Sadako, Kisah Tragis Seorang Gadis Melankolis  

Sadako-Kisah-Tragis-Seorang-Gadis-Melankolis

Dari banyaknya hantu dan kisah horor dari Jepang, Sadako termasuk salah satu hantu yang paling populer. Jika disandingkan dengan hantu Indonesia, kepopulerannya hampir setara dengan sosok kuntilanak. Tiap kali mendengar nama Sadako, akan terbayang sosok perempuan dengan rambut panjang dan wajah menyeramkan yang keluar dari televisi. Kisah tentang Sadako mulai populer di seluruh dunia dari film The Ring yang dirilis pada 18 Oktober 2001 hasil adaptasi novel karya Koji Suzuki.

Sadako-Kisah-Tragis-Seorang-Gadis-Melankolis

 Asal Usul Hantu Sadako 

Kisah tentang Sadako didasarkan dari kisah nyata seorang gadis perempuan bernama Sadako Yamamura yang hidup pada tahun 1990-an. Sadako merupakan  gadis yang pendiam, melankolis  dan memiliki pembawaan layaknya orang depresi. Sejak kecil ia selalu sendirian, mengurung diri dan tidak pernah bermain dengan anak seusianya.

Ibu Sadako merupakan seorang cenayang yang memiliki kemampuan gaib. Ia kerap kali melakukan praktik paranormal. Suatu ketika ia melakukan percobaan psikis dengan seorang dokter, namun sang dokter justru menuduh Ibu Sadako pembohong dan memalsukan informasi terkait kemampuan spiritualnya. Akhirnya Ibu Sadako memilih untuk bunuh diri karena tidak kuat dengan tuduhan yang dilontarkan oleh para dokter.

Kemampuan cenayang sang ibu ternyata diwarisi oleh Sadako. Setelah kematian ibunya, Sadako semakin tertekan — ditambah  ia tinggal dengan ayah yang kasar. Seiring bertambahnya usia, ia mempelajari secara mandiri kekuatan psikis yang diwariskan ibunya dan kemampuan spiritual Sadako semakin meningkat. Mengetahui hal ini, Sadako dibawa oleh ayahnya ke dokter yang pernah melakukan praktik eksperimen dengan sang ibu.

Sadako-Kisah-Tragis-Seorang-Gadis-Melankolis

Sadako dipaksa untuk melakukan eksperimen, sama seperti yang dilakukan sang dokter bersama sang ibu dulu. Sadako dipaksa menggunakan pikirannya untuk membuat kalimat dan gambar muncul dalam film fotografi. Di Jepang, hal ini disebut “Nensha” atau Thought-Photography. Sadako berhasil menghasilkan bermacam Thought-Photography yang tidak masuk akal jika dinalar secara logika.

Sang dokter kembali ingin mempublikasikan hasil eksperimennya yang kali ini dilakukan dengan Sadako. Karena teringat dengan yang terjadi pada sang ibu, Sadako menolak dan melarikan diri. Selanjutnya tak ada yang tahu persis apa yang terjadi terhadap Sadako. Menurut cerita yang beredar ia diceburkan ke sumur tua dalam kondisi hidup-hidup. Sadako mencoba untuk terus naik ke atas, ia merangkak hingga kuku dan pergelangan tangannya patah namun tidak berhasil. Di hari ke-7 akhirnya Sadako mati dalam keadaan penuh dendam dan kebencian. Ia bersumpah untuk membalaskan dendamnya.

Dengan kemampuan spiritual yang dimilkinya, Sadako membalaskan dendamnya dengan secara tiba-tiba masuk ke dalam rekaman video misterius. Ia muncul sebagai sosok wanita dengan rambut panjang menutupi muka yang menyeramkan serta mengenakan gaun putih.

 

 Kutukan Sadako 

Sadako-Kisah-Tragis-Seorang-Gadis-Melankolis

Menurut cerita yang beredar, jika ada orang yang melihat video Sadako tersebut maka setelah 7 hari ia akan mati. Cara satu-satunya untuk keluar dari kutukan ini adalah dengan membuat salinan videonya dan memberikannya kepada orang lain.

Serem banget ya, Titipers?

Kalo hantu Jepang paling horror menurut Titipers apa, nih? Komen dibawah ya!

Sumber : scaryforkids.com

 

Ikuti juga media sosial Titip Jepang:
Instagram: @titipjepang
Twitter: @titipjepang
Facebook: Titip Jepang

One thought on “Sadako, Kisah Tragis Seorang Gadis Melankolis  

  1. vianimmanuels says:

    Kalo hantu Jepang paling horror menurut Titipers apa, nih? Komen dibawah ya!

    Mimiko dari One Missed Call dan Kayako dari Ju-On
    Sadako datang karena kamu memang nyari masalah nonton pakai pemutar vhs. Eh skrg juga kaga ada yg kena kecuali Sadako mampir ke Netflix ya.
    Tapi yg punya hp masih banyak. Kamu juga bisa didatangi Kayako hanya karena bernafas di 1 ruangan yang sama dgn yg dikutuk. Orang lain yg salah, kita yg kena.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *