[SEJARAH JEPANG] Bangkit dan Jatuhnya Negara Jepang

Titip Jepang - sejarah jepang , bendera jepang

Sejarah Jepang telah mencapai lebih dari 2000 tahun peradaban yang tercatat. Negara Jepang merupakan salah satu negara maju di dunia. Jepang merupakan negara dengan ekonomi terbesar ketiga di dunia. Negeri berjuluk Matahari Terbit ini memulai kemajuannya setelah Revolusi Meiji pada pertengahan abad ke-19. Setelah Revolusi Meiji, Sejarah Jepang menjadi lebih dinamis, negara tersebut berkali-kali menghadapi pasang-surut kebangkitan dan kejatuhan.

Isolasi Pada Masa Tokugawa

Negara Jepang pada awalnya cukup terbuka pada pedagang asing, bahkan penduduk Jepang pun juga diizinkan untuk keluar Jepang. Namun, pada tahun 1633, Shogun Jepang saat itu, Tokugawa Iemitsu mengeluarkan kebijakan Sekoku. Kebijakan tersebut memiliki arti “negara tertutup” yang membuat Jepang mengisolasi diri dari dunia Internasional.

Hal ini dilatarbelakangi derasnya pengaruh Portugis sebelumnya. Saat itu Portugis menyebarkan agama Kristen ke penduduk bagian selatan Jepang. Kemudian, beberapa pemeluk Kristen melancarkan pemberontakan. Pemerintah Keshogunan pun menetapkan larangan penyebaran agama Kristen dan melarang kapal-kapal luar untuk berlabuh karena dianggap membahayakan stabilitas negara.

Walaupun Jepang menerapkan politik isolasi, namun bukan berarti mereka tidak melakukan hubungan dagang dengan negara lain. Mereka masih membuka pelabuhan di Nagasaki untuk perdagangan dengan Cina, perdagangan dengan Korea di Domain Tsushima, perdagangan dengan Kerajaan Ryukyu di Domain Satsuma, dan dengan Belanda di Tsukushima.

Politik Isolasi ini mulai dihapuskan setelah kedatangan kapal Amerika Serikat pada tahun 1853. Saat itu, pihak Amerika Serikat memaksa Jepang untuk membuka diri dari isolasi. Ditambah pemerintah Jepang saat itu merasa neagranya mengalami ketertinggalan teknologi, membuat mereka menghapus kebijakan Sekoku pada tahun 1854. Jepang juga menjalin hubungan diplomatik dengan Amerika Serikat dan kemudian menyusul dengan negara lain.

Zaman Meiji dan Ekspansi Jepang

Revolusi Meiji menjadi tonggak sejarah jepang modern. Setelah Kaisar Mutsuhito naik tahta pada tahun 1867, Jepang mulai melakukan modernisme di berbagai bidang. Masa Kaisar Mutsuhito disebut juga dengan Zaman Meiji. Beliau melakukan restorasi dimulai dari konstitusi, sistem tanah, industri, pendidikan, hingga militer.

Jepang melihat negaranya telah tertinggal jauh dari negara-negara Barat baik itu dalam bidang teknologi, industri, militer, maupun luas wilayah. Pada akhir abad ke-19, Jepang juga ikut melakukan ekspansi ke luar wilayah layaknya negara Eropa. Yang pertama adalah invasi Jepang ke Taiwan yang saat itu masih dikuasai Dinasti Qing Tiongkok. Awalnya Jepang mengambil alih Kepulauan Ryukyu pada tahun 1879, kemudian menganeksasi Taiwan pada tahun 1895.

Jepang juga ikut andil dalam memerdekakan Dinasti Joseon Korea dari cengkraman Dinasti Qing Tiongkok. Dalam perang Tiongkok-Jepang Pertama (1894-1895), Jepang berhasil mengalahkan Kekaisaran Tiongkok dan menjadikan Jepang sebagai kekuatan dominan di benua Asia. Setelah perang tersebut, Tiongkok harus melepaskan Taiwan ke Jepang dan memberikan kemerdekaan Dinasti Joseon yang mendirikan Kekaisaran Korea.

Jepang juga ikut turun andil dalam peran politik di dalam Kekaisaran Tiongkok, bersama tujuh negara lainnya, yakni Rusia, Inggris, Amerika, Jerman, Prancis, Italia, dan Austria-Hungaria. Bersama tujuh negara itu, Jepang membentuk Aliansi Delapan Negara saat memadamkan ‘Pemberontakan Boxer’ pada tahun 1900.

Di awal abad ke-20, Jepang juga berhasil memenangkan Perang Rusia-Jepang (1904-1905). Kemenangan Jepang atas Rusia merupakan pertama kalinya bangsa Asia mengalahkan bangsa Eropa. Hal ini menjadi salah satu faktor kebangkitan nasional di koloni-koloni negara Eropa di Asia untuk meraih kemerdekaan, tak terkecuali di Indonesia. Kemenangan Jepang atas Rusia itu membuat Jepang mendapatkan hak atas wilayah Rusia, yaitu bagian selatan Sakhalin.

Kekaisaran Jepang makin meluaskan wilayah koloninya. Pada tahun 1910, mereka menganeksasi Kekaisaran Korea dan menjadikan negara tersebut sebagai wilayah koloninya. Jepang juga ikut andil dalam Perang Dunia Pertama (1914-1919), dimana Jepang berada di pihak Sekutu dan menjadi pemenang perang.

 

Perang Dunia Kedua Dan Kejatuhan Kekaisaran

Setelah menguasai Taiwan dan Korea. Jepang makin menggencarkan ekspansinya ke seluruh Asia. Hal ini dilatarbelakangi slogan Hakko Ichiu “Delapan Sudut Dunia di bawah Satu Atap”. Tahun 1931, Jepang menginvasi daerah Manchuria yang merupakan wilayah milik Republik Tiongkok. Setelah itu, Jepang mendirikan pemerintahan boneka, dimana kaisar terkahir Tiongkok diangkat menjadi Kaisar Manchukou.

Invasi tersebut menyebabkan ketegangan antara Jepang dan Republik Tiongkok. Banyak terjadi insiden-insiden antara tentara Jepang dengan tentara Tiongkok. Hingga pada tahun 1937, ketika terjadi Insiden Jembatan Marco Polo, menyebabkan perang berskala besar terjadi dan memulai Perang Tiongkok-Jepang Kedua.

Selama tahun 1937 hingga 1941, Tiongkok berperang sendirian melawan Jepang, ditambah kondisi dalam negeri Tiongkok terpecah antara faksi Nasionalis dan Komunis. Namun, tentara Jepang tidak pernah benar-benar bisa menguasai seluruh negeri Tiongkok.

Bulan Desember 1941, Jepang menyerang Pearl Harbour, pangkalan militer Amerika Serikat di Hawaii. Kemudian, Jepang mendeklarasikan Perang Asia Timur Raya dan mulai  melancarkan invasi skala besar ke Asia Tenggara. Dalam waktu kurang dari setahun, Jepang berhasil menguasai seluruh Asia Tenggara dan sebagian pulau di Samudera Pasifik.

Hingga pertengahan 1942, balatentara Kekaisaran Jepang bagaikan angin kamikaze yang siap menaklukkan tiap wilayah. Mereka sepertinya akan memenangkan perang. Namun, pada bulan Juni 1942, Jepang mengalami kekalahan pertamanya di Kepulauan Midway dan sejak itu wilayah mereka perlahan-lahan direbut oleh tentara Sekutu pimpinan Amerika Serikat.

Tentara Sekutu yang dipimpin oleh Amerika Serikat, perlahan mendekati daratan utama negara Jepang. Jepang harus kehilangan wilayahnya di Samudera Pasifik dan Filipina. Dua pulau terluar mereka, Iwo Jima dan Okinawa berhasil direbut oleh Amerika pada awal tahun 1945. Selain itu, kota-kota di Jepang beberapa kali mendapatkan serangan udara dari pesawat-pesawat Amerika Serikat.

Pada bulan Agustus 1945, Jepang dikejutkan oleh dua serangan bom Atom di Kota Hiroshima (6 Agustus) dan Kota Nagasaki (9 Agustus). Selain itu, tentara Uni Soviet juga secara mendadak menyerang Manchuria yang telah dikuasai oleh Jepang. Setelah itu, Jepang mengumumkan kekalahan mereka kepada Sekutu. Dan kemudian, tentara Amerika Serikat mulai memasuki daratan utama Jepang dan memulai masa “Pendudukan Sekutu atas Jepang”. Masa pendudukan Sekutu ini menjadi pertama kalinya dalam sejarah Jepang, dikuasai oleh negara lain.

Kebangkitan Jepang Pasca Perang

Masa “Pendudukan Sekutu atas Jepang” merupakan pendudukan militer atas daerah-daerah Jepang. Wilayah daratan utama Jepang sendiri dikuasai oleh militer Amerika Serikat yang kemudian dilanjutkan oleh sipil. Pendudukan yang berlangsung dari tahun 1945 hingga 1952 tersebut memberikan banyak perubahan untuk Jepang. Yang pertama adalah, status kaisar Jepang tidak lagi dianggap dewa, melainkan cuma manusia biasa.

Selain itu, juga dibentuk konstitusi baru untuk negara Jepang. Dalam konstitusi tersebut, pemerintahan Jepang akan berbentuk “Monarki Konstitusional”, dimana Perdana Menteri akan dipilih oleh rakyat. Kaisar menjadi simbol negara dan persaturan rakyat. Dalam konstitusi sebelumnya, memiliki sistem “Monarki Absolut” dimana kekuasaan militer cukup besar.

Tahun 1952, tentara Amerika Serikat akhirnya menarik mundur pasukannya dari Jepang setelah kedua negara menandatangani perjanjian San Francisco. Praktis setelah itu, Jepang menjadi sekutu utama Amerika Serikat dalam membendung pengaruh komunis di Asia.

Selama Perang Korea 1950-1953, Jepang menjadi pangakalan utama tentara Amerika Serikat yang membantu Korea Selatan melawan Korea Utara yang dibantu oleh Uni Soviet dan Republik Rakyat Tiongkok. Pada masa Perang Korea tersebut juga Jepang membantu kebutuhan perang untuk Sekutu dan mengangkat perekonomian Jepang.

Setelah itu, Jepang mengalami kebangkitan besar di bidang ekonomi, hal ini kemudian dikenal sebagai “Keajaiban ekonomi Jepang pasca perang.” Investasi Amerika membantu kebangkitan ekonomi Jepang, ditambah lagi industri-industri Jepang yang sudah maju sebelum masa perang yang kemudian memindahkan haluannya di bidang non-militer.

Banyak produk-produk buatan Jepang yang diekspor ke pasar-pasar Internasional, terutama di bidang otomotif, elektronik, dan manufaktur. Bahkan Jepang mampu menjadi tuan rumah Olimpiade tahun 1964 yang menandakan ekonomi Jepang benar-benar pulih. Selain itu, Jepang juga membangun shinkansen, kereta cepat pertama di dunia pada tahun 1964. Shinkansen menjadi simbol kebangkitan Jepang.

Ledakan ekonomi Jepang berlangsung hingga dekade 1990-an. Pada tahun 1990, Jepang menjadi negara dengan ekonomi tertinggi kedua di dunia di bawah Amerika Serikat. Namun, sejak tahun 1990, Jepang mengalami stagnansi ekonomi dan perlambatan pertumbuhan penduduk.

Dekade yang Hilang, Stagnasi Ekonomi, Resesi Seks

Memasuki dekade 1990-an, Jepang mengalami stagnasi ekonomi yang disebabkan oleh runtuhnya gelembung harga aset pada tahun 1991. Pada tahun 1986 hingga 1991, terjadi Jepang mengalami ‘ekonomi gelembung’ dimana harga-harga real estate dan pasar saham meningkat pesat yang menyebabkan inflasi. Bank of Japan terus menaikkan suku bunga yang berakhir anti-klimaks pada 1991. Pada tahun 1991, harga-harga properti anjlok.

Para pengamat awalnya menyebut tahun 1990-an sebagai dekade yang hilang untuk Jepang dalam sejarah Jepang. Namun, karena stagnasi ekonomi Jepang berlanjut hingga 2010-an, maka istilahnya disebut ’30 Tahun Hilang’. Pertumbuhan PDB (Produk Domestik Bruto) Jepang hanya berkisar di antara 1,14% hingga tahun 2003.

Jepang kesulitan menghadapi kebangkitan ekonomi karena barang-barang ekspor andalan mereka mendapatkan persaingan dari negara lain, seperti Korea Selatan, Taiwan, Amerika Serikat, dan Tiongkok. Bahkan, Tiongkok menggeser posisi Jepang sebagai negara dengan ekonomi terbesar kedua pada dekade 2010-an.

Dampak resesi tersebut, membuat masyarakat Jepang lebih banyak menyimpan uang alih-alih membelanjakannya. Hal ini membuat perputaran ekonomi Jepang melambat.

Hal ini diperparah dengan penurunan populasi penduduk. Sejak tahun 1980-an, pertumbuhan penduduk Jepang melambat tiap tahunnya. Puncaknya terjadi pada tahun 2008, penduduk Jepang saat itu mencapai 128,1 juta orang. Setelah itu, populasi Jepang terus mengalami penurunan.

Karena menurunnya pertumbuhan penduduk, membuat jumlah penduduk produktif menurun drastis dan Jepang kekurangan tenaga. Karena banyak warga lanjut usia yang ada di Jepang, pemerintah pun harus lebih banyak menggelontorkan dana untuk mengurus warga lanjut usia. Pemerintah Jepang juga harus mengeluarkan dana ekstra untuk memberikan insentif kepada warga yang mau memiliki anak.

Ya itulah dia Sejarah Jepang modern. Sebagai sebuah negara  yang memiliki peradaban berusia 2000 tahun, Jepang telah mengalami berbagai pasang surut. Walaupun sekarang Jepang sedang mengalami stagnansi ekonomi, namun pamor Jepang sebagai negara maju tidak surut. Bahkan pemerintah Jepang pun mulai fokus mengembangkan sektor lainnya seperti Pariwisata.

Ikuti terus berita terbaru dari kanal-kanal Titip Jepang! Yuk, baca artikel lainnya di sini^^

Jangan lupa Ikuti juga media sosial Titip Jepang:

Instagram: @titipjepang
Twitter: @titipjepang
Facebook: Titip Jepang

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *