Wawancara Kolaborasi Eiichiro Oda x Gosho Aoyama Bagian 2! Kapan Titik Balik Detektif Conan dan One Piece Menuju Final?
Eiichiro Oda x Gosho Aoyama – Bagian 2
Sebulan lalu, ONE PIECE dan Detektif Conan sama-sama mengambil hiatus. Di penghujung hiatus mereka, ternyata malah direncanakan acara “ngobrol bareng” dari mangaka andalan dua majalah komik raksasa di Jepang, Weekly Shonen Jump (Shueisha) dan Weekly Shonen Sunday (Shogakukan). Karena wawancara ini sangaaaaat panjang, maka akan kami sajikan jadi tiga bagian, masing-masing berisi obrolan ringan dan menarik dari kedua mangaka papan atas tersebut. Silakan simak bagian pertama dari wawancara legendaris ini! Untuk wawancara bagian pertama, bisa dibaca di sini.
– Apa pendapat kalian tentang protagonis manga masing-masing?
Aoyama: Conan itu tukang atur semua orang.
Oda: Buatku, Luffy adalah karakter yang paling mudah digambar. Aku tahu dia akan jadi karakter yang paling lama menetap bersamaku.
– Kalau begitu, karakter apa yang menurut kalian hanya bisa digambar oleh kalian berdua?
Oda: Sepertinya tetap Luffy. Banyak penulis naskah mencoba “menuliskan” karakternya tapi aku selalu harus memperbaiki dialog-dialognya, kalau tidak begitu, dia tidak akan jadi Luffy yang kita kenal. Apakah ‘Detektif Conan’ juga ada yang seperti itu? Karakter yang selalu harus diperbaiki dialognya?
Aoyama: Kalau di serialku, Gin! Semua penulis selalu mencoba membuatnya bilang “Akan kubunuh semuanya” dan aku harus memberitahu mereka “Bukan, dia bukan orang yang akan bilang begitu” hahaha.
Oda: Aku paham, karakter yang harus selalu diperbaiki dialognya di film adalah karakter yang hanya bisa kita tulis. Dipikir-pikir ini hubungan yang aneh, ya? Dari sudut pandang pembaca, mereka akan sadar detail-detail kecil kalau karakter tersebut bersikap tidak biasa, tapi untuk penulis naskah, rasanya seperti karakter yang benar-benar berbeda.
Aoyama: Aku 100% harus selalu memperbaiki dialog Gin. Belakangan, para penulis naskah hanya memberiku naskah jadi aku langsung memperbaikinya, haha. Kadang malah ditulis seperti adegan komedi romantis, seperti “Aoyama-sensei, tolong aku”, aku yang membaca jadi “Eeeh? Yang benar saja?” hahaha.
Oda: Lalu Anda akan segera memperbaikinya kan, lalu filmnya sukses besar dan mereka terus bergantung pada Anda.
Aoyama: Benar sekali, hahaha. Tapi aku senang kok kalau mereka bergantung padaku!
Titik Balik ‘Detektif Conan’ dan ‘ONE PIECE’
– Kalau melihat ke belakang, sudah lebih dari 100 volume yang Anda berdua terbitkan, di mana saat titik balik serial kalian masing-masing?
Aoyama: Sulit kalau ditanya begitu, tapi kalau harus memilih, mungkin chapter saat aku baru keluar dari rumah sakit setelah rehat karena sakit yang tiba-tiba. Chapter itu dimulai dengan Akai dan Amuro saling menodong pistol (Volume 95, Chapter 1009).
Oda: Kedengarannya keren banget! Kapan chapter itu rilis?
Aoyama: Empat tahun lalu. Aku rehat cukup lama, jadi untuk comeback aku harus menggambar sesuatu yang menggebrak, jadilah adegan keren itu. Meskipun saat itu aku tidak terlalu merencanakan agar chapter-chapter sebelumnya bisa mengarah ke sana.
Oda: Aku juga paham yang Anda maksud, tapi titik balikku malah baru-baru ini. Luffy mendapatkan power-up baru yang disebut ‘Gear 5’, yang mana sudah lama aku ingin menggambarkan ini.
– Mengejutkan karena kalian memilih chapter yang belum terlalu terbit. ‘ONE PIECE’ Chapter 1044, nama asli Gomu Gomu no Mi terungkap, dan Gear 5 bisa membuat Luffy bertarung dengan mengubah seluruh bentuk tubuhnya.
Oda: Aku menggambarnya karena aku ingin bersenang-senang, dan ya kalau ada yang tidak suka sih tidak masalah. Aku hanya ingin bersenang-senang saat menggambar pertarungan. Sejak aku jadi asisten, aku selalu merasa kalau ekspresi kocak yang sangat berkarakter seperti itu di dunia manga perlahan-lahan menghilang. Contohnya adegan bohlam lampu di kepala karakter saat mereka mendapat ide bagus, atau membuat kaki karakter berputar-putar saat berlari.
Aoyama: Benar, dan juga mata yang keluar dari kepala itu.
Oda: Aku selalu menyukai ekspresi-ekspresi simbolis seperti itu, tapi makin ke sini makin jarang terlihat. Tidak ada lagi yang menggambar ekspresi semcam itu meskipun bisa dibilang hal itu adalah kreasi para pendahulu kita yang formulanya masih banyak digunakan sekarang. Battle manga seakan diharuskan terus menerus serius untuk mengejar ekspektasi pembaca dan aku sejujurnya tidak suka dengan itu. Aku tidak ingin karyaku menjadi manga yang serius seperti itu. Aku ingin dan sudah memutuskan untuk bersenang-senang, dan rasanya sekarang aku berhasil melakukannya. Saat menggambar ini, aku sangat senang.
Aoyama: (Melihat gambar Gear 5) Wooa, luar biasa! Aku suka sekali desainnya, keren. Aku juga kagum kamu bisa menggambar ekspresi semacam ini.
Oda: Terima kasih. Saat memikirkan konsepnya, rasanya bisa dianggap kalau tiba-tiba menjadi seperti ‘Tom & Jerry’.
Aoyama: Ya, ya. Aku suka ‘Tom & Jerry’. Aku tidak bisa memaafkan Jerry, hahaha.
Oda: Jerry? Astaga, aku malah mendukung Jerry!
Aoyama: Benarkah? Tom selalu berusaha keras, tapi Jerry terlalu licin. Aku sangat benci Jerry. Meskipun kalau harus membandingkan salah satu di antara mereka dengan Conan, mungkin dia lebih mirip Jerry, haha.
Oda: Saat aku mencoba menggambarkannya untuk pertama kali, rasanya sulit sekali. Dunia ‘Tom & Jerry’ bisa bekerja karena kedua karakter tersebut, jadi aku sangat kesulitan melihat perbedaan sikap antara Luffy, yang bertarung sambil bermain-main dan lawannya yang serius. Tapi akhirnya, kurasa aku berhasil kok. Semakin bertambahnya usia, rasanya semakin sulit dan capek untuk menggambar pertarungan, kan?
Aoyama: Yah, adegan aksi dan pertarungan tidak terlalu banyak muncul di ‘Detektif Conan’, jadi saat aku menggambarkannya, aku malah semangat. Tapi biasanya memang cuma singkat saja karena selalu diakhiri dengan menendang bola sepak. Dulu sekali, aku memang measa capek saat menggambar ‘YAIBA’. Saat menggambar kepulauan Jepang menjadi naga, sulit sekali buatku dan para asistenku untuk menggambar itu. Tapi meski begitu, menggambar adegan aksi itu pengalaman yang menyenangkan kok.
PERUBAHAN SAAT SERIALISASI
– ‘Detektif Conan’ sudah memulai serialisasinya sejak tahun 1994 dan ‘ONE PIECE’ sejak tahun 1997. Dari dulu hingga sekarang, hal-hal apa saja yang berubah?
Aoyama: Saat aku masih menggarap ‘YAIBA’, aku dulu dipanggil “Aoyama-san”. Tapi saat aku memulai ‘Detektif Conan’, semua orang mulai memanggilku “Aoyama-sensei”, haha. Editorku masih tetap memanggilku dengan “-san”, tapi orang-orang di TV atau majalah mulai memanggilku “Aoyama-sensei”.
Oda: Aku selalu dipanggil “Oda-san”. Saat aku berinteraksi dengan editor yang lebih muda, mereka biasanya menggunakan honorofik, aku pun begitu. Tapi karena ada hubungan hirarki antara kami, aku tidak terlalu bisa mengeluhkan situasi ini. Meski begitu, aku tidak suka dipanggil “-sensei”, karena aku “Oda-san”.
– Apa yang paling banyak berubah dari dulu hingga sekarang dalam hal serialisasi?
Oda: Beratku berubah. Ngmong-ngomong soal mangaka, ada yang beratnya berkurang dan yang bertambah. Sejak awal aku mulai serialisasi, aku semakin tambah gemuk. Buatku tidak makan selama 2-3 hari itu hal yang biasa, dan aku tidak ada waktu karena biasanya aku ngantuk saat makan. Karena itulah biasanya aku tidak makan sebanyak orang lain, karena kalau tidak begitu aku bakal makan banyak. Badanku jadi terasa lemah dan terancam, makanya jadi seperti menyedot semua yang kumakan. Meski begitu, aku tidak terlalu banyak makan, tapi beratku tetap bertambah jadi bisa dibilang aku sudah kalah… Aku tidak terlalu suka ngobrol tentang hal ini, hahaha.
Aoyama: Haha, dulu aku cukup gemuk. Karena itulah aku jadi sakit dan dokter bilang aku harus diet, yang mana sudah kulakukan, tapi kayaknya sekarang aku pelan-pelan menggemuk lagi.
Oda: Sekarang soal yang lebih serius, rasanya (setelah serialisasi cukup lama) secara tidak sadar jadi punya semacam kekuatan misterius, apa pun yang kukatakan bisa jadi hal besar. “Ini perkataanku benar-benar diikuti oleh banyak orang?”, dan hal-hal semacam itu.
Aoyama: Iya… Sejujurnya aku juga berpikir hal yang sama, haha. Aku tidak boleh mengucapkan hal-hal buruk.
Oda: Aku mulai merasa bertanggung jawab dan berhati-hati dengan hal-hal yang kukatakan karena namaku sudah semakin membesar. Meskipun aku sendiri tidak berubah, rasanya seperti hal-hal dan orang-orang di sekelilingku terus berubah. Sering kali editorku sudah menjadi fans ONE PIECE dan bilang padaku “Saya sudah membaca ONE PIECE sejak lama”, hal ini menjadikanku sulit berlaku keras dan aku jadi lebih lembut.
Aoyama: Kita juga punya banyak asisten dan staf animasi yang sebelumnya adalah fans dari karya kita ya.
Oda: Tapi pada akhirnya mereka adalah orang dengan hasil kerja yang bagus, karena mereka sangat menyukai serialnya.
– Kalau dibolehkan untuk melepaskan posisi sekarang dan menggambar sesuai keinginan, kalian ingin menggambar apa?
Aoyama: Aku ingin menggambar ‘Journey to the West’ sebagai cerita pertarungan. Aku selalu suka Goku (Sun Go Kong). Dia itu karakter terkuat sepanjang masa, kan?
Oda: Akan keren kalau aku bisa menjawab “serial misteri”, haha. Tapi aku tidak akan bisa, otakku tidak sanggup.
Aoyama: Hahaha.
Oda: Aku sudah menggambar segala yang ingin kugambar. Dulu aku ingin menggambar soal robot, tapi kuputuskan untuk menggambarkannya sekarang. Segala hal yang ingin kugambar sudah kumasukkan ke dalam ‘ONE PIECE’, jadi kalau ditanya apa yang ingin kugambar, aku akan menjawab ‘ONE PIECE’ lagi.
Aoyama: Wow, luar biasa. Kalau aku ditanya apakah aku mau menggambar ‘Detektif Conan’ lagi … Tidak tahu ya… Hahaha, aku juga punya banyak hal yang ingin kugambarkan di serial ini, jadi mungkin saja ya.
“Komedi Romantis”, “Persahabatan” dan Pesona Karakter!
– Menurut kalian, apa kekuatan manga kalian masing-masing?
Oda: Kurasa hal yang paling penting dalam suatu manga adalah “alat untuk mencari teman”. Memang ini topik yang umum sih, tapi faktanya aku banyak dapat teman waktu kecil karena manga.
Aoyama: Kuharap ‘Detektif Conan’ bisa membantu kehidupan percintaan para pembacanya, aku ingin para pembaca bisa jatuh cinta seperti para karakter di sini. Tapi kalau begitu, biasanya berakhir dengan “kisah komedi romantis pembunuhan”, hahaha
Oda: Manga adalah dunia mimpi, aku selalu berjuang untuk menggambar adegan yang indah.
– Ngomong-ngomong soal komedi romantis, Aoyama-sensei sebelumnya bilang kalau “komedi romantis”, “petualangan” dan “pershabatan” adalah “3 elemen hit untuk manga shonen”, dan jelas sekali kalau Aoyama-sensei sangat jago soal “komedi romantis dan petualangan”, dan Oda-sensei ahli dalam “petualangan dan persahabatan”.
Aoyama: Komedi romantis… kamu belum pernah menulis genre ini kan, Oda-kun?
Oda: Belum. Ada tradisi di Jump tentang komedi romantis ya harus komedi romantis, dan pertarungan ya pertarungan. Dua genre itu sangat terpisah dan berbeda.
Aoyama: Oh ya, kalau begitu perkembangan komedi romantis saat pertarungan sepertinya memang tidak cocok untuk Jump.
Oda: Aku juga tidak terlalu banyak baca genre itu sih, tapi ‘Detektif Conan’ berhasil memasukkan elemen-elemen itu dengan baik! Kurasa Anda berhasil memaksimalkan settingnya.
Aoyama: Yah, aku memang suka komedi romantis sih, tapi kurasa kamu tidak terlalu tertarik ya, Oda-kun.
Oda: Aku ragu aku bisa menggambarnya dengan baik, juga sedikit malu, haha.
Aoyama: Di sisi lain, persahabatan itu tema yang sulit buatku. Bukan tidak bisa sih, tapi aku tidak bisa dapat ide yang menurutku “Oh, yang ini keren nih”. Kurasa karakter-karakter yang bisa kugambarkan dengan topik itu (persahabatan) cuma anggota akademi polisi (Red. Amuro dan teman-teman masa lalunya dan komik spin-off Wild Police Story).
Oda: ‘Detektif Conan’ benar-benar punya banyak karakter dengan hubungan romansa, kan? Perkembangannya penuh dengan perasaan bersambut. Tapi aku juga tahu kalau aku menggambar romansa, banyak fans yang akan pergi. Kurasa oke lah kalau cuma perasaan searah, tapi kalau dua arah, dua karakter itu akan kehilangan fans.
Aoyama: Aku tidak akan pergi lho, haha.
Oda: Eh, yang benar!?
Aoyama: Sebaliknya, kurasa bakal menarik. Hampir semua karakterku punya pasangan. Malah jarang yang tidak punya pasangan.
Oda: Banyak orang yang mendukung pasangan ya! Yang seperti itu jarang kubaca saat aku kecil. Di Jump zaman dulu, ada mangaka yang bahkan tidak bisa menggambar wanita. Karena itulah ketika aku mengirimkan karya, aku menambahkan karakter wanita. Aku ingin menggambar wanita kuat, dan kurasa karakter seperti Nami cukup jarang saat itu.
– Popularitas Nami mencapai skala global, hal ini terlihat dari hasil Poling Karakter Favorit untuk merayakan Chapter 1000 ‘ONE PIECE’.
Oda: Iya, kami mengadakan poling karakter favorit di seluruh dunia. Kasus untuk dua karakter utama cewek, Nami terbukti sangat luar biasa populer di Jepang, sementara wanita dewasa seperti Nico Robin kelihatnnya lebih popuer di negara luar. Selera dan perasaan ternyata memang berbeda-beda di setiap negara, ya.
Aoyama: Aku sadar kalau ‘Detektif Conan’ cukup populer di Cina, tapi kurasa tidak begitu ada bedanya. Tapi, Ai Haibara sangat populer lho, terutama di luar negeri.
– Ai Haibara mendapat peringkat 1 untuk “Voting Karakter Favorit Perempuan” saat ‘Detektif Conan’ mengadakan poling dalam rangka merayakan penayangan ‘The Bride of Halloween’, (Haibara) mendapatkan ilustrasi gambar tangan langsung dari Aoyama-sensei. Meski begitu, luar biasa lho jumlah karakter yang muncul di poling karakter untuk ONE PIECE dan Detektif Conan.
Aoyama: Dan jumlah karakternya terus bertambah lho. Bahkan ada karakter seperti Chihaya Hagiwara, yang baru muncul belum lama ini.
Oda: Aoyama-san, bagaimana cara Anda menetapkan penampilan karakter?
Aoyama: Pakai intuisi. Kalau aku merasa perlu menambahkan karakter, atau merasa ada yang kurang nih di serialnya, aku langsung menggambarkannya. Kalau kamu, bagaimana caramu menentukan nama-nama karakter, Oda-kun?
Oda: Aku mengambil inspirasi dari berbagai tempat.
Aoyama: Ada nama-nama yang lucu juga. Sanji, Niji, Ichiji (Red. Dalam Bahasa Indonesia Ichi berarti 1, Ni berarti 2 dan San berarti 3, ini jadi semacam permainan kata.) “Eh, ini beneran namanya begini?”
Oda: Aku sudah lama ingin menggambarkan masa kecil Sanji, dan juga memikirkan setting soal dia yang punya satu saudara cowok, tapi kemudian anakku sedang gandrung dengan ‘Osomatsu-san’ saat aku sedang menggambarkan bagian cerita Sanji yang itu. Aku ingin anakku menyukai komikku, makanya aku mencoba menyaingi kembar enam dengan membuat kembar empat, hahaha.
Bagaimana Menghadapi Impresi Pembaca?
– Saya yakin kalian berdua pasti menerima banyak surat dari fans setiap minggu, tapi tipe surat seperti yang paling kalian sukai?
Oda: Aku sangat menghargai segala jenis surat, tapi secara khusus aku bahagia kalau mereka (fans) menuliskan apa yang mereka sukai tentang chapter yang terbit di minggu itu. “Oh, jadi kalian memperhatikan sedetail itu ya.”
Aoyama: Saat aku membaca-baca komentar, aku biasanya membacanya sambil mengecek manga-nya. Aku jadi nyengir sendiri dan mengulang-ulangi membaca sambil berpikir “Benar sekali, bagian ini memang bagus.”
Oda: Ah! Apa Anda pernah mempertimbangkan untuk menjawab surat-surat fans, atau malah sudah pernah?
Aoyama: Tidak, kurasa akan makan waktu dan tenaga yang banyak, tapi kalau bisa seperti itu luar biasa lho (Red. mengacu ke SBS di One Piece).
Oda: Terima kasih.
Sampai di sini dulu transkrip wawancara duo mangaka papan atas Bagian Kedua ini. Sampai jumpa di Bagian Terakhir ya, Titipers!
Ikuti terus berita terbaru dari kanal-kanal Titip Jepang ya! Yuk, baca artikel lainnya di sini^^
Jangan lupa Ikuti juga media sosial Titip Jepang:
Instagram: @titipjepang
Twitter: @titipjepang
Facebook: Titip Jepang
[blog_posts style=”default” columns__md=”1″ cat=”5040″ posts=”20″ excerpt=”false” show_category=”label” comments=”false” image_height=”100%”]