Kabuki – Seni Pertunjukan Tradisional Jepang yang Wajib Ditonton

Mengenal Lebih Jauh tentang Kabuki

Pernahkah Titipers menikmati pertunjukan Kabuki saat mengunjungi Jepang? Pertunjukan yang terkenal dengan kostum berwarna cerah nan ekspresif dan para aktor yang dilukis ini merupakan simbol dari salah satu bentuk kesenian Jepang yang paling terkenal. Istilah dalam karakter tulisan kanjinya mewakili tiga elemen inti dari ka-bu-ki yakni lagu 歌, tari 舞, dan keterampilan 伎. Akan tetapi karakter ini adalah ejaan modern, istilah artinya diyakini berasal dari kata kerja “kabuku”, yang berarti “luar biasa”.

Seni pertunjukan tersebut telah ditetapkan sebagai aset budaya takbenda sejak tahun 1965. Diikuti pengakuan UNESCO yang mengakui seni tersebut sebagai salah satu dari 43 Mahakarya Lisan dan Warisan Takbenda Manusia pada tahun 2005. Hingga saat ini, kabuki menjadi seni tradisional yang sangat dihargai di seluruh dunia.

BACA JUGA: Ragam Seni dan Kerajinan Tradisional Tohoku: Lokasi dan Rute Perjalanan

SEJARAH

blog-kabuki-0
Perintis Kabuki, Izumo no Okuni sedang berpakaian laki-laki

Sejarah Kabuki dimulai sejak tahun 1603 dengan pertunjukan dramatari yang dibawakan wanita bernama Okuni di kuil Kitano Temangu, Kyoto. Kemungkinan besar Okuni adalah seorang miko kuil Izumo Taisha, tetapi mungkin juga ia adalah seorang kawaramono (sebutan menghina untuk kasta rendah yang tinggal di tepi sungai). Identitas Okuni yang sebenarnya tidak dapat diketahui secara pasti.

Tari yang dibawakan Okuni diiringi dengan lagu yang populer di masa itu. Ia berpakaian mencolok seperti laki-laki dan bertingkah laku tidak wajar seperti orang aneh sehingga lahirlah suatu bentuk kesenian baru yang kemudian kita kenal sebagai Kabuki. Panggung yang digunakan saat itu adalah panggung Noh.

Kesenian baru yang dibawakan Okuni mendadak menjadi sangat populer, sehingga bermunculan kelompok pertunjukan kabuki imitasi yang menirunya. Pertunjukan kabuki yang dibawakan sekelompok wanita penghibur disebut Onna-kabuki sedangkan kabuki yang dibawakan remaja laki-laki disebut Wakashu-kabuki. Keshogunan Tokugawa menilai pertunjukan kabuki yang dibawakan kelompok wanita penghibur sudah melewati batas moral, sehingga pada tahun 1629, Onna-kabuki dilarang dipentaskan. disusul  Wakashu-kabuki yang ikut dilarang pada tahun 1652 karena menjadi bentuk pelacuran terselubung.

Sebagai bentuk protes atas dilarangnya kedua pementasan tersebut, dibuatlah pertunjukan Yarō kabuki di mana seluruh pemainnya adalah pria dewasa. Aktor kabuki yang seluruhnya pria dewasa ini juga memerankan peran sebagai wanita, melahirkan “konsep baru”  dalam dunia estetika. Kesenian ini kemudian terus berkembang dan berlanjut hingga sekarang.

PEMBAGIAN KATEGORI

gambar diambil dari tsunagujapan

Dalam perkembangannya, kabuki kemudian dibagi menjadi berbagai golongan yang akan dijelaskan berikut ini:

  • Kabuki-odori (kabuki tarian)
    Merupakan pertunjukan kabuki saat masih dibawakan Okuni hingga masa kepopuleran Wakashu-kabuki, remaja laki-laki menari diiringi lagu populer dan disertai dengan akrobat. Pertunjukan ini kebih banyak tarian dan lagu dibandingkan dengan porsi drama yang ditampilkan
  • Kabuki-geki (kabuki sandiwara)
    Merupakan pertunjukan sandiwara yang ditujukan untuk penduduk kota zaman Edo dan berintikan sandiwara serta tarian. Tema yang dibawakan bisa berupa tokoh sejarah, slice of life, maupun kisah peristiwa kejahatan.

VISUAL

sumber gambar diambil dari tsunagujapan

Para aktor kabuki menggunakan make-up dan cat khusus wajah yang disebut kumadori, yang mengibaratkan pembuluh darah dan otot di wajah dengan warna putih, merah, biru, dan coklat. Warna yang berbeda digunakan untuk setiap peran, misal peran utama menggunakan warna merah yang energik sedangkan peran penjahat memakai warna biru yang dingin.

Kostum kabuki jauh lebih hidup dan mewah dibandingkan kimono pada umumnya, agar dapat terlihat menonjol di atas panggung. Khusus untuk kostum peran perempuan dibuat dengan sangat kreatif untuk mencerminkan sifat-sifat tertentu dan juga peran-perannya, contoh umumnya kimono merah untuk putri Raja, sedangkan selir menggunakan kimono flambloyan dengan bordir yang mewah.

PANGGUNG

Panggung kabuki umumnya memiliki struktur yang berbeda dnegan panggung teater pada umumnya. Fitur paling khas yang terdapat di panggung ini adalah Hanamichi, yang berarti “jalan bunga”, yang menghubungkan panggung hingga sampai ke bagian belakang teater melalui para penonton. Hal ini digunakan dalam pertunjukan dinamis seperti saat para aktor berlari ke atas panggung untuk melakukan “mie” – sebuah pose di mana para aktor terdaim dan memindahkan fokus pada ekspresi wajah yang kuat. Selain itu, panggung kabuki juga memiliki ruang bawah tanah yang disebut Naraku.

MUSIK KABUKI

Musik pengiring kabuki dibagi berdasarkan arah sumber suara. Musik yang dimainkan di sisi kanan panggung dari arah penonton disebut Gidayubushi, Takemoto adalah sebutan untuk Gidayubushi khusus untuk kabuki. Selain itu, musik yang dimainkan di sisi kiri panggung dari arah penonton disebut Geza ongaku, sedangkan yang dimainkan di atas panggung disebut Debayashi.

KAPAN WAKTU TERBAIK UNTUK MENONTON KABUKI DI JEPANG?

Sudah menjadi sebuah tradisi bagi masyarakat Jepang untuk menonton kabuki di akhir tahun dan di awal musim semi. Jika Titipers akan berkunjung ke Jepang selama periode tersebut, sebaiknya luangkan waktu sejenak untuk menonton seni pertunjukan klasik ini.

DIMANA BISA MENONTON KABUKI?

Di masa lalu, pertunjukan ini hanya dilakukan di tempat-tempat tertentu di kota-kota besar seperti Edo, Osaka, dan Kyoto. Saat ini, Titipers dapat dengan mudah menikmatinya di teater-teater tertentu dengan kursi bergaya Barat. Berikut adalah beberapa tempat yang bisa kalian datangi untuk menyaksikan seni ini:

Teater Kabukiza

Di atas Stasiun Higashi-Ginza (Jalur Subway Hibiya/Asakusa)

Kabuki di distrik Ginza Tokyo dibangun kembali dan dibuka kembali pada tahun 2013. Kabukiza sangat mirip dengan pendahulunya kecuali gedung pencakar langit yang sekarang berdiri di atasnya. Ini merupakan teater yang paling mudah untuk diakses wisatawan asing dengan pementasan drama hampir setiap hai dan menawarkan tiket satu babak serta panduan audio berbahasa Inggris.

Teater Minamiza Kyoto

Di distrik Gion, tepat di sebelah Stasiun Keihan Gion-shijo atau 5 menit berjalan kaki dari Stasiun Hankyu Kawaramachi

Beberapa pertunjukan per tahun, masing-masing berlangsung antara tiga hingga empat minggu, biasanya ditampilkan di Teater Minamiza. Perangkat informasi berbahasa Inggris mungkin tersedia atau tidak, tergantung pada kinerjanya

Teater Shochikuza Osaka

Di Distrik Dotombori dekat Stasiun Namba

Beberapa pertunjukan per tahun, masing-masing berlangsung antara tiga hingga empat minggu, biasanya dipentaskan di teater Shochikuza.

Teater Hakataza Fukuoka

Di sebelah Stasiun Kereta Bawah Tanah Nakasu Kawabata

Beberapa pertunjukan per tahun, masing-masing berlangsung antara tiga hingga empat minggu, biasanya ditampilkan di Teater Hakataza

Selain teater yang telah disebutkan di atas, ada juga Teater Nasional yang saat ini sedang dalam rekonstruksi. Teater ini menawarkan pertunjukan kabuki selama beberapa bulan dalam setahun, dengan perangkat informasi berbahasa Inggris tersedia untuk disewa sebelum pandemi virus corona. Teater ini dijadwalkan untuk dibuka kembali pada tahun 2029.

Sedangkan daftar berikut adalah teater-teater yang sudah tidak lgi berfungsi sebagai tempat pertunjukan, namun tetap dipertahankan agar pengunjung dapat merasakan nuansa teater kabuki tradisional. Salah satu ciri khasnya adalah tidak adanya kursi bergaya Barat, sebaliknya penonto akan duduk di atas bantal yang diletakkan di lantai dalam area persegi yang dipisahkan oleh balok kayu.

Teater Kanamariuza Kotohira

15-20 menit berjalan kaki dari Stasiun JR Kotohira atau Stasiun Kotoden Kotohira

Teater bersejarah yang indah ini terbuka bagi wisatawan untuk dijelajahi sendiri. Pertunjukan kabuki hanya diadakan selama beberapa minggu di bulan April.

Teater Uchikoza Uchiko

5-10 menit berjalan kaki dari Stasiun JR Uchiko

Juga terletak di Shikoku, Teater Uchikoza dulunya menggelar pertunjukan kabuki dan bunraku, namun kini hanya pertunjukan bunraku yang jarang diadakan. Hampir sepanjang tahun, teater ini terbuka untuk dijelajahi wisatawan.

Itulah tadi penjelasan sekilas mengenai Kabuki dan di mana Titipers bisa menontonnya. Ikuti terus berita terbaru dari kanal-kanal Titip Jepang! Yuk, baca artikel lainnya di sini^^

sumber: wikipedia ; japanlive ; japan-guide

Jangan lupa ikuti juga media sosial Titip Jepang:
Instagram: @titipjepang
Twitter: @titipjepang
Facebook: Titip Jepang

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *