Bagaimana Orang Jepang Menghabiskan Libur Tahun Baru 2023?
Tahun baru menjadi momen spesial untuk berkumpul bersama keluarga dan orang terkasih. Namun peralihan dari pandemi ke pasca pandemi masih mempengaruhi tradisi perkumpulan keluarga di liburan tahun baru 2023. Salah satunya adalah tradisi tahun baru keluarga di Jepang yang biasanya makan makanan osechi (makanan Tahun Baru dengan nama keberuntungan) yang mewah dan mahal bersama keluarga.
Walaupun negara sakura sudah membuka perbatasan negara mereka untuk wisatawan yang ingin berkunjung. Tetapi sebagian dari warga Jepang juga belum berkumpul bersama keluarga mereka.
Maka dari itu, sebuah survey dilakukan oleh perusahaan Jepang bernama Shokubunka untuk mengetahui apakah pandemi mempengaruhi rencana liburan tahun baru masyarakat Jepang.
Dalam survey tersebut terdapat beberapa buah pertanyaan yang berisikan aktivitas yang akan dilakukan oleh rakyat Jepang di tahun baru 2023 :
Apa rencana Anda untuk Tahun Baru tahun ini?
- Tidak banyak–santai di rumah (42,9 persen)
- Mengunjungi kuil Shinto atau kuil Buddha untuk pertama kalinya pada Tahun Baru (39,5 persen)
- Menyapa kerabat dan teman setempat (17,4 persen)
- Belanja penjualan hari pertama tahun ini (12,9 persen)
- Menyaksikan matahari terbit pertama di tahun baru (7,7 persen)
- Melakukan perjalanan (4,4 persen)
Menurut survey, sebagian besar masyarakat Jepang lebih memilih untuk merayakan hari spesial ini di rumah dan bersantai. Dan sebagian lainnya mengunjungi kuil untuk berdoa di awal tahun. Hanya sedikit yang pergi keluar untuk mengunjungi dan menyapa keluarga atau kerabat.
Bergantung pada situasi COVID-19, apakah ada kemungkinan rencana Anda untuk keluar atau melakukan hal lain dapat berubah?
- Tidak (36,1 persen)
- Ya (32,7 persen)
- Saya tidak yakin (31,2 persen)
Jepang sempat mengalami gelombang paparan covid-19 ke-8. Kondisi ini membuat para penduduk yang sudah memiliki rencana untuk keluar bisa jadi berubah sewaktu2 tergantung keadaan. Begitu pula sebaliknya.
Bagaimana cara Anda menghabiskan Tahun Baru berubah sejak awal pandemi?
- Saya istirahat di rumah tanpa keluar (55,6 persen)
- Saya tidak melakukan kebiasaan yang sama seperti yang biasa saya lakukan setiap tahun (26,3 persen)
- Jumlah uang yang saya keluarkan untuk makanan naik (21,7 persen)
- Frekuensi saya memesan makanan telah meningkat (8,1 persen)
- Saya mengunjungi kuil atau vihara dan melihat kerabat secara virtual (4,1 persen)
- Lainnya (12,1 persen)
Sebagian besar menjawab hanya beristirahat di rumah. Inilah kegiatan yang dilakukan saat tahun baru setelah dipengaruhi oleh pandemi. Mirip seperti tradisi lama orang Jepang yaitu gorogoro atau bermalas malasan di rumah dengan tv atau buku serta cemilan.
Menurut Anda, apa yang akan Anda habiskan paling banyak uang di Tahun Baru ini?
- Makanan (59,4 persen)
- Belanja (16,2 persen)
- Perjalanan (7,8 persen)
- Kenyamanan (4,1 persen)
- Otoshidama (uang Tahun Baru untuk anak-anak) (3,5 persen)
- Lainnya (9,0 persen)
Uniknya hampir 60 persen responden menjawab menghabiskan uang mereka pada makanan di tahun baru. Seperti yang disebutkan sebelumnya bahwa frekuensi pemesanan di tahun baru meningkat sebesar 8,1 persen. Sepertinya tradisi makan makanan osechi mulai pudar, hanya sedikit yang melakukannya.
Bagaimana Anda menyiapkan makanan untuk liburan?
- Keluarga dan kerabat saya yang(44,9 persen)
- Saya membuatnya sendiri (40,1 persen)
- Saya membelinya di lingkungan sekitar (31,6 persen)
- Saya makan di luar (18,0 persen)
- Saya memesannya secara online (14,1 persen)
- Lainnya (2,4 persen)
Banyak yang membuat makanan nya sendiri dirumah ataupun bersama keluarga. Dan sebagian lainnya membeli dari luar, makan di luar ataupun memesannya secara online.
Makanan “mewah” apa yang Anda inginkan di Tahun Baru (tidak termasuk osechi dan toshikoshi soba [“soba lintas tahun”])?
- Sushi (46,1 persen)
- Kepiting (37,8 persen)
- Sukiyaki (29,9 persen)
- Yakiniku (19,8 persen)
- Tidak ada yang istimewa (15,5 persen)
- Shabushabu (12,3 persen)
Sushi menjadi makanan ‘mewah’ terfavorit orang Jepang diikuti kepiting dan sukiyaki. Karena makanan tersebut biasa dimakan saat perayaan dan special occasion lainnya. Sementara sebagian kecil responden tidak memakan makanan yang istimewa.
Pernahkah Anda berpikir bahwa Anda gagal saat membeli makanan untuk Tahun Baru?
- Tidak (76,1 persen)
- Ya (23,9 persen)
Makanan tahun baru memang terkadang diluar ekspetasi kita sebagai pembeli. Sebagian kecil masyarakat Jepang yang menjawab ‘Ya’ mendapatkan pengalaman yang kurang baik. Seperti porsi makanan yang terlalu kecil dengan harga yang fantastis, makanan yang kurang enak, bahkan osechi yang disajikan berbeda dari foto yang ditampilkan.
Begitulah new year eve yang dijalani oleh masyarakat Jepang. Kewaspadaan terhadap covid-19 masih mempengaruhi rencana liburan tahun baru. Dan banyak dari mereka yang hanya menikmati makanan yang lezat sendiri ataupun bersama keluarga di rumah.
Bagaimana dengan Indonesia ya Titipers? Apakah kalian merayakan tahun baru di rumah saja?
Ikuti terus berita terbaru dari kanal-kanal Titip Jepang! Yuk, baca artikel lainnya di sini^^
Sumber: Soranews24
Jangan lupa Ikuti juga media sosial Titip Jepang:
Instagram: @titipjepang
Twitter: @titipjepang
Facebook: Titip Jepang