Review Godzilla (2014) – Kembalinya Sang Raja Monster

blog-review godzilla (2014)-0

Dunia dilanda kemunculan makhluk-makhluk mengerikan, tapi mungkin hanya satu dari mereka yang bisa menyelamatkan umat manusia..

Satu lagi film Godzilla garapan Legendary Picture yang akan kita bahas. Film berjudul Godzilla (2014) ini disutradarai oleh Gareth Edwards. Sebagai film pertama dalam MonsterVerse yang me-reboot film Godzilla milik Toho, film ini termasuk sukses menarik perhatian para penggemar Godzilla.

Sinopsis Godzilla (2014)

Pada tahun 1954, Godzilla, dibujuk ke Bikini Altol dalam dalam upaya untuk membunuhnya dengan bom nuklir. Puluhan tahun kemudian, tepatnya pada 1999, ilmuwan Monarch Ishiro Serizawa dan Vivienne Graham menyelidiki kerangka monster yang mirip dengan Godzilla di sebuah tambang uranium di Filipina. Mereka juga menemukan dua spora raksasa, satu tidak aktif dan satu sudah menetas, serta jejak menuju laut.

Di Jepang, Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Janjira mengalami aktivitas seismik yang tidak biasa, Supervisor Joe Brody mengirim istrinya Sandra untuk memimpin tim teknisi ke dalam reaktor. Namun, guncangan yang terjadi tiba-tiba menghancurkan reaktor, memaksa Joe menutup pintu reaktor sebelum Sandra dan tim dapat melarikan diri.

Lima belas tahun kemudian, Joe kembali bersama anaknya Ford, untuk mencari tahu penyebab kehancuran reaktor serta mengambil data penting dari reruntuhan rumah lama mereka.

Namun, malah tertangkap dan dibawa ke fasilitas rahasia. Fasilitas ini menampung kepompong raksasa yang diketahui telah memakan reaktor pabrik selama 15 tahun dan memancarkan gelombang elektromagnetik yang semakin kuat dari waktu ke waktu.

Makhluk mirip serangga bersayap raksasa muncul dari kepompong dan melarikan diri sembari menghancurkan fasilitas tersebut. Makhluk ini kemudian dijuluki sebagai “MUTO” (Massive Unidentifies Terrestrial Organism), makhluk penyebab kecelakaan yang terjadi di Janjira 15 tahun yang lalu.

MUTO diketahui tengah mengirimkan sinyal kepada makhluk lain. Menyebabkan Godzilla terbangun dari tidur panjangnya dan mulai mengejarnya.Pertarungan pun sempat terjadi antara keduanya, hingga berakhir dengan MUTO yang terbang menjauh.

Sementara itu, di fasilitas limbah nuklir Nevada, MUTO kedua yang lebih besar dan tidak bersayap muncul dan menghancurkan Las Vegas. Sekarang harapan terakhir umat manusia adalah Godzilla.

Bangkitnya kembali sang raja monster

Godzilla (2014) merupakan reboot dari Godzilla (1954) yang dibuat oleh Toho. Sehingga cerita dalam film ini diawali dengan secuil kisah dari tahun 1954. Desain Godzilla-nya pun terinspirasi oleh kostum Godzilla yang digunakan pada tahun 1954.

Edward mengatakan bahwa Godzilla garapannya tetap setia dengan yang terdahulu dalam segala aspek.

Fokus pada pertarungan antar monster

blog-review godzilla (2014)-1
sumber gambar: pinterest

Dari segi karakter manusianya, bisa dibilang 50:50. Bryan Cranston berhasil memberikan penampilan kesan dari awal cerita. Namun, karakternya keluar dengan terlalu cepat, meninggalkan Ford Brody yang terkesan kaku.

Dan seperti film monster pada umumnya, fokus lebih kepada monster-monsternya bukan ke karakter manusianya. Tokoh manusia di sini hanyalah sebagai cerita sampingan untuk mendukung cerita sang monster.

Efek khusus dan desain produksi

Gareth Edward berhasil menciptakan dunia yang mengesankan di mana para monster hidup tersembunyi dari manusia. Ia juga berhasil menggambarkan kehancuran masif akibat bangkitnya para makhluk raksasa ini.

Godzilla sendiri digambarkan dengan skala yang mengagumkan. Setiap adegan pertarungan antara Godzilla dan MUTO menampilkan adegan epik yang benar-benar menegangkan. Apalagi saat ekor Godzilla menyala terang berwarna biru.

Lalu, bagian paling menarik adalah saat Godzilla merasa kelelahan setelah bertarung. Saya sedikit tersenyum melihat Godzilla yang berkemanusiaan seperti ini.

Teknik pengambilan gambarnya juga bagus. Godzilla yang terkadang hanya muncul sebagian atau berupa bayangan dalam kepulan asap. Kaki Godzilla yang diambil secara close up membuat saya terkejut sesaat.

Kembali membawa pesan lingkungan

Godzilla (2004) menghadirkan kembali pesan penting tentang lingkungan dan dampak manusia terhadap alam. Mengungkit kembali konsekuensi buruk dari eksperimen nuklir dan kebijakan pemerintah dalam menghadapi masalah ini.

“Arogansi manusia adalah berpikir bahwa alam ada dalam kendali kita dan bukan sebaliknya. Biarkan mereka bertarung.” – Ichiro Serizawa

Film Godzilla (2014) membawa kembali kenangan menonton Godzilla (1954). Suasana yang sama dan selipan adegan menyentuh hati berhasil membawa kita kembali mengenang zaman kegelapan. IMDb memberikan skor 6,4/10 sedangkan RottenTomatoes memberikan skor 76%. Ikuti terus berita terbaru dari kanal-kanal Titip Jepang ya! Yuk, baca artikel lainnya di sini^^

BACA JUGA: 5 Daftar Film Godzilla versi Amerika Serikat

BACA JUGA: 31 Daftar Film Godzilla versi Jepang

Jangan lupa ikuti juga media sosial Titip Jepang:
Instagram: @titipjepang
Twitter: @titipjepang
Facebook: Titip Jepang

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *