KATEGORI

Belum ada Produk di keranjang kamu, yuk cari produk incaran kamu di sini!

Siapa Itu Simo Häyhä di Record of Ragnarok?

Titip Jepang - Simo Häyhä

Cerita manga Record of Ragnarok telah memasuki babak baru. Menceritakan tentang pertarungan 1 lawan satu antara manusia melawan dewa untuk menghentikan kiamat manusia. Setelah menyelesaikan ronde ke-10, skor pertarungan antara dewa vs manusia menjadi imbang 5-5. Pada ronde ke-11, umat manusia mengirimkan Simo Häyhä sebagai delegasi untuk melawan Loki sebagai perwakilan dari para dewa. Siapakah sosok Simo Häyhä?

Simo Häyhä adalah manusia ‘termuda’ yang menjadi petarung dalam Record of Ragnarok. Dia lahir pada tahun 1905 dan baru meninggal pada tahun 2002 lalu. Simo Häyhä adalah pahlawan Finlandia, dirinya terkenal dalam aksinya menghabisi banyak prajurit Uni Soviet dalam Perang Musim Dingin yang berlangsung pada tahun 1939. Dia dijuluki sebagai White Death atau Maut Putih.

Bukan terlahir dari keluarga berlatar militer, keluarga Häyhä hanyalah seorang petani di desa kecil bernama Rautjärvi. Keluarganya telah mengajarkan keterampilan bertahan hidup dan berburu hewan liar. Sejak muda, Häyhä memiliki ketertarikan pada olahraga menembak dan berburu, yang membantunya mengasah kemampuan menembaknya secara luar biasa.

Sekitar tahun 1925, saat dirinya memasuki usia 20 tahun, Häyhä mengikuti wajib militer dan menjadi tentara cadangan untuk negara Finlandia. Setelah menyelesaikan wajib militer dia kembali ke kehidupan tenang sebagai petani, sambil sesekali berburu.

Perang Musim Dingin 1939

Winter War atau Perang Musim Dingin, adalah sebuah konflik militer antara Uni Soviet dan Finlandia. Sebanyak 1 juta tentara dikerahkan Uni Soviet untuk menginvasi Finlandia pada 30 November 1939, bertepatan dengan awal musim dingin. Sedangkan prajurit Finlandia hanya 300.000 orang.

Tidak cuma itu, Uni Soviet juga bermodalkan alutsista dengan jumlah banyak, lebih dari 6.000 tank dan lebih dari 3.000 pesawat dikerahkan. Sedangkan Finlandia hanya memiliki 100 tank dan 100an pesawat tempur. Sebuah perbandingan yang jomplang.

Namun hal itu tidak membuat gentar Finlandia dan rakyatnya. Mereka berbondong-bondong siap membela negaranya, tak terkecuali Simo Häyhä. Dia dipanggil sebagai tentara cadangan, untuk menghadang agresi Uni Soviet.

Selama perang tersebut, Simo Häyhä bertugas di front timur dan menjadi penembak jitu yang luar biasa. Ia mendapatkan julukan “White Deat” oleh tentara Soviet karena kemampuannya yang mematikan dalam menyamar di medan bersalju. Ia menggunakan senapan Mosina-Nagant M91 yang sederhana tanpa optik (meskipun banyak penembak jitu menggunakan teleskop atau peralatan optik lainnya). Keunggulannya terletak pada kemampuannya untuk menembak dengan presisi tinggi sambil tetap berada dalam posisi tersembunyi.

Di tengah badai hujan salju, Häyhä berkamuflasi dengan pakaian serba putih untuk bisa menyembunyikan dirinya. Terkadang dia harus menunggu selama berhari-hari untuk menunggu kemunculan prajurit Soviet. Tercatat dirinya sukses menewaskan lebih dari 500 prajurit Uni Soviet, meskipun angkanya bisa lebih tinggi.

Pada Maret 1940, setelah lebih dari 3 bulan bertugas di garis depan, Simo Häyhä terluka parah saat ditembak oleh seorang penembak jitu Soviet. Peluru tersebut mengenai pipinya, menyebabkan cedera parah yang hampir merenggut nyawanya. Setelah menjalani perawatan medis, ia akhirnya sembuh, meskipun dengan bekas luka yang cukup jelas.

Tepat dengan kesembuhannya, Finlandia dan Uni Soviet menandatangani perjanjian damai, dimana Finlandia harus menyerahkan wilayah Karelian Isthmus dan Vyborg. Meski demikian, Finlandia tetap mempertahankan kemerdekaannya.

Pasca Perang

Meskipun demikian, ketika Perang Kelanjutan (1941–1944) meletus, ia meminta izin untuk kembali ke garis depan. Akan tetapi, karena parahnya luka di wajahnya, yang masih dalam tahap pemulihan, permintaannya ditolak. Häyhä menghabiskan Perang Kelanjutan di rumahnya, mengurus pertaniannya.

Perang Musim Dingin (1939-1940) dan Perang Kelanjutan (1941-1944) merupakan rangkaian dari Perang Dunia 2. Setelah perang berakhir, Häyhä menghabiskan waktunya untuk memulihkan diri. Ia mengisi hari-hari setelah perang dengan kehidupan bertani dan berburu. Ia tidak menikah dan membujang seumur hidupnya.

Häyhä dianugerahi Medali Kebebasan kelas Satu dan Dua, serta Salib Kebebasan kelas Tiga dan Empat. Dua yang terakhir biasanya hanya diberikan kepada perwira yang ditugaskan. Ia juga menerima medali pejuang Kollaa, versi perak dari Salib Pertempuran Kollaa, nomor 4 dari 4. Museum Kollaa dan Simo Häyhä (Kollaa ja Simo Häyhä -museo) terletak di desa Miettilä di Rautjärvi , di bekas rumah sakit. Museum ini, dibuka pada tahun 1983, meliput Pertempuran Kollaa , dan menampilkan pameran permanen khusus yang didedikasikan untuk kehidupan Simo Häyhä.

Ikuti terus berita terbaru dari kanal-kanal Titip Jepang ya! Yuk, baca artikel lainnya di sini^^

Jangan lupa Ikuti juga media sosial Titip Jepang:
Instagram: @titipjepang
Twitter: @titipjepang
Facebook: Titip Jepang