KATEGORI

Belum ada Produk di keranjang kamu, yuk cari produk incaran kamu di sini!

Pemilik Baru Game Arcade Membawa Keuntungan Segar Setelah Ditinggalkan Sega

Satu setengah tahun lalu para gamer di Jepang merasa sedih ketika Sega meninggalkan bisnis manajemen arcade dan menjual fasilitas hiburan nasionalnya. Meskipun sudah hampir 20 tahun sejak Sega berhenti memproduksi konsol rumahan, perusahaan tersebut tetap menjadi pendukung arcade di Jepang dengan lebih dari 190 cabang.

Keluarnya Sega dari industri manajemen arcade dengan penjualan saham Sega Entertainment (anak perusahaan Sega yang bertanggung jawab atas manajemen arcade) ke perusahaan yang berbasis di Tokyo bernama Genda. Genda awalnya mengubah nama perusahaan dari Sega Entertainment menjadi Genda Sega Entertainment, kemudian berubah lagi menjadi Genda GiGO Entertainment.

Genda GiGO Entertainment secara khusus merupakan anak perusahaan Genda yang saat ini mengelola arcade lama Sega. Dalam laporan keuangan terbarunya, Genda GiGO Entertainment telah membukukan keuntungan sebesar 3,175 miliar yen (sekitar Rp 351.622.912.450) per tahun. Pembalikan besar dari kerugian 2,308 miliar yen (sekitar Rp 255.604.939.192) yang dialami tahun sebelumnya ketika arcade masih dikelola oleh Sega.

Pada tanggal 26 Mei, Genda GiGO merilis laporan keuangan terbarunya dari Maret hingga Desember 2021 (tidak cukup 12 bulan penuh karena Sega Entertainment memulai tahun bisnisnya di musim semi, sedangkan Genda GiGO pada bulan Januari).

Pendapatan dari pelanggan yang datang dan memasukkan koin ke dalam mesin naik 5,1 pada 2021 jika dibandingkan pada Maret – Desember 2020 ketika masih dikelola oleh Sega. Peningkatan tersebut terbilang bagus, namun tidak cukup untuk menjelaskan perputaran hampir lima miliar yen yang dilaporkan perusahaan.

Mesin game arcade tidak murah. Biaya penghentiannya dihitung sebagai proporsi dari nilai yang tercantum. Setelah pengalihan kepemilikan, Genda GiGO mulai mengevaluasi kembali nilai aset tersebut dan mengambil apa yang dikenal dalam akuntansi sebagai kerugian penurunan nilai, menurut portal keuangan Jepang, Dime. Sederhananya, kerugian penurunan nilai adalah pengurangan nilai aset perusahaan yang dapat dipicu ketika nilai wajarnya dianggap kurang dari nilai yang tercantum di neraca, dimulai sebagai harga pembelian penuh aset tersebut. Dengan mengambil kerugian penurunan nilai yang menurunkan nilai aset mereka yang terdaftar, Genda GiGO sekarang dapat menikmati manfaat dari biaya penyusutan yang lebih rendah, sehingga membuatnya lebih mudah untuk menghasilkan keuntungan yang lebih besar dari mesin yang ada bahkan tanpa peningkatan pendapatan yang signifikan.

Pada bulan Maret 2020, tahun kerja terakhir dengan Sega sebagai penanggung jawab, aset tetap perusahaan tercatat kurang dari 24,8 miliar yen (sekitar Rp 2.746.534.875.200). Pada bulan Januari 2022, periode pertama manajemen Genda GiGO, aset tetapnya terdaftar kurang dari setengahnya, yaitu sekitar 11,5 miliar yen (sekotar Rp 1.273.594.801.000).

Kesimpulannya, Genda GiGO belum banyak membangkitkan arcade di Jepang, tetapi secara ekstensif merestrukturisasi pengeluarannya sambil mencapai peningkatan sedikit demi sedikit agar bisa meyakinkan orang untuk masuk dan memainkan beberapa game arcade.

Ikuti terus berita terbaru dari kanal-kanal Titip Jepang! Yuk, baca artikel lainnya di sini^^

Sumber: soranews24

Jangan lupa Ikuti juga media sosial Titip Jepang:
Instagram: @titipjepang
Twitter: @titipjepang
Facebook: Titip Jepang

[blog_posts style=”default” columns__md=”1″ cat=”5199″ posts=”20″ excerpt=”false” show_category=”label” comments=”false” image_height=”100%”]