7 Fakta Menarik tentang Pulau Jeju, Surga Tropis Korea Selatan

Titip Jepang-Fakta Pulau Jeju

Pulau Jeju adalah destinasi wisata paling populer di Korea Selatan, dikenal dengan pemandangan alamnya yang memukau, budaya unik, serta legenda yang melekat erat dalam sejarahnya. Tidak hanya menjadi tempat favorit bagi wisatawan, Jeju juga sering muncul dalam berbagai drama dan manhwa terkenal. Berikut adalah tujuh fakta menarik tentang Pulau Jeju yang membuatnya begitu istimewa!

1. Asal-Usul Pulau Jeju: Diciptakan oleh Letusan Gunung Berapi

Gunung Hallasan menjadi titik pusat Pulau Jeju yang dapat dilihat dari hampir setiap sudut pulau | Foto diambil dari insidejeju.com
Citra satelit Pulau Jeju | Foto diambil dari wikipedia

Pulau Jeju terbentuk sekitar 2 juta tahun yang lalu akibat aktivitas vulkanik bawah laut. Di tengahnya, Gunung Hallasan menjulang setinggi 1.950 meter, menjadikannya puncak tertinggi di Korea Selatan sekaligus simbol megah pulau ini. Yang menarik, kawasan Gunung Hallasan memiliki beberapa zona iklim berbeda—puncaknya selalu diselimuti salju, sementara lereng bagian tengah beriklim sedang, dan daerah pesisir beriklim subtropis yang lebih hangat.

Di puncak Hallasan terdapat Baengnokdam yang berarti “Kolam Rusa Putih”. Dahulu, kawah ini memnag menjadi habitat rusa, tetapi kini mereka telah punah dan hanya tersisa spesies roebuck yang lebih kecil. Selain keindahan gunungnya, Jeju juga menyimpan keajaiban alam lainnya, termasuk situs warisan dunia UNESCO yang terkenal: Pulau Vulkanik dan Lava Terowongan, yang menjadi Saksi bisu sejarah geologi pulau ini.


2. Legenda Tiga Dewa Setengah, Pendiri Pulau Jeju

Ilustrasi pertemuan tiga dewa setengah manusia Pulau Jeju dengan tiga putri Raja Byeoknang | Foto diambil dari Jeju Tourism Organization

Pulau Jeju tidak hanya kaya akan keindahan alam, tetapi juga memiliki kisah mitologi yang menarik. Menurut legenda, sebelum ada kehidupan di pulau ini, tiga dewa setengah muncul di sebuah situs yang kini dikenal sebagai Samseonghyeol. Ketiganya—Go, Yang, dan Bu—disebut sebagai “eulla” atau kepala klan, dan menjadi nenek moyang dari tiga marga utama yang masih eksis di Jeju hingga kini.

Samseonghyeol, tiga lubang yang dipercaya sebagai tempat kemunculan tiga dewa setengah manusia | Foto diambil dari korealimited.com

Suatu hari, mereka menemukan sebuah kotak yang terdampar di pantai. Saat dibuka, di dalamnya terdapat sebuah kotak giok berbentuk telur burung, dijaga oleh seorang utusan dari Laut Timur. Kotak tersebut berisi anak sapi, anak kuda, dan benih dari lima jenis biji-bijian. Sang utusan membawa pesan dari Raja Byeoknang, yang memiliki tiga putri tetapi belum menemukan suami yang layak bagi mereka. Melihat ketiga dewa ini, sang raja memutuskan untuk mengirim putri-putrinya ke Jeju untuk menikah dengan mereka.

Setelah menyelesaikan upacara pernikahan mereka di Honinji, ketiga pasangan ini mulai bercocok tanam dan beternak, menciptakan kehidupan yang makmur. Dari sanalah lahir Negara Tamna, cikal bakal peradaban di Pulau Jeju. Legenda ini tetap hidup dalam budaya masyarakat setempat dan menjadi bagian dari identitas pulau ini.


3. Haenyeo, Sang Penyelam Wanita Tangguh

Haenyo sedang bekerja di Haenyoe Woman Diver Show Pulau Jeju, Korea Selatan | Foto diambil dari diveclock.com

Salah satu aspek paling unik dari Jeju adalah haenyeo, para wanita penyelam tradisional yang menyelam ke laut dalam tanpa alat bantu pernapasan untuk mencari hasil laut seperti abalon dan rumput laut. Keahlian ini diwariskan turun-temurun dan menjadi bagian dari kehidupan banyak keluarga di Jeju. Para haenyeo dikategorikan ke dalam tiga tingkat berdasarkan pengalaman: hagun (pemula), junggun (menengah), dan sanggun (ahli). Para sanggun tidak hanya memiliki keterampilan menyelam yang luar biasa tetapi juga berperan sebagai mentor bagi penyelam yang lebih muda.

Peralatan selam Haenyeo yang digunakan saat ini | Foto diambil dari diveclock.com

Sebelum menyelam, para haenyeo melakukan ritual khusus dengan mengucapkan doa kepada Jamsugut, dewi laut, untuk memohon perlindungan dan tangkapan yang melimpah. Tradisi ini tidak hanya diwariskan dalam keluarga tetapi juga diajarkan di sekolah, koperasi perikanan lokal, asosiasi haenyeo, Sekolah Haenyeo, dan bahkan di Museum Haenyeo untuk memastikan kelangsungan budaya ini.

Haenyeo telah menjadi bagian dari budaya Jeju selama berabad-abad dan kini diakui sebagai Warisan Budaya Takbenda UNESCO. Keberanian dan ketangguhan mereka dalam menghadapi gelombang laut menjadikan haenyeo sebagai simbol kekuatan perempuan Jeju yang tetap bertahan di tengah modernisasi.


4. Dol Hareubang, “Kakek Batu” Pelindung Pulau Jeju

Dol hareubang | Foto diambil dari korealimited.com

Saat berjalan-jalan di Pulau Jeju, Titipers pasti akan menemukan patung-patung batu dengan ekspresi wajah khas yang tersebar di berbagai sudut pulau. Patung-patung ini dikenal sebagai dol hareubang, yang berarti “kakek batu” dalam dialek Jeju. Dibuat dari batu basal vulkanik, dol hareubang dipercaya sebagai pelindung yang menjaga pulau dari roh jahat serta membawa keberuntungan.

Selain menjadi simbol perlindungan, dol hareubang juga dikaitkan dengan kesuburan. Menurut kepercayaan setempat, menggosok hidung patung ini diyakini bisa membantu pasangan yang ingin memiliki anak laki-laki, sedangkan menggosok telinganya dipercaya dapat membawa kelahiran anak perempuan. Kini, dol hareubang tidak hanya berfungsi sebagai penjaga simbolis, tetapi juga menjadi salah satu ikon budaya yang memperkaya daya tarik wisata Pulau Jeju.


5. Pulau Jeju Memiliki Bahasanya Sendiri

Meskipun Pulau Jeju merupakan bagian dari Korea, penduduk setempat memiliki bahasa mereka sendiri yang berbeda dari bahasa Korea standar. Bahasa Jeju begitu unik hingga dianggap sebagai bahasa tersendiri, bukan sekadar dialek. Sayangnya, sebagian besar penuturnya adalah generasi tua, sehingga bahasa ini terancam punah. Saat ini, upaya pelestarian dilakukan melalui pendidikan di sekolah-sekolah dan program budaya, agar generasi muda tetap bisa memahami dan menggunakan bahasa warisan ini.


6. Menjadi Latar dari Solo Leveling dan Island

Pulau Jeju di serial Solo Leveling

Keindahan dan suasana mistis Pulau Jeju sering menjadi latar dalam drama dan manhwa Korea. Dalam Solo Leveling, Jeju menjadi lokasi “Jeju Island Raid”, sebuah pertempuran epik antara pemburu dan monster yang menambah ketegangan dalam cerita. Sementara itu, manhwa Island, yang juga diadaptasi menjadi drama, menghadirkan Jeju sebagai pulau penuh misteri dengan unsur supranatural. Keindahan alam dan atmosfer mistisnya membuat Jeju menjadi latar yang sempurna untuk kisah-kisah penuh aksi dan petualangan.


7. Kuliner Khas Pulau Jeju

Beragam kuliner khas Jeju yang menggoda lidah | Foto diambil dari visitjeju

Wisata ke Jeju tidak akan lengkap tanpa mencicipi kuliner khasnya yang menggugah selera. Salah satu hidangan paling terkenal adalah Jeju Black Pork, daging babi hitam khas Jeju yang memiliki tekstur lembut dan cita rasa lebih kaya dibandingkan daging babi biasa. Biasanya, daging ini dipanggang di atas arang dan disajikan dengan garam khas Jeju serta saus pendamping yang semakin memperkaya rasa.

Selain daging babi hitam, abalon segar dari perairan Jeju juga menjadi hidangan favorit. Abalon ini sering diolah menjadi jeonbokjuk (bubur abalon), sup, atau dipanggang dengan mentega untuk menghasilkan rasa yang gurih dan lezat. Para haenyeo, penyelam wanita tradisional Jeju, sering menjadi pemasok utama abalon segar ini.

Jeju juga terkenal dengan hasil pertaniannya, terutama jeruk Hallabong, varietas jeruk khas Jeju yang memiliki rasa manis dengan sedikit sentuhan asam yang menyegarkan. Jeruk ini sering dikonsumsi langsung atau diolah menjadi jus, es krim, hingga permen. Selain itu, ada juga teh hijau Jeju yang ditanam di ladang teh vulkanik, menghasilkan aroma dan rasa yang lebih dalam dibandingkan teh hijau biasa.

Bagi pecinta makanan laut, hidangan seperti galchi-jorim (ikan hairtail pedas yang direbus dengan lobak dan bumbu khas) serta okdom-gui (ikan kakap merah panggang) juga wajib dicoba. Kedua hidangan ini memiliki cita rasa autentik yang semakin memperkaya pengalaman kuliner di Jeju.

Dengan keanekaragaman makanan khasnya, Pulau Jeju tidak hanya memanjakan mata dengan pemandangannya yang indah, tetapi juga menawarkan pengalaman gastronomi yang tak terlupakan bagi setiap pengunjung.


Pulau Jeju memang memiliki daya tarik luar biasa, mulai dari sejarah, mitologi, keindahan alam, hingga kuliner khasnya. Baik sebagai destinasi wisata maupun inspirasi dalam berbagai karya fiksi, Jeju tetap menjadi salah satu permata paling berharga di Korea Selatan. Jika Titipers berkesempatan mengunjungi Jeju, pastikan untuk menikmati segala keunikannya!

Artikel ini ditulis dari berbagai sumber.

Ikuti terus berita terbaru dari kanal-kanal Titip Jepang ya! Yuk, baca artikel lainnya  di sini ^^

Jangan lupa Ikuti juga media sosial  Titip Jepang:
Instagram: @titipjepang
Twitter:  @titipjepang
Facebook:  Titip Jepang