepang