REVIEW FILM Kembang Api: Remake Film Jepang Tentang Bunuh Diri

Titip Jepang - review film kembang api

Falcon Pictures, rumah produksi film Indonesia kembali me-remake film luar negeri. Jika di tahun 2022 lalu mereka me-remake film Korea berjudul Miracle in Cell no. 7. Tahun ini mereka membuat remake film dari Jepang, 3ft Ball & Souls karya Yoshio Kato yang tayang pada 2017 lalu. Remake versi Indonesia tersebut dibuat dengan judul Kembang Api yang disutradarai oleh Herwin Novianto, rilis sejak 2 Maret 2023 lalu.

Film Kembang Api ini mengisahkan tentang empat orang yang ingin bunuh diri dengan meledakkan diri menggunakan kembang api. Mereka berempat yang dibintangi oleh Donny Damara, Ringgo Agus Rahman, Marsha Timothy, dan Hanggini mempunyai problem sendiri.

Namun, saat mereka meledakkan diri tersebut, tiba-tiba saja mereka harus kembali lagi ke waktu sebelum mereka bunuh diri. Hal itu terus terjadi selama berulang-ulang atau Time Loop.

Di sini, saya langsung menonton Kembang Api sebelum menonton versi original dari Jepang. Jadi, ketika saya menonton film ini, saya tidak punya bayang-bayang bagaimana arah film ini kemudian, atau membanding-bandingkan dengan versi original-nya. Saya sendiri baru menonton versi Jepang nya setelah menonton versi Indonesia.

 ISU DEPRESI 

Karena film ini mengambil tema ‘bunuh diri’, tentu saja isu yang diangkat dalam film ini adalah mengenai masalah kesehatan mental yang memicu depresi. Setiap tokoh memiliki alasan tersendiri untuk memutuskan bunuh diri.

Pada awalnya mereka memiliki aturan, bahwa masing-masing dari mereka tidak boleh mengumbar privasi masing-masing. Namun hal ini menjadi pelik, karena salah satu orang yang ingin bunuh diri adalah anak SMA, yakni Anggun (Hanggini).

Tiga orang yang lainnya cukup menyayangkan Anggun yang masih SMA tersebut memutuskan bunuh diri. Karena mereka menganggap kehidupan Anggun masih panjang dan punya harapan untuk hidup. Tapi Anggun tetap keras kepala, dan mengatakan bahwa “semua usia berhak untuk bunuh diri”, “kalian semua tidak usah sok tahu dengan kehidupan saya”.

“Urip Iku Urup” (Hidup itu nyala) sebuah falsafah dari bahasa Jawa yang bermakna bahwa hidup kita itu harus menjadi “cahaya” bagi orang lain. Kalimat tersebut dituliskan pada bola kembang api yang akan meledakkan mereka. Karena menurutnya, hidup kita itu menyala, harus bermanfaat untuk orang lain. Sebuah ironi, karena dia malah bunuh diri dan bisa saja itu membuat sedih orang yang ditinggal.

Setelah mereka berkali-kali mengalami Time Loop, mereka mulai menceritakan kehidupan masing-masing, di antara mereka bahkan saling meremehkan depresi masing-masing, menganggap enteng masalah yang lain. Dari sinilah juga, mereka pun coba mencegah satu sama lain untuk bunuh diri, dan saling meyakinkan bahwa hidup mereka itu berarti.

Bola kembang api versi Indonesia

 

 LEBIH BAIK DARI JEPANG? 

Seperti yang saya jelaskan di atas, saya lebih dulu menonton versi Indonesia daripada versi Jepang. Memang benar kata orang, yang pertama memang lebih berkesan. Bagaimana perbandingan keduanya? Narasi plotnya sebenarnya kurang lebih sama dengan versi Jepang. Mulai dari problem masing-masing tokoh, topik pembahasan, bahkan susunan orang yang mengalami kejadian Time Loop pun juga sama dengan versi Jepang.

Namun bukan berarti tidak ada perbedaan. Versi Indonesia memiliki beragam improvisasi, di antaranya adalah dialog. Di sinilah keunggulan versi Indonesia, dialog pada versi Indonesia lebih diperdalam daripada versi Jepang. Isi obrolan mereka bisa membuat mereka mendapatkan chemistry satu sama lain. Berbeda dengan versi Jepang yang isi obrolan mereka kurang dalam, tapi mereka malah sudah bisa memahami satu sama lain.

Selain dari dialog, susunan narasi plot versi Indonesia lebih rapi daripada versi Jepang. Saat film versi Jepang melewati paruh pertama, plotnya mengalir apa adanya. Sedangkan versi Indonesia, mereka merapikan plot sehingga kita bisa mengerti problem mereka.

Bola kembang api versi Jepang

 WORTH TO WATCH OR SKIP IT? 

Film ini merupakan sajian karya anak bangsa yang tidak mengecewakan. Di film ini kita disajikan humor-humor pada beberapa adegan, kemudian kita diajak untuk menangis bersama. Dari film ini kita bisa memetik pesan moral berharga, bahwa hidup kita itu berarti.

Kalian tidak harus untuk menonton versi original-nya terlebih dahulu. Namun, jika ingin menonton 3ft Ball & Souls terlebih dahulu, kalian bisa menontonnya melalui platform streaming Amazon Prime atau Apple TV.

Ikuti terus berita terbaru dari kanal-kanal Titip Jepang ya! Yuk, baca artikel lainnya di sini^^

Jangan lupa Ikuti juga media sosial Titip Jepang:
Instagram: h@titipjepang
Twitter: @titipjepang
Facebook: Titip Jepang

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *