KATEGORI

Belum ada Produk di keranjang kamu, yuk cari produk incaran kamu di sini!

Review Pluto: Versi Kelam Astro Boy Karya Naoki Urasawa

“Tidak ada apapun yang lahir dari kebencian” (Gesicht)

Gimana jadinya kalo manga Astro Boy dibuat kembali dengan cerita yang lebih panjang? Pertanyaan itulah yang muncul saat melihat serial manga Pluto ini. Benar saja, manga ini merupakan adaptasi dari salah satu sekuel cerita di Astro Boy karya Osamu Tezuka, tepatnya volume 13 dari serial tersebut.

Pluto merupakan karya Naoki Urasawa dengan rekan penulisnya Takashi Nagasaki. Manga ini merupakan hasil adaptasi dari manga Astro Boy volume 13 karya Osamu Tezuka. Meskipun rasanya terlalu banyak improvisasi dalam komik tersebut.

Bagaimana tidak banyak improvisasi, pasalnya komik ini menggubah manga yang awalnya hanya merupakan satu sekuel cerita dari sebuah serial menjadi komik delapan volume. Tapi hasil ubahan Naoki Urasawa masih mempertahankan ide besar dari sang kreator asli Osamu Tezuka.

Naoki Urasawa merilis manga tersebut untuk merayakan ulang tahun Astro Boy / Atom pada tanggal 7 April 2003. Tentunya, hal itu dilakukan setelah mendapatkan izin dari anak tertua Osamu Tezuka. Naoki Urasawa membuat serial tersebut lebih gelap, penuh misteri, dan penuh unsur psikologi dalam setiap ceritanya.

Pluto telah diterjemahkan dan diterbitkan di 20 Negara termasuk Indonesia. Di Indonesia komik ini diterbitkan oleh m&c! (PT Gramedia). Manga itu cukup laris di pasaran dan sempat mendapatkan beberapa penghargaan. Kabarnya serial animasinya juga akan dirilis oleh Netflix di tahun ini.

Sinopsis

Titip jepang - Pluto

Manga ini menceritakan pembunuhan massal yang dilakukan kepada 7 robot terkuat didunia dan juga tim investigasi bora. Cerita dimulai dengan kebakaran hutan didaerah Luzern dan Mont Blanc penjaga hutan Swiss ditemukan telah terpotong-potong. Dunia sangat menyesali itu, karena Mont Blanc dikenal sangat bersahabat.

Tak berhenti disitu, ternyata Bernard Ranke seorang anggota perlindungan hukum robot juga ditemukan tewas di Duesseldorf. Kematian keduanya meninggalkan bukti yang sama yaitu adanya sepasang tanduk. Detektif Gesicht yang merupakan robot polisi europol berusaha mencari motif dari kasus pembunuhan ini.

Ternyata kasus ini berhubungan dengan semua robot terkuat didunia, para penciptanya dan perang masa lalu. Mereka diburu untuk dihancurkan termasuk Atom salah satu robot terkuat dunia dari Jepang.

Tidak Untuk Dibandingkan

Titip Jepang - Pluto

Yups, seringkali serial Pluto karya Naoki Urasawa ini dibandingkan dengan aslinya yaitu volume 13 serial Astro Boy karya Osamu Tezuka. Sebenarnya kedua manga tersebut memang tidak patut untuk dibandingkan, karena dari tahun pembuatannya saja sudah sangat jauh, Pluto dibuat sekitar 30 tahun setelah Astro Boy diluncurkan.

Namun, fakta tersebut ternyata tidak membuat para penggemar berhenti membandingkan keduanya. Terlebih fans garis keras Osamu Tezuka, tak jarang mereka menyalah-nyalahkan karena manga adaptasi tersebut membawa cerita dengan alur yang cukup berbeda.

Mungkin bila membaca Pluto memang rasanya manga tersebut menjadi manga yang cukup berbeda. Tapi rasa-rasanya ide besar dari sang kreator asli masih tersampaikan dengan apik. Jadi jangan bandingkan keduanya, target audiensinya pun sudah beda, namanya saja versi kelam Astro Boy.

Jadi cukup untuk membandingkannya, anak tertua Osamu Tezuka saja menyetujui manga tersebut karena ia berharap karya dan ide besar ayahnya tetap abadi dan masih terus dibaca.

BACA JUGA: Perbedaan 7 Robot Terkuat Di Dunia Di Pluto Dan Astro Boy

Ketika Robot Menjadi Humanis

Titip Jepang - Pluto

Bagaimana ceritanya jika robot menjadi humanis? Gak mungkinlah, namanya aja humanis pastinya cuma human (baca: manusia) yang bisa punya itu. Tapi di manga Pluto ini Naoki Urasawa mewujudkan hal tersebut. Di manga ini hampir semua robot khususnya 7 robot terkuat di Bumi memiliki sifat tersebut.

Bahkan Pluto yang menjadi tokoh antagonis utama pun memiliki sifat tersebut. Naoki Urasawa menjadikan semua robot memiliki pancaran perasaan seperti layaknya manusia. Mereka bisa menangis, sedih, senang, kasihan, tertawa, dan bahkan mengerti keindahan.

Hal ini menjadikan manga Pluto serasa membawa sebuah kritik sosial. Zaman sekarang banyak sekali kasus-kasus penindasan, kejahatan yang tidak manusiawi, serta melunturnya rasa humanis pada manusia. Tapi di manga ini justru sebaliknya, Robot-robot menjadi semakin humanis.

Nampaknya memang betul, Naoki Urasawa ingin menyampaikan bahwa penindasan dan kejahatan tidak patut untuk dilakukan pada siapapun tanpa terkecuali. Bahkan pada robot sekalipun.

Worth It Or Not?

Titip Jepang - Pluto

Jika ditanya apakah manga ini worth it atau tidak untuk dibaca dan dikoleksi, tentu saja jawabannya adalah iya. Naoki Urasawa sudah berhasil mengadaptasi ulang satu sekuel cerita Astro Boy menjadi satu serial tersendiri. Pengembangan cerita yang apik dan penuh misteri membuat siapapun ingin terus membaca.

Cerita yang penuh intrik dan konflik serta sarat akan unsur psikologis memang memiliki basis penggemar yang banyak dan serial manga Pluto ini menyajikan hal itu. Benar saja manga ini telah berhasil menjadi manga populer dengan mencatatkan penjualan 8,5 juta copy di seluruh dunia.

Tak hanya itu, manga ini juga banyak menyabet berbagai penghargaan bergengsi seperti Tezuka Osamu Cultural Prize, Eisner Award untuk kategori cerita terbaik, serta Harvey Award,dan dinobatkan sebagai komik terbaik di penghargaan Seiun Award.

Jika Titipers adalah pembaca komik untuk dewasa pasti suka membaca komik ini. Titipers bisa membeli komik ini di Gramedia atau toko-toko komik.

Jangan lupa, ikuti terus berita terbaru dari kanal-kanal Titip Jepang ya! Yuk, baca artikel lainnya di sini^^

Jangan lupa Ikuti juga media sosial Titip Jepang:
Instagram: @titipjepang
Twitter: @titipjepang
Facebook: Titip Jepang