Luncurkan Booster Vaksin Omicron, Pemerintah Jepang Perpanjang Larangan Kedatangan WNA
Pemerintah Jepang dan Perdana Menteri Fumio Kishida mengeluarkan booster vaksin pada hari Selasa dalam upaya memutus rantai penyebaran varian Omicron. Pemerintah bertujuan memberikan suntikan booster vaksin kepada sekitar 31 juta penduduk. Di antaranya untuk dokter, perawat, penghuni/pekerja panti jompo, dan warga lanjut usia. Mereka berencana akan mengeluarkan booster vaksin untuk warga lain pada bulan Maret.
Selain itu Pasukan Bela Diri akan membantu pemerintah Jepang dengan mendirikan beberapa kamp dalam rangka memperpanjang pembatasan dan menetapkan larangan wisatawan asing. Tindakan tersebut dimulai sejak akhir November dan akan tetap berlaku hingga akhir Februari.
Pemerintah juga berencana mendorong vaksinasi untuk anak-anak usia 12 tahun dan selanjutnya untuk yang berusia >12 tahun. Rencana diharapkan bisa membantu percepatan kegiatan belajar mengajar yang fleksibel agar siswa dapat mengikuti ujian ulang. Oleh karena itu mereka meminta sekolah memulai kegiatan penerimaan siswa baru setelah tahun ajaran baru pada bulan April.
Pemerintah Jepang mengumumkan keadaan kuasi darurat di prefektur Okinawa, Yamaguchi dan Hiroshima pada Jum’at lalu seiring dengan meningkatnya kasus infeksi baru dari penyakit baru corona virus (COVID-19). Keadaan kuasi darurat ini akan aktif sejak hari Minggu sampai 31 Januari.
Jepang melaporkan 6.394 kasus baru pada hari Selasa. Secara bersamaan Tokyo melaporkan 962 kasus baru. Lalu pada hari Jum’at Okinawa mencatat 1.414 kasus, hal ini catatan pertama kalinya prefektur Okinawa mencatat lebih dari 1.000 kasus baru dalam satu hari. Pada hari Kamis Yamaguchi melaporkan 180 kasus, sementara Hiroshima melaporkan rekor 492.
Hingga pekan lalu, Jepang belum melaporkan lebih dari 4.000 jumlah kasus baru ini berlipat ganda setiap satu sampai dua hari dalam minggu ini di Okinawa, Tokyo dan prefektur lainnya. Kepala Japan Medical Association, Toshio Nakagawa sempat mengungkapkan, “Saya pikir kami sudah memasuki gelombang keenam di negara ini”.
Gubernur Tokyo, Yuriko Koike berkata bahwa Tokyo saat ini belum berencana untuk mengajukan permintaan kepada pemerintah pusat untuk keadaan kuasi darurat. Namun, dia menambahkan bahwa pertarungan melawan COVID-19 sudah memasuki fase baru, dan dia terus berkonsultasi dengan para ahli dalam merencankan tindak pencegahan dengan terus memantau situasi.
Kasus baru di Okinawa hampir semuanya ada di klaster yang dimulai dari markas Kamp Hansen milik U.S. Marine Corps yang berawal sejak bulan lalu. Stasiun Udara Iwakuni milik U.S. Marine Corps di Yamaguchi juga melaporkan adanya klaster infeksi baru.
Pada keadaan kuasi darurat sebelumnya, yang memiliki peraturan yang sedikit lebih longgar dibandingkan keadaan darurat penuh; menginstruksikan untuk kedai-kedai makanan dan minuman agar menghentikan penjualan alkohol, membatasi jam buka dan membatasi jumlah pelanggan. Pemerintah juga menawarkan kompensasi keuangan agar bisnis bisa menaati panduan yang berlaku dan menerapkan langkah-langkah anti-virus tambahan.
Jepang sudah mengakhiri keadaan darurat penuh di 19 prefektur pada September tahun lalu. Keadaan darurat dimulai sejak Juli (meskipun Okinawa sudah berada dalam kondisi darurat selama empat bulan sebelumnya).
Sumber: animenewsnetwork.com
Jangan lupa Ikuti juga media sosial Titip Jepang:
Instagram: @titipjepang
Twitter: @titipjepang
Facebook: Titip Jepang