KATEGORI

Belum ada Produk di keranjang kamu, yuk cari produk incaran kamu di sini!

Respons Pedas Mangaka Usogui Soal Pembajakan Manga Tuai Kontroversi

BLOG-Respons Pedas Toshio Sako Soal Pembajakan Manga

Dalam komunitas animanga, pembajakan telah menjadi topik yang tidak pernah sepi dari perdebatan. Perbedaan ketersediaan internasional sering menjadi pemantik diskusi sengit mengenai kapan, atau apakah, pembajakan dapat dianggap sah secara moral maupun hukum. Baru-baru ini, Toshio Sako, kreator manga Usogui, menimbulkan kontroversi besar di media sosial setelah memberikan tanggapan yang dianggap kasar terhadap pertanyaan seorang penggemar tentang pembajakan manga. Insiden ini memunculkan berbagai respons emosional, baik dari pendukung maupun pengkritik pembajakan, dan sekali lagi membuka diskusi tentang aksesibilitas konten budaya Jepang secara global.

Pembajakan dalam industri animanga sering kali dianggap sebagai masalah besar, terutama karena dampaknya terhadap pendapatan kreator dan penerbit. Pemerintah Jepang sendiri telah melakukan berbagai upaya untuk menekan situs-situs pembajakan manga dan anime, termasuk menutup beberapa situs besar yang mengedarkan konten secara ilegal. Namun, ada kondisi khusus di mana pembajakan dianggap sebagai “jalan terakhir” bagi penggemar, seperti saat sebuah manga tidak diterjemahkan atau tidak dirilis secara resmi di wilayah tertentu. Dalam situasi seperti ini, banyak calon pembaca merasa tidak memiliki pilihan lain selain mengakses karya tersebut melalui saluran ilegal.

Ketegangan antara kebutuhan aksesibilitas dan perlindungan hak cipta inilah yang menjadi inti dari perdebatan. Pada 12 Januari 2025, seorang pengguna X (dulu Twitter) dengan nama akun @Ryuzan0 menanyakan kepada Toshio Sako apakah ia menganggap pembajakan manga sebagai hal yang buruk, khususnya jika dilakukan oleh seseorang yang tinggal di wilayah di mana Usogui tidak dijual secara resmi. Respons Sako, yang berbunyi singkat: “Jangan baca. Kamu bodoh?” langsung memicu gelombang reaksi negatif.

Mangaka Usogui Picu Perdebatan Kontroversial Mengenai Pembajakan Manga Setelah Respon yang ‘Kasar’

Jangan membacanya haha
Apakah kamu idiot?

Senang bertemu dengan Anda, saya Sako.
Anda mengatakan beberapa hal yang sangat buruk.
Apakah Anda tau apa itu hak cipta?
Sepertinya Anda tidak begitu mengerti apa yang saya bicarakan
Pembajakan itu ilegal.
Andalah yang mendorong pembajakan..
Apakah itu benar?

Bro, saya membeli semua buku ini karena ditulis dalam bahasa yang dapat saya pahami, terbitkan saja Usogui dan Batuki dalam bahasa Inggris dan sebagian besar orang asing yang Anda blokir di twitter akan membelinya karena Usugoi adalah yang terbaik, tetapi Anda sangat, sangat kasar.

Umumnya, jika suatu karya belum diterbitkan di negara atau bahasa tertentu, penulis tidak memiliki hak untuk melarang orang menerjemahkannya atau membacanya tanpa kerugian finansial. Orang-orang hanya membaca apa pun yang tersedia. Saya pikir gagasan bahwa sesuatu tidak diperbolehkan karena penulisnya telah melarangnya adalah gagasan yang sangat naif yang tidak berlaku di luar Jepang.

Tanggapan Sako memicu berbagai reaksi di media sosial. Sebagian besar pengguna X — termasuk penggemar Usogui —menganggap respons tersebut tidak sopan dan terkesan meremehkan penggemarnya. Beberapa bahkan menyebutnya kasar dan tidak mencerminkan empati terhadap kondisi penggemar internasional. Misalnya, seorang pengguna X dengan nama @Usoguilover47 menyatakan, “Cukup terbitkan Usogui dan Batuki dalam bahasa Inggris, dan sebagian besar orang asing yang Anda blokir akan membelinya. Usogui adalah yang terbaik.”

Namun, sebagian pengguna lain, terutama dari Jepang, tampaknya lebih mendukung pandangan Sako. Mereka menyoroti bahwa pembajakan merugikan penulis dan pembaca yang mendukung karya tersebut secara legal. Seorang pengguna X, @satoken_memo, menulis, “Orang-orang yang mengunduh sesuatu secara ilegal tidak pernah berniat membelinya sejak awal. Mereka mengabaikan perasaan penulis dan hanya meminta kita memaafkan mereka. Itu adalah argumen pengemis yang tidak masuk akal.”

Secara hukum, Jepang memang memiliki undang-undang hak cipta yang memberikan hak eksklusif kepada kreator untuk mendistribusikan karya mereka. Namun, ada pandangan yang lebih luas dalam komunitas internasional bahwa kreator seharusnya lebih fleksibel terhadap penggemar yang tidak memiliki akses sah ke karya tersebut. Salah satu komentar yang banyak dibahas datang dari @Tats_Gunso, yang menulis, “Jika sebuah karya tidak diterbitkan di suatu negara atau bahasa, penulis tidak memiliki hak untuk melarang orang menerjemahkannya atau membacanya tanpa kerugian finansial.”

Pendapat ini mencerminkan keprihatinan global tentang bagaimana ketersediaan terbatas sering kali memaksa penggemar untuk mencari alternatif ilegal. Situasi ini menjadi semakin rumit ketika membahas pembajakan karya lama atau niche yang tidak mendapatkan perhatian penerbit besar.

Kasus Nhentai dan Kompleksitas Hukum Hak Cipta

Persoalan hak cipta semakin rumit ketika berhadapan dengan situs-situs besar seperti Nhentai, platform yang dikenal sebagai pusat distribusi konten dewasa ilegal. Baru-baru ini, Nhentai menghadapi gugatan dari PCR Distributing, distributor konten berbasis di AS. Gugatan ini menjadi rumit karena adanya perbedaan interpretasi mengenai kepemilikan hak cipta. Nhentai membalas dengan menuduh PCR gagal mematuhi undang-undang pembatasan waktu dan gagal membuktikan kepemilikan sah atas konten tersebut.

Kasus ini menggambarkan tantangan dalam menegakkan hak cipta di era digital. Sering kali, kepemilikan karya kreatif dibagi antara berbagai pihak, sehingga litigasi menjadi lebih rumit. Situasi ini mencerminkan bagaimana tantangan hukum dapat menghambat upaya untuk menutup situs pembajakan secara efektif.

sumber: cbr

Ikuti terus berita terbaru dari kanal-kanal Titip Jepang ya! Yuk, baca artikel lainnya di sini^^

Jangan lupa Ikuti juga media sosial Titip Jepang:
Instagram: @titipjepang
Twitter: @titipjepang
Facebook: Titip Jepang