5 Mitos di Jepang yang Masih Dipercaya Sampai Sekarang

Mitos di Jepang

Tradisi adalah bentuk perilaku yang dilakukan secara berulang-ulang. Ada yang menyebut bahwa tradisi adalah mitos yang dipercaya dan diwariskan secara lisan. Setiap daerah dalam suatu masyarakat memiliki keyakinan dan berlaku pada siapa saja yang melakukannya.

Tidak hanya di Indonesia saja, negara pencipta anime juga meyakini mitos. Dilansir dari berbagai sumber, berikut ini lima mitos di Jepang yang masih dipercaya sampai sekarang.

 1. Gunting Kuku di Malam Hari 

Mitos di Jepang

Terkadang suara guntingan kuku terdengar risih apalagi saat melihat kuku yang panjang dan kotor. Siapa di antara kalian merasa ingin segera membersihkannya. Tapi, jangan terburu-buru ya. Karena ada beberapa daerah di Indonesia meyakini bahwa hal tersebut adalah pamali

Begitu juga di Jepang, masyarakat mempercayai siapa saja yang menggunting kuku di malam hari dapat berakibat kematian. Kabarnya mitos ini bermula dari kebiasaan penduduk Jepang yang memotong kuku dengan menggunakan pisau, bukan menggunakan alat gunting kuku seperti yang kita lihat saat ini. Kondisi ini cukup mengkhawatirkan bagi sebagian orang, karena dianggap berbahaya dan bisa berujung pada kematian. 

 2. Menginjak ujung Tatami 

Mitos di Jepang

Tatami adalah semacam tikar yang berasal dari Jepang yang dibuat secara tradisional, Tatami dibuat dari jerami yang sudah ditenun, tetapi saat ini banyak Tatami dibuat dari styrofoam dan dihias dengan lambang keluarga dari pemiliknya. Titipers pasti sudah tidak asing mendengar kata tikar yang biasa digunakan untuk menutupi lantai di Jepang.

Penduduk Jepang mempercayai jika menginjak ujung tatami adalah suatu tindakan tidak menghormati leluhur dan dapat mengundang nasib buruk. Oleh karena itu usahakan jangan sampai melanggar dan selalu berada di bagian tengah tikar ketika berjalan melewati lantai yang dibalut tatami.

 3. Nomor Sial 

Mitos di JepangNomor sial di sini berlaku ketika memberikan uang dengan jumlah genap, hal tersebut memicu perpisahan jika diberikan kepada pengantin baru. Sehingga mereka akan memberikan uang dalam jumlah ganjil sebagai hadiah pesta pernikahan.

Selain itu penduduk Jepang juga menganggap angka 49 sebagai hal yang dapat menimbulkan kesialan. Pasalnya, angka empat memiliki pelafalan mirip dengan kata Shi-nu yang berarti mati. Sedangkan angka sembilan memiliki pelafalan yang sama dengan kata Ku-rushi yang berarti penderitaan. Maka dari itu angka 49 dipercaya memiliki frasa yang mirip dengan kalimat “menderita sampai mati”.

 4. Bantal mengarah ke Utara 

Mitos di JepangBantal Batu, yang ditemukan di makam-malam kuno, diperkirakan sebagai bantal yang pertama kali digunakan oleh Orang Jepang. Kemudian barulah muncul bantal kayu (komakura) dan bantal berisi rumput kering (kusanakura).

Komakura digantikan dengan hakomakura, kotak kayu dengan bantalan di atasnya. Sedangkan kusamakura kemudian digantikan dengan kukurimakura, bantal berisi dedak atau bubuk teh atau kapuk

Di kalangan Orang Jepang, terdapat kepercayaan bahwa ketika tidur, jiwa kita meninggalkan raga dan tinggal di bantal. Karena itu, Orang Jepang pantang melangkahi atau melempar bantal.

Bagi orang Jepang, tidur menghadap Utara dianggap tidak baik, karena hanya kepala orang mati yang biasanya ditaruh menghadap Utara.

 5. Daun teh terapung 

Mitos di Jepang
Ketika kamu menghidangkan teh hijau Jepang di sebuah teko keramik, kadang-kadang ada daun teh yang mengapung dan berdiri tegak di cangkir teh tersebut. Karena hal ini benar-benar langka, orang-orang percaya itu adalah tanda keberuntungan.
Bagaimana, percaya dengan mitos di Jepang ini?

Ikuti terus berita terbaru dari kanal-kanal Titip Jepang ya! Yuk, baca artikel lainnya di sini^^

Jangan lupa Ikuti juga media sosial Titip Jepang:
Instagram: @titipjepang
Twitter: @titipjepang
Facebook: Titip Jepang

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *