KATEGORI

Belum ada Produk di keranjang kamu, yuk cari produk incaran kamu di sini!

Super Saiyan 3 Vegeta Membuktikan Transformasi Anak-Anak di Dragon Ball DAIMA Tidak Ada Gunanya

BLOG-Super Saiyan Vegeta di Dragon Ball DAIMA

Dragon Ball tidak pernah terlepas dari daya tarik dan keajaiban yang dibawa oleh Kid Goku. Meski sang pahlawan legendaris ini sering kali diingat dalam wujud dewasanya, nostalgia terhadap masa-masa awal petualangannya selalu memikat hati para penggemar. Kini, setelah Dragon Ball GT, waralaba kembali menghadirkan Kid Goku melalui Dragon Ball DAIMA, sebuah anime yang sekali lagi menjadikan Goku anak-anak sebagai pusat cerita. Namun, meskipun DAIMA menawarkan berbagai inovasi yang mengesankan dibandingkan GT, serial ini juga mengulangi beberapa kelemahan mendasar, terutama terkait relevansi transformasi Goku menjadi anak-anak.

Premis yang Menjanjikan, Eksekusi yang Mengecewakan

Pengumuman perilisan perdana Dragon Ball DAIMA membawa gelombang reaksi yang beragam dari para penggemar. Dengan janji mengubah seluruh Tim Naga menjadi anak-anak, beberapa melihatnya sebagai cara unik untuk merayakan 40 tahun waralaba Dragon Ball. Namun, bagi sebagian lainnya, konsep ini mengingatkan pada kenangan pahit Dragon Ball GT, yang dinilai gagal memanfaatkan premis serupa secara maksimal.

Antisipasi terhadap DAIMA meningkat karena ini adalah proyek terakhir yang dikerjakan Akira Toriyama sebelum kepergiannya. Meski begitu, banyak penggemar yang tetap skeptis, terutama karena banyak yang merasa mengadaptasi Galactic Patrol Prisoner Saga atau Granolah the Survivor Saga akan menjadi taruhan yang lebih aman. Dalam 12 episode pertamanya, DAIMA menawarkan perjalanan penuh warna dan animasi spektakuler, tetapi juga memperlihatkan tantangan besar dalam mempertahankan relevansi premisnya.

Episode awal DAIMA menghadirkan karakter yang menggemaskan dengan desain ulang dalam bentuk anak-anak, termasuk Goku, Vegeta, Piccolo, Bulma, dan lainnya. Beberapa dari desain ini lebih kreatif daripada yang lain, tetapi semuanya cukup imut untuk sesuai dengan nada ceria dari seri tersebut. Namun, setelah episode 2, Hanya Goku, Vegeta, Piccolo, Bulma, Nahare, dan Kibito yang terus muncul, dan yang terakhir hanya jarang. Transformasi menjadi anak-anak, yang seharusnya menjadi inti dari cerita, justru terasa seperti elemen tambahan yang tidak signifikan.

Kekuatan yang Menghilangkan Esensi Cerita Dragon Ball DAIMA

Goku, yang diceritakan harus beradaptasi dengan tubuh barunya, diperlihatkan kehilangan sebagian kemampuannya pada awalnya. Misalnya, ia perlu belajar kembali untuk terbang, merebut kembali Power Pole untuk menebus kurangnya jangkauannya dan terbukti tidak memiliki kendali seperti biasanya pada teknik Instant Transmission. Sayangnya, perkembangan ini hanya bertahan sebentar. Dimulai dengan perkelahian bar di episode 3, Goku kembali menjadi pahlawan tak terkalahkan. Ia tidak mengalami kesulitan bertarung, terbang, atau bahkan menggunakan Instant Transmission, dan dia berubah menjadi Super Saiyan dan Super Saiyan 2. Normal Majin, Gendarmerie, prajurit Raja Kadan, Glorio, dan bahkan Tamagami 3 semuanya tidak berdaya melawan pembela Bumi itu.

Salah satu poin utama kritik terhadap DAIMA adalah bagaimana kekuatan Goku tidak terpengaruh oleh perubahan tubuhnya. Transformasi menjadi anak-anak seharusnya melemahkan para Z-Warrior untuk menciptakan tantangan baru. Namun, Goku dan Vegeta tetap mampu menggunakan kekuatan luar biasa mereka, termasuk Super Saiyan 3, yang seharusnya menjadi puncak kekuatan di garis waktu ini.

Super Saiyan 3 Vegeta Menanyakan Alasan Keberadaan Dragon Ball DAIMA

Episode 12 menjadi titik balik yang mengundang banyak kritik. Vegeta tidak hanya menggunakan Super Saiyan 2 tetapi juga mencapai Super Saiyan 3 dalam pertarungannya melawan Tamagami 2. Pertarungan ini memang menawarkan animasi luar biasa dan aksi yang memukau, tetapi secara naratif, hal ini meruntuhkan konsep awal DAIMA. Transformasi menjadi anak-anak, yang seharusnya menjadi tantangan utama, berubah menjadi elemen kosmetik semata.

Dragon Ball DAIMA menunjukkan potensi besar dalam memperluas mitologi multiverse Dragon Ball, tetapi gagal memanfaatkan premisnya sendiri. Dengan karakter utama yang tetap sekuat sebelumnya dan mayoritas anggota Tim Naga yang jarang muncul, cerita ini kehilangan daya tarik utamanya. Transformasi menjadi anak-anak tidak memiliki dampak signifikan terhadap alur cerita, membuat keberadaan anime ini terasa kurang relevan.

Secara keseluruhan, meskipun DAIMA menyajikan animasi yang memukau dan beberapa momen menghibur, ia tidak mampu memenuhi ekspektasi penggemar terhadap premis yang dijanjikan. Jika waralaba ingin terus berkembang, mungkin sudah saatnya kembali ke akar cerita Dragon Ball atau melanjutkan saga baru yang lebih dekat dengan inti kisahnya. Sebab, tanpa elemen unik yang berfungsi secara naratif, DAIMA hanya menjadi sekadar tambahan, bukan inovasi.

sumber: cbr

Ikuti terus berita terbaru dari kanal-kanal Titip Jepang ya! Yuk, baca artikel lainnya di sini^^

Jangan lupa Ikuti juga media sosial Titip Jepang:
Instagram: @titipjepang
Twitter: @titipjepang
Facebook: Titip Jepang